XXXIX - Dunia Merestui

5.6K 399 34
                                    

Aku masih tak menyangka semua kejadian yang menyampiriku. Cukup membuat aku tertegun dan tak bisa berkata-kata. Pertama, papa mengirimku ke Indonesia. Kedua, Fachry menyusulku. Ketiga, Bima sepupunya Fachry. Keempat, perempuan yang ku jumpai di supermarket waktu itu ternyata kakak kandungnya Fachry. See? semuanya tidak terlihat kebetulan.

Apa ini semua?

Kenapa semua kehidupanku ada hubungannya sama Fachry. Apa benar Fachry itu hidup dan matiku?

Najis!

Tapi kenyataannya, dia sekarang udah jadi pacarku. Kenyataannya, aku tak mau jauh darinya. Kenyataannya, aku ingin di dekatnya setiap saat, setiap detik hidupku. Aku gak tau kenapa aku malah lebih mengharapkannya daripada popi dan papa. Aku gak tau kenapa aku ingin sekali hidup berdua dengannya tanpa ada yang menggangu. Ternyata benar kata orang. Jangan terlalu benci sama sama seseorang, itu membuat kita akan menjadi salah satu orang yang sangat mencintainya. Lihatkan? sekarang aku malah ingin bersama Fachry. Orang yang notabennya musuh bebuyutanku.

Malam ini adalah malam kesekian aku dan Fachry jalan berdua. Setelah tadi menemui kakaknya untuk meminta duit. Akhirnya kami pergi mengelilingi kota. Sebenarnya, tak ada tempat spesifik yang ingin kami kunjungi. Setiap Fachry ngajak jalan, dia akan mengajakku keliling kota sampai tengah malam. Katanya biar dia hapal daerah Jakarta. Dan benar saja, udah hampir sebulan dia di sini, dia udah hatam dengan jalan di jakarta ini. Sementara aku? aku masih bingung.

"Laper gak?" tanya Fachry di saat lampu merah menghentikan seluruh kendaraan.

"Dikit."

"Yaudah, makan yuk! Mau makan apa?"

"Terserah."

"Mie aja gimana?"

"Yaudah."

"Kok yaudah? gak ada alasan lain?"

"Yaudah, kamu mau makan apa?"

"Makan nasi goreng aja, gimana?"

"Yaudah."

"Kok yaudah?"

"Apasih! Kamu maunya apa?"

"Ya kamu kok mau-mau aja, biasanya kan cewek-cewek pasti banyak maunya."

"Yakan aku cowok! aneh!"

"Hehe, becanda, ih serius amat, yaudah kita makan mie aja."

Aku juga tak habis pikir sama cewek-cewek yang kalau diajak makan, pasti jawabannya 'terserah'. Kami para cowok juga manusia. Giliran dikasih tau mau makan apa, banyak alasan. Tapi pas ditanya jawabannya masih sama. Aneh.

Tanpa kami sadari, beberapa mata tertuju ke kami. Terutana pengendara motor lainnya. Diantara mereka ada yang memasang ekspresi jijik, ketawa, nyengir, sampai senyum-senyum.

Akupun langsung menutup kaca helmku kemudian menundukkan kepalaku. Bisa-bisanya aku lupa kalau kami sekarang ada di tengah jalan.

Saat lampu hijau menyala, Fachry langsung menarik gas. Kami menuju tempat makan. Sebenarnya, aku tak terlalu lapar. Tapi aku tau, Fachry pasti lapar. Jadi yaudah, sekalian nemenin dia makan.

Aku masih tak mengerti kenapa aku sebucin ini sama manusia yang satu ini. Bahkan belakangan ini, sehari saja tak melihat dia, rasanya seperti ada yang kurang. Apa yang sudah anak ini lakukan. Jangan-jangan aku udah disantet? Kurang ajar Fachry!

Kami berhenti di tempat makan. Seperti biasa, setiap aku makan, pasti Fachry selalu memandangiku terlebih dahulu. Setelah itu dia baru memakan makanannya. Aneh. Manusia paling aneh yang pernah aku temui. Alasannya, kenyangnya akan nambah kalau dia makan sambil liatin aku. Aneh kan?

Love Me Like You Do [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang