Setelah merasakan tidur yang cukup nyenyak, aku terbangun pukul 6 pagi. Mataku yang masih setengah tidur langsung bangkit menuju kamar mandi. Di sana aku melihat diriku dari cermin. Terlihat sangat berantakan. Rambut acak-acakan, mata setengah terbuka, baju kusut, wajah tak karuan. Aku menghela napas melihat pemandangan yang tak cukup indah itu.
Aku menyalakan air kemudian mencuci mukaku yang berantakan. Setelah itu aku menggosok gigiku. Biar apa? Ya biar wangi. Setelah semuanya selesai, aku kembali melihat wajahku yang sudah cukup membaik.
"perfect!" ucapku.
Aku langsung kembali keluar kamar mandi. Merapikan bajuku sedikit. Lalu keluar untuk mencari makan. Di hotel ini, ada restoran khusus di lantai bawah. Jadi, gak repot-repot lagi untuk keluar mencari makan. Di dalam sudah di sediakan.
Kakiku sekarang sudah bertapak di lift. Kebetulan kamarku berada di lantai 3. Gak cukup jauhlah, tapi aku malas menggunakan tangga. Kalau ada yang praktis, kenapa harus yang manual?
Sampai di lantai yang aku tuju, aku langsung keluar. Tujuan utama ku kini yaitu restoran. Aku sudah lapar. Semalam aku gak sempat membeli cemilan. Nanti saja.
Di restoran, aku langsung memesan makanan yang ingin aku makan pagi ini. Soal pembayaran, gak usah repot, aku punya uang. Kalau gak punya, gimana aku bisa nginap di hotel yang megah ini?
Tak lama aku menunggu, pesananku sudah datang. Pelayanannya sangat baik. Makanannya juga enak. Sebenarnya, ini bukan kali pertama aku nginap di hotel megah seperti ini. Waktu aku umur 10 tahun, kamu pernah jalan-jalan ke Prancis dan hotel yang papa pilih sangat mewah. Jadi kangen traveling bareng papa sama popi.
Aku sedang asik menyantap hidangan yang ada di hadapanku, tiba-tiba ada seorang pria menghampiriku. Dia memakai jas putih, tinggi, tampan, dan memukau. Aku yang masih asik makan, memerhatikannya yang berdiri sejak tadi menatap ke arahku.
"Ada apa ya pak?" tanya ku. Aku sedikit risih dipandangin seolah-olah aku adalah makhluk paling bersalag di seluruh dunia.
"Sendirian aja?" tanyanya. Jujur, dia sangat tampan. Tapi, aku tidak tertarik. Aku sebatas memuji antara sesama manusia.
"Iya, kenapa?"
"Enggak, boleh saya duduk?"
"Boleh, duduk aja, gak ada yang ngelarang."
Pria itu langsung duduk setelah aku mempersilahkannya. Dia selalu tersenyum. Bisa ditafsir, pria ini pasti berumur 30an. Dari gaya pakaiannya dan tampangnya. Tapi, memang masih kelihatan muda. Mungkin saja perawatan.
"Kamu nginap mulai kapan?" tanya bapak itu.
"Baru semalam."
Dia terus bertanya. Aku tetap asik dengan sarapanku, pria itu juga asik dengan hp nya sambil bertanya. Karena aku tidak terlalu mengurusinya, jadi aku tetap melanjutkan makanku. Toh juga pertanyaannya tetap aku jawab.
"Boleh kita foto?"
Aku terdiam dan langsung menatap pria itu. Jiwa panikku memberontak. Mungkin saja ini stalker yang mau menguras duitku. Atau seseorang yang mau berniat jahat. Tapi, sebisa mungkin aku berpikir positif.
"Buat apa?" tanyaku memastikan. Karena bagaimanapun, kita harus tetap waspada. Jaman sekarang yang berpenampilan bagus yang bertindak kriminal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me Like You Do [end]
Fiksi Remaja#1 - bromance (9/27/2020) Kalau kalian membaca cerita ini, pastikan kalian sudah membaca My Annoying Boss. Karena, ini lanjutan dari kisah kehidupan mereka. Lebih tepatnya anak mereka. Yes!!! Razka Faris Asgard. Selamat menikmati dunia Razka!!!! Co...