XXX - I'm Lost

4.9K 402 25
                                    

Mataku masih saja menatap jam yang terus bergerak maju setiap detiknya. Berharap jarum jam itu berhenti selamanya. Ujung jarumnya sudah mengarah ke jam 16:30. Sementara Aku masih stand by menunggu apa yang akan terjadi nanti.

Kemarin dua makhluk yang mengejarku memaksa untuk datang ke rumah. Padahal, aku sudah bilang kalau aku tidak menerima tamu. Tapi, mereka tetap kukuh ingin datang. Alasan mereka pun tidak ada yang jelas.

Kekhawatiranku dengan keadaan saat ini membuat aku semakin bingung cara mengontrol napas. Jantungnya sudah gak karuan. Berniat ingin mengabaikannya tapi aku gak bisa. Aku bahkan gak tau apa yang aku risaukan. Fachry dan Bima bahkan tak memiliki slek lagi. Tapi, kenapa aku yang jadi kebingungan?

Entahlah...

Aku hanya berharap ban mereka bocor di tengah jalan.

Tning!!!

Hpku berbunyi. Aku terperanjat dan langsung melihat ke layar hpku. Di sana sudah ada satu pesan masuk melalui aplikasi whatsappku.

Fuckry: aku agak telat ya, ban motorku bocor.

Tak berapa lama, satu pesan lagi masuk.

Bima: sial banget ban mobil gw bocor! gw agak lama ya nyampenya.

Saat itu juga aku terdiam. Apa yang aku inginkan baru saja dikabulkan oleh Tuhan. Bolehkan aku minta satu hal lagi? Aku mau mereka tidak jadi datang ke rumah.

Aku duduk di atas sofa sambil melipat kaki. Sejak tadi aku masih saja menatap jam dinding besar yabg tergantung di dinding rumah nenek. Semua orang ada di rumah. Kecuali papa, katanya sih, dia mau ke perusahaannya om Edgar. Tapi bukan itu yang jadi pusat perhatian ku sekarang. Pusat perhatianku tertuju pada dua manusia yang bentat lagi pasti bakal ada di depan rumah.

Jam sudah menunjukkan pukul 17:07. Aku masih setia menunggu dua makhluk itu sampai di depan rumah. Mataku masih saja terus menatap jam dan hp secara bergantian.

"Kamu kenapa?" tanya popi tiba-tiba yang datangnya entah dari mana. Aku terperanjat dan langsung menatap pria itu.

"Enggak, ini, Razka bosen."

"Dari tadi popi lihat kamu lihatin jam sama hp kamu aja, kenapa?"

"Gakpapa pi!"

"Bohong! Eh! Popi udah duluan hidup dari kamu, popi tau sikap kamu ini pasti lagi ada apa-apa!"

"Ck! Fachry sama Bima mau dateng!" jawabku cepat.

"Hah? Sekarang banget?"

"Iya, kalau besok, ngapain Razka kek gini di sofa? Mending leha-leha di kamar."

"Waduh!"

Aku mengernyitkan keningku melihat ekspresi popi.

"Kenapa?" tanyaku.

"Mereka mau ngapain?" tanya popi.

"Ngajak nikah!"

"Hah?"

"Gak tau! Ini Razka kenapa jadi kayak cewek sih? Pake acara diajak jalan segala!"

"Biasa aja ah!" popi duduk di sofa yang lain. "Dulu popi waktu seumuran kamu, banyak kok yang ngajak popi jalan, cowok semua. Tapi popi tolak, karena popi merasa aneh sama mereka dan mereka juga bilang suka sama popi. Sementara, waktu SMA popi masih suka cewek."

"Eh, pas popi umur 25 tahun, popi suka sama bos popi. Yaudah, udah takdir kali ya, popi harus sama cowok, bukan sama cewek."

"Popi!" bentakku.

Love Me Like You Do [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang