Irish keluar dari ruangan dokter kemudian bergegas menemui Via diikuti Rey dibelakangnya. Gadis itu mengusap air matanya dengan perasaan kesal setelah mengetahui yang sebenarnya.Ia sungguh tak menyangka Via bisa se egois itu. Padahal tadi masih ada kesempatan untuk Alfo bertahan hidup jika Via segera meminta bantuannya. Tapi nyatanya tidak, bahkan di saat genting seperti tadi, cewek itu tetap keras kepala.
Plakk!
Irish menatap Via nyalang setelah memberikan tamparan keras pada cewek itu. Nafas irish memburu, matanya menyorot tajam. Kekesalannya kali ini memuncak setelah cukup lama ia tahan.
Sementara itu melihat tindakan Irish barusan, Rey dan sepasang kekasih itu sama-sama terkejut.
"Maksud lo apa, hm?!" Tanya Via dengan suara serak karena terlalu lama menangis.
"Harusnya Irish yang tanya. Kenapa kakak tega biarin papa berjuang ngelawan maut sendirian?! Padahal jelas-jelas irish bisa bantu!! KENAPA KAKAK TETAP KERAS KEPALA SAAT NYAWA PAPA JADI TARUHANNYA! Sepenting itukah ego kakak daripada keselamatan papa, ha? Irish bener-bener kecewa. Kalau aja kakak beritahu irish mungkin papa masih hidup sekarang. Papa masih bisa sama kita semua. Tapi sayangnya udah terlambat."
Mendengar perkataan Irish, Via lantas mengerutkan kening dengan wajah tak bersahabat. "Maksud lo gue yang bersalah atas hal ini?" Tanya nya tak terima.
"YA!"
Via sontak berdecih kesal. "Lo nggak tahu apa-apa. Jadi pergi dari sini sebelum gue panggil satpam buat ngusir lo," Ancamnya.
"Sadar kak! Please." Pinta irish menitikkan air matanya. Gadis itu menunduk lemas dalam dekapan Rey. Sepertinya akan sia-sia berbicara dengan Via saat ini.
Melihat diamnya Irish, via dan Mervin lantas memilih pergi dari sana tanpa menghiraukan mereka.
_____
Langit tampak meredup. Hembusan angin menerpa serpihan bunga yang bertaburan di atas makam itu. Orang-orang berbaju hitam mulai pergi dari sana setelah selesai mengikuti sesi pemakaman beberapa saat lalu.
"Irish, ayo nak. Kita pulang," ucap Tara yang sudah merasa tak nyaman dengan pandangan Rena yang ditujukan pada gadis itu.
Irish terisak, gadis itu menjatuhkan air matanya. Perlahan ia mendongakkan kepalanya. Berdiri dan hendak pergi dari sana dengan berat hati. Gadis itu masih tak Rela ayahnya pergi.
Tara paham akan hal itu, ia ingin menemani iris lebih lama di sana. Tapi karena keluarga itu seperti mengajak irish duel, maka Tara memilih tak berlama-lama di makam tersebut. Ia harus membawa irish pergi sebelum terjadi keributan.
"Hiks..," Rey mengusap bahu irish menenangkan. Satu tangannya ia gunakan untuk mengusap air mata irish.
"Tunggu hingga tiba saatnya." Desis Rena dengan senyuman smirk. Irish dan lainnya bahkan masih bisa mendengarnya. Namun mereka memilih mengabaikan ucapan wanita itu.
"Mama punya rencana?" Tanya Via yang refleks menoleh setelah kalimat tadi keluar dari mulut Rena.
Rena langsung mengubah ekspresi wajahnya, ia menggeleng menatap putri satu-satunya. "Semoga papa kamu tenang di sana. Mama nggak nyangka bisa secepat ini." Ucapnya merangkul Via.
Mervin dan orang tuanya yang menyaksikan juga turut sedih. Mereka sama-sama mendoakan sebagai wujud bela sungkawa.
"Jeng, kami pamit. Jangan berlarut-larut dalam kesedihan. Saya besok bakal mampir ke rumah jeng Rena. Kita menghibur diri seharian penuh? Gimana?!," usul mitta.
Rena terkekeh. Ia mengangguk. Mitta lantas tersenyum senang. "Mervin, kamu tetep di sini, jagain Via sama calon mertua kamu. Kalau udah selesai anter mereka pulang." Ujarnya sebelum benar-benar pergi.
Mervin mengangguk. "Iya, mah."
"Ayo, pa." Mitta menggandeng tangan suaminya dan berjalan beriringan menjauhi tempat itu.
________
Irish memasuki kamarnya. Ia merebahkan diri di ranjang. Matanya tertutup. Nafasnya mulai teratur. Rupanya gadis itu telah tertidur.
Rey dan filma yang baru masuk terheran-heran menatap irish. Gadis itu dapat pergi ke alam mimpi begitu cepat, bahkan hanya dengan merebahkan diri saja.
"Yah, kak irish tidur. Padahal ima mau main," anak kecil itu cemberut menekuk wajahnya.
"Besok kan bisa, ima."
Filma menggeleng kuat di gendongan cowok itu. "Nggak mau, ima maunya sekarang. Dari kemaren ima udah tahan gara-gara kak irish sibuk. Masak sekarang nggak bisa juga?!" Protesnya.
"Eh, eh, eh, kok marah? Kamu nggak kasian sama kak irish? Liat, kak irishnya lagi cape tuh." Tutur Rey mencoba membuat adiknya mengerti.
Filma terdiam dengan pandangan lurus ke arah irish. "Maap", gadis kecil itu menunduk menyadari kesalahannya.
Rey terkekeh. "Sekarang kakak anter kamu ke kamar. Kamu harus istirahat juga."
"Nggak mauuu!!! Ima mau tidur sama kak irish, aja."
"Hmm, yakin? Kamu harus ikut tidur loh ya, jangan malah mainin rambut kak irish."
Filma tertawa. Ia menunjukkan jari kelingkingnya. "Janji!" Uacpnya mantab.
Mereka lantas saling menautkan kelingking. "Anak pintar!" Puji Rey.
Rey menurunkan filma dari gendongannya. Dan membiarkan gadis kecil itu tidur bersama irish. Ia menyelimuti mereka berdua sebelum dirinya keluar dari kamar tersebut.
"Selamat tidur dua tuan puteri." Gumamnya.
_______
"Gimana Rey? Kalau kamu setuju papa akan atur keberangkatan kalian secepatnya." Ujar gavin menatap Rey yang tengah berpikir.
Tara ikut menatap putranya itu. Menurutnya keputusan ini adalah yang terbaik. Dengan irish pergi jauh dari negara ini bisa membuat gadis itu terbebas dari Rena si mak lampir.
Rey menghela nafas, ia menatap kedua orang tuanya. "Rey setuju pa!" Putusnya mantab.
Gavin tersenyum begitupun Tara. "Kalau gitu kamu besok bicarakan dengan irish mengenai hal ini. Sekarang kamu tidur, papa sama mama mau olahraga dulu." Tara berdiri dan menarik gavin untuk pergi dari sana meninggalkan Rey yang geleng-geleng kepala menanggapi. Cowok itu tersenyum kecil. Ia melihat jam tangan yang menunjukkan pukul 12 malam.
"Semoga keputusan kali ini tepat buat irish kedepannya, " Gumamnya.
Keesokan harinya, seperti yang dikatakan Tara. Rey memberitahu irish soal percakapannya semalam. Dan dengan alasan yang logis tentunya.
Setelah berpikir cukup lama, irish menghela nafas dan mengangguk. Jika dirasa-rasa, ia juga sudah muak dengan orang-orang disekitarnya. Mungkin ini saatnya ia memulai hidup baru tanpa ada mereka yang pernah menganggapnya sampah.
"Makasih, rish." Rey sontak memeluk irish dengan erat. Ia bahagia sebahagianya. Ekspektasinya mereka di sana akan sangat bahagia terutama irish.
·
·
·
Guys maaf banget, aku lama up. Tugas online numpuk soalnya: ((( waktu buat nulis juga dikit bngt.Aku harap kalian suka sama part ini> <
KAMU SEDANG MEMBACA
The Nerdy Girl ( Season 1 Completed )
RomanceHighest rank #2 in people [ 31-05-2020 ] #1 in people [12-08-2020 ] #1 in pelindung [07-10-2020] ______ Clairish Cassandra Jhone. Gadis buruk rupa yang selalu tersenyum walaupun hatinya tersakiti. Gadi...