Chapter 22 |Permohonan Kania|

1K 76 17
                                    


Acara telah selesai. Para tamu berhamburan pulang ke kediaman masing-masing. Begitupun Mervin, cowok itu pulang setelah bercengkrama beberapa saat dengan keluarga via.

Sang pemilik rumah memilih tidur dan menyerahkan tugas beres-beres kepada irish dan para maid lainnya.

Peluh membasahi tubuh mereka semua. Dari pagi mereka bekerja tanpa adanya istirahat. Dan sekarang sudah menginjak pukul 2 dini hari. Dengan sisa-sisa tenaga akhirnya pekerjaan usai juga.

Irish menyandarkan tubuhnya ke dinding. Gadis itu menghela nafas lelah seraya mengusap keringat didahinya. "Besok sekolah nggak ya?!" Batin irish dalam hati. Ia benar-benar capek. Tulang-tulangnya remuk. Entah bagaimana kondisi tubuhnya besok jika irish memaksakan untuk masuk sekolah.

"Non irish, kita balik ke kamar duluan ya." Ujar salah satu maid mewakili teman-temannya.

"Eh, iyha. Silahkan." Jawab irish kembali menegakkan tubuhnya. Para maid tersebut kemudian pergi dari sana meninggalkan irish yang masih berada di dapur.

Irish melangkahkan kakinya. Mencuci kedua tangannya dan mengambil handphone di saku bajunya. Gadis itu tersenyum saat teleponnya sudah tersambung dengan orang diseberang sana.

"Bu, apa kabar? Maaf irish telepon malam-malam begini." Ya, marni. Irish menelpon wanita paruh baya itu. Berhubung mereka sangat susah untuk bertemu maka komunikasi hanya sebatas Android saja. Namun walau begitu irish tetap bersyukur.

"Eh, irish. Ibu baik, kamu tumben bangun jam segini?" Jawabnya. Dapat dirasakan dari nada bicaranya, wanita itu senang mendapat telepon dari putrinya.

Irish tersenyum. "Irish belum tidur bu, kerjaan baru aja selesai. Ibu sendiri juga tumben bangun jam segini?"

Kekehan diseberang sana terdengar. "Ibu nggak sengaja kebangun. Ngomong-ngomong disana ada acara, ko kerjaan baru selesai?" Tanya marni.

"Kak via tunangan, jadi akhir-akhir ini irish sibuk sampe lupa ngabarin ibu."

"Oh, gitu toh. Kamu pasti capek, nak. Mending mandi abis itu tidur. Badan kamu butuh istirahat." Saran marni.

"Ehm...yaudah deh. Ibu baik-baik di situ, maaf buat sekarang irish belum bisa jenguk ibu lagi."

"Nggak apa apa, irish. Ibu ngerti."

Gadis itu terkekeh. "Kalo gitu irish tutup teleponnya."

"Iya nak".

Tut... tut...

Irish tersenyum, gadis itu menyimpan ponselnya. Ia berbalik dan berjalan menaiki anak tangga setelah mematikan lampu yang menerangi di tempat itu.

____

Ke esokan harinya irish bangun seperti biasa, ia memutuskan untuk sekolah hari ini. Ia sebenarnya ingin izin 1 hari saja, namun niat itu irish batalkan setelah membaca grup kelas yang menyatakan bahwa ulangan kimia akan di laksanakan hari ini.

"Hoamm!!" Gadis itu menguap. Kakinya bergerak turun dari atas ranjang. Masih jam 4, sepertinya ia akan membantu bi ida menyiapkan makanan di dapur agar siap saji lebih cepat.

Irish berdiri berjalan masuk ke dalam kamar mandi dan membasuh wajahnya. Kemudian setelahnya gadis itu turun ke lantai dasar. Dari kejauhan ia melihat ida yang kerepotan menggoreng ikan. Irish lantas berjalan cepat dan segera mungkin membantu wanita itu.

Melihat kedatangan irish, ida sedikit terkejut namun sedetik kemudian ia tersenyum mendapat bantuan seperti itu. Terkadang ia heran. Sifat irish sangat berbanding terbalik dengan orang tuanya. Gadis itu baik, senang menolong, tidak seperti rena dan keluarga yang sinis dan mementingkan kepentingan pribadi.

The Nerdy Girl ( Season 1 Completed ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang