Chapter 17 |Marah|

1.1K 79 32
                                    

Rena menarik irish ke kamar mandi, gadis itu tersungkur ke lantai saat rena menghempaskannya. Tangan rena bergerak cepat menyalakan shower dan mengarahkan benda itu pada irish.

"Rasakan ini!!" Geram rena.

Irish menutupi wajahnya dengan tangan. Gadis itu kedinginan. Dia menggigil. "Nyo-nya cukup. Saya nggak kuat!" Pinta irish gemetaran.

"Saya tidak peduli! Gara-gara kamu, semuanya kacau. Emang dasar ya!! Nyesel saya pernah ngelahirin kamu! Anak nggak berguna!!"

Bagaikan tersambar petir. Hati irish sangat sakit mendengarnya. Ucapan rena barusan seperti ribuan jarum yang berdesakan menusuk hatinya. Gadis itu menangis. Tangisan yang terdengar menyayat hati, namun rena sama sekali tak menggubris nya.

"Maaf...", cicit irish yang memang tak tahu harus mengatakan apa lagi.

"MAAF, MAAF! APA TIDAK ADA KATA-KATA SELAIN ITU HAH? SAYA MUAK MENDENGARNYA KAMU TAU ITU?!!!". Bentak rena membuat irish tersentak. Tangisan irish makin menjadi-jadi. Ia teringat marni. Dulu saat disiksa seperti ini wanita itulah yang selalu bisa menyelamatkan dirinya. Namun sekarang mustahil. Mustahil jika marni tiba-tiba datang dan memeluknya penuh kasih sayang dan membawanya pergi.

"Dengar ya!! Jangan sampai saat acara pertunangan nanti kamu membuat kekacauan!! Jika sampai itu terjadi, habis kamu saya kurung di gudang selama 1 minggu!! Biar mati sekalian!!" Desisnya tajam. Irish tak merespon, gadis itu masih menangis.

Rena mematikan shower. Mengembalikan benda itu ke wadah semula dan berjalan pergi dari sana dengan menghentakkan kakinya.

Tak lama setelah itu beberapa maid datang. "Aduh, non irish! Sebentar, saya ambilkan handuk. Mia tolong ambil kotak minyak kayu putih!" Ucap bi maryam.

Para maid itu langsung mengobati irish. Membawakan baju ganti dan menyelimuti gadis itu dengan haduk untuk di bawah ke kamar.

_____

Pagi yang cerah. Sinarnya yang menyilaukan mata menelusup pelan melalui celah-celah gorden. Seorang gadis yang masih terbaring di kasurnya perlahan membuka mata. Ia terduduk setelah melirik jam dinding yang menunjuk angka 6. Gadis itu telat bangun hari ini lantaran tenaga tubuhnya terkuras banyak semalam.

"Aku harus siap-siap. Rey sebentar lagi pasti dateng", gumam irish beranjak berdiri. Gadis itu menyambar handuk dan masuk ke dalam kamar mandi. Suara gemericik air terdengar dari luar menandakan gadis itu sudah memulai rutinitas paginya.

10 menit kemudian....

"Kok kayak ada yang kurang ya?" Gumam irish saat sedang memasukkan buku-buku pelajaran ke dalam tas.

Sesaat setelahnya, irish membulatkan matanya. "Astaga!! Gimana aku bisa lupa sih?!! Pr nya kak via kemarin kan belum aku kerjain???!!!" Paniknya membuka buku-buku berwarna coklat muda diatas meja belajarnya. Buku tulis tersebut menampilkan 10 butir soal kimia yang masih segar belum di sentuh sama sekali olehnya.

Irish panik bukan main. Gadis itu melirik jam dinding yang menunjuk pukul 7 kurang 15 menit. Sungguh ia tak sanggup mengerjakan semuanya dalam waktu secepat itu. Bahkan ia belum memahami konsep materi tersebut.

"Gimana ini?!!" Resahnya.

Ceklek...

Irish menoleh ke arah pintu. Ia makin panik saat yang membuka pintu tersebut adalah via. "Mana buku gue?! Lo udah selesai kerjainnya kan?"

Ivy gugup. "Em, itu... anu aku lupa ngerjainnya non", jujurnya.

"WHAT?!!", kaget via.

"Lo tau kan hari ini itu pr dikumpulin!! Kenapa lo bisa lupa sihh!!"

The Nerdy Girl ( Season 1 Completed ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang