Chapter 28 | Accident |

974 55 34
                                    

Irish berkutat di dapur. Melihat kedatangan Mervin barusan membuatnya bergegas untuk menyiapkan apa yang dikatakan oleh Via beberapa jam lalu.

Irish mengeluarkan beberapa camilan dan diletakkan ke atas nampan seraya menunggu halusnya melon yang sedang di blender sekarang.

Usai beberapa detik, mesin penghalus itu berhenti. Irish lantas menuangkan jus melon yang sudah jadi itu ke dalam gelas panjang yang sudah diberi beberapa kotak kecil batu es.

"Siap!," seru irish saat semuanya telah selesai.

Irish lantas mengangkat nampan dengan begitu hati-hati, membawanya menuju kamar Via yang berada di lantai atas. Sejujurnya ia sedikit takut, bagaimana jika minuman yang telah ia buat tumpah saat menaiki tangga? Ck, saking pelannya berjalan tangan irish sampai gemetaran. Namun syukurlah ia sampai dengan selamat ke lantai atas. Gadis itu lantas berjalan memasuki kamar Via usai mengetuk pintu beberapa kali.

"Taruh di sini, abis itu lo pergi." Interupsi Via mengalihkan pandangannya yang semula menatap gadget bersama Mervin.

Irish menangguk. Ia melaksanakan perintah cewek itu. Seperti yang diminta, irish langsung meninggal dua insan tersebut setelah selesai dengan tugasnya di sana.

Irish menuruni anak tangga dengan langkah santai. Ternyata di bawah ada Rena yang sibuk membetulkan dasi di kerah baju Alfo. Irish telah menerka jika pria paruh baya itu akan menghadiri meeting.

Cukup lama memandang, tak di sangka matanya bertemu dengan tatapan datar Rena dari kejauhan. Buru-buru irish menunduk dan berjalan cepat menuju dapur.

Ia bersandar di dinding dengan mata yang terfokus ke depan. Tiba-tiba saja perasaan tak enak muncul mengusik gadis itu. Entah apa ini, tapi yang jelas hal tersebut membuat dirinya cemas seketika.

Irish merogoh ponselnya dan mendial nomor Rey. Tak butuh waktu lama telepin telah tersambung.

"Rey," panggil irish.

"Iya, kenapa rish? Ada masalah?," tanya suara di seberang.

Irish terdiam sesaat. "Kamu dimana? Baik-baik aja kan?," tanyanya.

Terdengar Rey terkekeh setelah irish melontarkan pertanyaannya. "Aku kan di kantor papa. Harusnya aku yang nanya, kamu di situ baik-baik aja?,"

Irish menghela nafas lega. Ia mengira jika ada hal buruk terjadi pada cowok itu. Tapi ternyata tidak. Lalu perasaan tak enak ini berasal dari mana dan untuk siapa?? Irish masih bingung mengenai itu.

"Aku baik-baik. Tapi aku bingung Rey, tiba-tiba perasaan aku nggak enak. Makanya aku mastiin kamu baik-baik aja atau enggak," Jujurnya.

"Aku aman kok. Mungkin itu sekedar perasaan kamu aja nggak lebih. Jangan di cemasin," Ujarnya menenangkan.

Irish menghela nafas. Ada benarnya juga ucapan Rey. Mungkin juga karna efek terlalu capek. Gadis itu tersenyum tipis. "Makasih Rey, kalau gitu aku tutup telponnya. Maaf udah ganggu."

"Nggak ganggu, rish. Bentar dulu jangan di tutup. Aku mau nanya," cegahnya.

"Nanya apa?"

"Kamu udah makan?."

Irish meringis. Rey pasti akan marah jika tahu ia belum makan.

"Rish, kok diem?"

Irish tersadar. Ia gugup. "Eh, i-itu aku udah makan kok, " Jawabnya cepat.

"Boong," sahut Rey.

The Nerdy Girl ( Season 1 Completed ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang