08. Rasa Sakit Yang Mendera!

769 80 0
                                    

Seorang pria botak yang di ketahui bernama DM melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Di sampingnya tergeletak seorang gadis yang sedang dalam keadaan pingsan.

Ia bersiul riang lalu tersenyum cerah.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih Sepuluh menit,akhirnya tibalah ia di depan sebuah gedung apartemen ternama di Seoul.

Dengan gagahnya ia turun dari mobilnya. sambil membopong gadis pingsan tadi,ia memasuki lift yang membawanya ke lantai 26 tempat dimana ia tinggal.

Brak..

Di jatuhkannya begitu saja gadis pingsan tersebut diatas bed cover. Tangannya merogoh saku celananya,mengambil benda hitam persegi panjang.

"Boss bagaimana ini? Anak itu sudah ada bersamaku."

"Mwo? Aku tidak menyuruhmu untuk menangkapnya,aku hanya menyuruhmu untuk memperhatikannya. Jangan gegabah bodoh,pelan-pelan saja!"

"Tidak boss,aku tidak menangkapnya. Tadi ia pingsan di pinggir jalan,depan rumah lamanya jadi karena rasa keperimanusiaan aku mengangkatnya lalu membawanya bersamaku. Tapi ada yang aneh boss,sedari tadi tubuh anak ini terus bergetar hebat dan mengeluarkan keringat. Apa yang harus ku lakukan boss?"

Untuk sesaat Tidak ada balasan dari seberang sana.

"Boss?"

"Ya-ya..apa kau bilang tadi tubuhnya bergetar hebat dan mengeluarkan banyak keringat?"

"Ya boss."

"Tunggu sebentar aku akan kesana,kau selimutkan saja anak itu lalu kompres keningnya."

"Baik boss."

Setelah sambungan teleponnya terputus,DM pun dengan sigap melakukan apa yang di katakan bossnya. Lima belas menit kemudian seorang pria dengan setelan jas mahal dan terkesan berwibawa mengetuk pintu apartemennya.

Dengan terburu-buru  DM membuka pintu.

"Boss akhirnya kau datang, keadaan anak itu tidak semakin membaik malah memburuk boss. Tubuhnya tiba-tiba mengejang dan meronta-ronta tak karuan."

"Benarkah? Misi,Biarkan aku masuk."

"Ne? Ah-ah..Mian boss.. Silahkan!"

PD, sang boss dengan cepat menghampiri gadis pingsan tadi di bed cover bawahannya. Matanya menatap serius gadis itu.

"Telpon Dokter Shin sekarang juga,ku rasa anak ini butuh pil penenang."

"Baik boss."

~

Panas. Tubuhnya terasa panas dan terbakar. Urat-uratnya menyatu seperti membentuk sebuah ikatan yang menyisakkan. Mengejang-ngejang tak karuan.

Ingin sekali Lisa membuka matanya namun entah kenapa ia merasa ada sebuah selaput yang menghalanginya. Ditambah lagi kepalanya terasa sangat sakit,seakan-akan pecah terbelah dua.
Nafasnya berhembus tak beratutan. Jantungnya berdetak sakit. Apakah ini sebagian dari nerakanya?

"Didalam sini dok."

"Apakah ini anaknya?"

"Ya Dok,silahkan di periksa."

Sayup-sayup Lisa mendengar suara percakapan di dekatnya. Suara yang tidak ia kenal.

Sshhh..

Lisa terkejut begitu sebuah sinar menyilaukan menghampiri retinanya. Sontak saja gadis itu langsung terbangun.

"Hahh-hahhhh..AKH..! ARRGHH..! AKH..! Hahh-hahhh!!"

"Tenanglah." suara lembut seseorang menenangkannya.

Lisa menggelengkan kepalanya kasar.

"Hahh..Hahhh ARGHHH!" tubuhnya memberontak. Menggelinjang tak karuan. Matanya melotot lebar.

"A-appo....! ARGHHHH..! Hahh...hahhh AKH!"

Slashh..

Lemas. Tubunya langsung melemas begitu ia rasakan sebuah suntik menembus kulitnya.

Matanya seketika sayu dan tertutup. Untuk selanjutnya ia tak tahu apa lagi yang terjadi.

Dokter Shin menghelas nafasnya kasar,ia menggeleng-gelengkan kepalanya menatap Lisa. Tangannya tergerak mengelus surai Lisa.

"Kamu sudah terlalu rusak nak,ku perkirakan umurmu baru memasuki 17 tahun. Ini benar-benar berbahaya." gumam dokter Shin,menatap kasihan wajah tidur Lisa.

"Aku harap cairan itu mampu membuatmu tenang seharian ini." lanjutnya.

Ia merapikan kembali peralatan medisnya,lalu berjalan keluar.

"Bagaimana dok? Anak itu sebenarnya kenapa?"

Dokter Shin terlihat berpikir sesaat lalu menatap PD.

"Tidak,anak itu tidak apa-apa. Mungkin ia hanya kecapean saja dan bermimpi buruk."

PD sebenarnya tak percaya dengan apa yang di ucapkan dokter Shin. Ia yakin betul anak itu pasti pengonsumsi. Namun karena menjaga image,ia pun hanya tersenyun.

"Terimakasih dok sudah memeriksa anak tersebut."

"Ngomong-ngomong anak itu siapamu?"

"Ah di-dia keponakanku."

"Ohh hmm,kalau begitu saya pamit dulu ya,masih banyak pasien di Rumah Sakit yang harus saya tangani. Permisi."

"Ya silahkan dok,sekali lagi terimakasih."

***

Bersambung..

Cuplikan Part selanjutnya :

"Ini dimana? Maaf anda siapa?"

"Dimana rumahmu? biarkan aku mengantarmu nak."

"Aku pesan sekardus 'Grappa white dan ********"

"AKU BILANG CUKUP! KAU SUDAH GILA?"

"BENGSEK BIARKAN AKU MEMILIH JALANKU!"

My BAD GIRL! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang