03. Hidup itu tak mudah!

1K 91 0
                                    

Lisa Pov

.

.

.

Sungguh,aku shock! Sangat shock,dengan apa yang barusan terjadi. Aku marah. Benar-benar marah. Aku merasa harga diriku di rendahkan. Kita baru saja bertemu belum sampai sehari penuh. Sebenarnya apa yang di pikirkannya? Ia memagut bibirku tanpa permisi,lidahnya bergerak kasar menerobos masuk kedalam mulutku.

Jijik..? Tentu saja.

Kedua tanganku di tahannya erat,aku terus meronta meskipun aku tahu itu sia-sia. Persendianku terasa lemas,ku biarkan saja ia melakukan sesukanya.

Namun tiba-tiba aku merasa aneh begitu ia menghentikan gerakan bibirnya lalu menatapku dengan pandangan terkejut. Kesempatan itu tidak ku biarkan begitu saja. Ku dorong dengan kuat bahunya ke belakang.

Setelah itu aku mengusap bibirku kasar lalu menatapnya tajam. Ia masih memasang ekspresi yang sama.

"K-kau..?" Ucapnya menatapku tak percaya.

Aku menyerngit aneh namun tidak ku tunjukan secara gamplang. Ah sepertinya aku tahu.
"Kenapa? Kau terkejut? Hmm apakah kau juga pernah mencobanya?" Tanyaku beruntun.

Ia masih menatapku tak percaya lalu tak lama kemudian ia tertawa sumbang. "Tak ku sangka,kau bukan hanya saja sadis dan menakutkan tetapi kau juga benar-benar rusak."

Ku sunggingkan smirkku. "Itu bukan urusanmu,kau tahu? Berarti kau juga pernah mencobanya."

"Aku tahu bukan karena aku mencobanya tetapi aku dipaksa untuk mencobanya."

Aku menatapnya dingin tepat di kedua matanya. "Sama saja,intinya kau pernah mencobanya."
Ucapku lalu hendak bergegas pergi.
Untuk apa berlama-lama disana dengan lelaki mesum tersebut. Namun baru selangkah ia mencekal tanganku.

"Menurutku itu tidak sama,setidaknya aku sudah tidak pernah mencobanya lagi. Ku sarankan sebaiknya kau berhenti sebelum kau menyesal. Tubuhmu bagus jangan kau rusaki itu." Ucapnya yang terdengar seperti nasehat.

Aku menatap lurus ke depan. "Lepaskan tanganku,Sudah ku bilang itu bukan urusanmu."

Dengan perlahan ia melepaskan tanganku. "Aku hanya mengingatkan."
Ucapnya lalu berbalik,berjalan terlebih dahulu meninggalkanku.

Ku tatap punggungnya yang terlihat sempit itu. Aku baru menyadarinya. Ia terlihat sangat tinggi dan jangkung.

***

Hembusan angin malam menemaniku,ku tatap jalanan kota yang lumayan sepi. Jarum jam telah menunjukan pukul 00:12 waktu setempat.

Ku rapatkan hodieku sesekali mengusap lenganku.

Saat ini aku sedang berada di pinggir sungai Han,menatap lampu kota yang terpantul dari permukaan air. Ku keluarkan pisau lipat dari baik jaketku. Ku goreskan pisau itu di pergelangan tanganku menciptakan sayatan-sayatan kecil yang menyakitkan.

Hidup itu menyakitkan bukan? Sama menyakitkan dengan sayatan ini,namun ini belum seberapa. Di bandingkan dengan hidupku. Sayatan ini belum seberapa sakitnya.

Ku dongakan wajahku menatap rembulan yang terlihat bersinar dengan indahnya.

Jujur terlintas rasa iri dalam benakku.

Sekarang aku mengerti mengapa para sastrawan sangat memuji rembulan.
Dia indah dan mempesona,dihargai dan dikagumi oleh dunia.

Sedangkan aku? Ditakutkan dan di hindari oleh dunia.

Aku mengambil sepotong ranting lalu mengukir sebuah kalimat yang ku percayai di atas tanah yang cukup keras ini.

"Semuanya bohong. Dunia ini menyeramkan!" Ranting itu tiba-tiba terjatuh begitu saja dari tanganku.

Jemari-jemariku kembali bergetar pelan perlahan-lahan merambat ke seluruh tubuhku. Aku tahu ini akan terjadi.

Ku keluarkan beberapa pil dari saku jaketku lalu menelannya begitu saja. Ku arahkan pandanganku ke seluruh sungai han.

Setelah melihat apa yang ku harapkan. Aku pun berdiri lalu berjalan menghampirinya.

Ya yang ku harapkan adalah pohon beringin besar.

Yang bisa menyandarkan tubuhku. Yang bisa menjadi tempat pertumpuanku. Yang bisa menjadi tempat kokoh tempat dimana aku menyandarkan seluruh bebanku,pilu larahku,Cerita kehidupanku..

Terlihat kuat namun rapuh.. Setiap manusia seperti itu bukan? Berusaha meyakinkan diri bahwa hidup baik-baik saja.

***

Bersambung..

My BAD GIRL! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang