13. We Fight!

671 69 0
                                    

Lisa POV

.

.

.

Aku melangkah gontai masuk kedalam rumahku,ku tatap lengan bahuku yang tergores.

Setelah kejadian di sekolah tadi aku langsung pulang,aku tak peduli. Yang ada di pikiranku hanyalah pulang kerumah.

Pikiranku berkecamuk memikirkan perlakuan Jungkook disekolah tadi. Apa-apaan itu dia melukaiku,mengancamku namun menciumku,sebenarnya apa maunya?

Dia pikir aku takut dengan ancamannya,kalau bukan karena tubuhku yang mulai bergetar aku pasti akan menonjoknya.

"Arrrghhh!" aku berteriak kasar begitu rasa sakit mulai menderang tubuhku.

Dengan cepat aku membuka tasku lalu mengambil beberapa pil dari dalam sana dan langsung menelannya begitu saja.

"Huh...huh..huhh.."
Desahku menahan kesakitan di sekujur tubuh.

Aku merosot jatuh dilantai kamar,dengan tubuh yang bergetar aku berusaha menahan rasa sakit itu. Tanganku terulur mengambil sebotol Grappa White di bawah tempat tidurku lalu meneguknya secepat kilat. Tak lama kemudian kesadaranku mulai menipis,aku tersenyum tipis sebelum aku benar-benar jatuh tak sadarkan diri.

---

Langit mulai menghitam menandakan malam akan tiba,dengan perlahan aku membuka mataku menatap langit-langit kamarku.

Dinginnya lantai menyadarkanku sepenuhnya,dengan segera ku bangkit berdiri. Ku basuh wajahku di wastafel,dengan perlahan ku dongakan wajahku,jemari-jemariku beranjak menyentuh lenganku yang tergores. Aku tersenyum tipis melihat goresan itu 'tunggu pembalasanku brengsek!' umpatku pelan.

Aku melangkah keluar dari kamar mandi menuju kamarku guna berganti pakaian.

Kuambil pistolku lalu menyelipkannya di balik jaketku. Tak lupa juga kumasukan sejumlah 'pil' kedalam saku jaketku.

Ku lirik arlojiku..

23:05 KST

Waktu yang tepat.

**

Aku menatap dingin bangunan elit di depanku. ku lirik sekilas sebuah pesan di ponselku. Aku menyeringai samar "Apartemen cheongdam no 257 eoh?" gumamku pelan. setelah ini aku harus berterimakasih kepada Rose karena pelacakannya aku bisa tahu siapa DM ssaem yang sebenarnya.

Ternyata merekalah dalang di balik kematian orang tuaku. 'Eomma...Appa..Mereka berkeliaran disekitarku,mereka yang menampakkan diri mereka. Apakah ini berarti sudah saatnya aku membalaskan dendam kalian? Aku berjanji aku takkan membiarkan mereka hidup.' batinku penuh tekad.

Ku tutup wajahku dengan masker lalu dengan perlahan aku bergerak menelusuri bangunan itu,tak lupa pula ku kenakan sarung tanganku.

Kriet...

Kumasuki ruang CCTV bangunan itu,beruntung tak ada pengawal yang menjaga ruang tersebu, dengan segera aku memblock semua CCTV dari berbagai penjuru apartemen. tak membutuhkan waktu yang cukup lama aku pun keluar dari ruangan itu. Dengan teliti dan sedikit berhati-hati aku mencari dimana letak ruangan DM. Terakhir kali aku memang sempat kesini,ingat saat ia menolongku ketika aku pingsan. Ah aku tak yakin ia menolongku saat itu,aku bertaruh ia pasti mempunyai maksud dan tujuan tertentu.

Brak..

"Aschh Shit!" umpatku begitu seseorang menabrakku. Lenganku yang terluka semakin bertambah sakit.

"Tidak bisakah kau-" ucapanku terpotong begitu melihat Jungkook didepanku.

Ia menatapku datar namun aku tahu dari sorot matanya ia terlihat sedikit penasaran dengan keberadaanku.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanyanya dingin.

"Tcih bukan urusanmu,kenapa kau tidak tanyakan hal itu pada dirimu sendiri?" balasku skartis.

Ia mengulas smirk kecil di bibirnya. "Jangan berpura-pura bodoh,aku yakin kau tahu. Mustahil Rose tidak mengatakan hal itu padamu."

Samar-samar aku mengerutkan keningku namun tak lama kemudian aku tersenyum meremehkan.

"Apa kau sedang mengunjungi Hyungmu? Hyung yang membuatmu di penjara? Hyungmu yang mengajarkanmu hal-hal duniawi dan mengajakmu memasuki neraka bersama-sama?" tanyaku penuh penekanan. Bisa kulihat Jungkook menatapku tak suka.

"Tutup mulutmu jika kau tak tahu apa-apa tentangku. Aku rasa aku lebih baik dari pada dirimu dan keluargamu yang tak tahu diri itu. DM hyung sudah menceritakan semuanya padaku,menceritakan betapa hinanya dirimu dan keluargamu itu. dan sekarang kau datang kesini dan ingin membunuh DM hyung bukan? tak heran kau tumbuh seperti in-"

BUGH

Seakan tersulut emosi aku menonjok Jungkook dan dengan penuh amarah aku menarik kerahnya.

"APA MAKSUDMU BRENGSEK? Aku dan keluargaku tak tahu malu,kau tahu apa? KAU MASIH PERCAYA PADA PRIA KEPARAT YANG MEMBUATMU DI PENJARA? AKU DAN KELUARGAKU TAK SEHINA ITU BERENGSEK! KAU HANYA MENDENGAR DARI SATU SISI SAJA,APA KAU TAHU CERITAKU? TIDAK,BUKAN?" Teriakku kalap. Karena teriakanku beberapa penghuni apartemen keluar dan menatap kami termasuk DM.

Deru nafasku naik turun tak karuan,tanganku mulai bergetar,perlahan keringat mulai membasahi pelipisku.

'Shit! kenapa harus disaat seperti ini!' batinku mengumpat. dengan segera kumasukan tanganku di balik jaket berniat meraup beberapa pil dari dalam sana namun tanpa ku duga dengan tiba-tiba Jungkook kembali menyerangku.

BUGH

"KAU PIKIR KAU SAJA? BEGITUPUN DENGANKU BITCH,KAU JUGA HANYA MENDENGAR DARI SATU SISI BUKAN? jadi jangan salahkan aku,kau yang memulai."

BUAGH..

BUGH..

"JUNGKOOK HENTIKAN!"

***

Jungkook POV

.

.

.

Dengan kalap aku terus memukul Lisa,menonjok dan membuatnya babak belur. Tak ku perdilikan lagi kenyataan bahwa ia seorang gadis.

Aku tak tahu ada apa dengan diriku,hanya saja aku benar-benar merasa sangat marah. Ia berbicara seakan-akan ia mengetahui semuanya tentangku namun ketika aku membalasnya ia mengatakan bahwa aku hanya mendengar dari satu sisi,bukankah ia juga sama? Aku tak mau ada yang mengungki-ngungkit masa laluku. Mereka tidak tahu apa yang ku alami,mereka juga tidak tahu apa yang terjadi antara aku dan DM hyung. Tapi mereka terus berbicara semau mereka tanpa tahu alasannya. itu benar-benar membuatku sangat marah.

Teriakan DM hyung menyadarkanku,dengan cepat aku menyingkirkan tubuhku dari atas tubuh Lisa. Aku menatap tanganku tak percaya. Dengan perlahan aku menunduk,menyentuh tubuh Lisa yang kelihatan tak berdaya. Dengan tubuh yang terus bergetar dan wajah yang berlumuran darah ia menatapku kecewa.

Aku tak tahu kenapa ia mentapku seperti itu namun aku rasa tatapannya benar,aku juga merasa kecewa pada diriku sendiri.

"Mi-mian." lirihku pelan.

"Jungkook,apa yang kau lakukan? cepat bawa dia kerumah sakit! "

Aku mengangguk mengiyakan dengan penuh rasa bersalah aku mengangkat tubuh bergetar jLisa. Brengsek? sepertinya benar. Aku benar-benar brengsek.

Lisa sedang kambuh dan aku memukulnya,sepertinya aku sangat brengsek. Secepat mungkin aku berlari ke parkiran sambil membopong Lisa erat. Kata Maaf terus digumamkan olehku.

Di sisi Lain

DM tersenyum puas menatap kepergian Lisa dan Jungkook.

'Sepertinya aku tidak perlu mengotori tanganku. Kau datang di waktu yang salah Lisa ah,malam ini bukan malammu tapi malamku. Semua yang kau siapkan sia-sia.'

***

Bersambung..

My BAD GIRL! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang