17. Trust Me!

648 71 0
                                    

Author Pov

Selama perjanan Jungkook tak henti-hentinya menoleh menatap keadaan Lisa. Ia bahkan rela menyetir dengan satu tangan sedangkan tangan yang lainnya ia gunakan untuk mengenggam tangan Lisa,mencoba menenangkan gadis itu.

Jujur,ia tidak mengetahui dimana letak rumah Apartemen Lisa,namun bersyukurlah meskipun harus menahan sakit Lisa tetap memberi arahan padanya.

"Berhentilah. Akh.. Ki-kita sampai." 

Ckit..

"Tenanglah,jangan bergerak. Aku akan turun terlebih dahulu,tetap didalam mobil." pinta Jungkook lalu bergegas membuka pintu Lisa.

"Keluarlah dengan perlahan,aku akan membopongmu." 

"Aku.. Arggghh... Hah..hah...A-aku masih Akh..bisa berjalan.. hah..hah..!"  balas Lisa mencoba untuk tidak menerima uluran tangan Jungkook.

Jungkook menatap Lisa prihatin sekaligus sedikit marah dengan sikap angkuh dan keras kepala Lisa.

"Berhentilah,Jangan membuat diri seolah-olah kau baik-baik saja tapi nyatanya kau tidak. Apakah sikap angkuh dan keras kepalamu tidak bisa kau buang disaat-saat seperti ini? Bukankah status kita pacaran? Jadi percayalah padaku." ujar Jungkook putus asa,ia benar-benar tak mengerti jalan pikiran Lisa,bahkan disaat seperti ini ia masih mencoba mempertahankan wajah dinginnya itu.

Sedikit ragu namun akhirnya Lisa menerima uluran tangan Lisa dan membiarkan laki-laki itu membopongnya kedalam Apartemen.

"Berikan kuncimu."

"Ini!"

Clek..

Suram.. Bau alkohol yang menyengat..!

Itulah kesan pertama yang dimiliki Jungkook begitu membuka pintu rumah Lisa.

"Arrgghh..Hah.. di laci meja yang kedua,disana obat penenangku dan juga minuman pendampingnya." rintih Lisa menyadarkan lamunannya.

Dengan segera ia membaringkan Lisa diatas ranjang lalu bergegas mencari obat tersebut.

"Ini."

Srek,,

Gulp..

Gulp..

Gulp..

"Hah...hah... Terimakasih!"  ucap Lisa begitu dirasakan tubuhnya kembali menenang.

Tak membalas ucapan terimakasih Lisa,Jungkook lebih tertarik memperhatikan botol minuman yang baru saja ditegak Lisa bersamaan dengan obat-obat tersebut.

"Minuman apa itu?" tanya Jungkook spontan. Setahunya selama ini jika ingin meminum obat penenang,bisa ditegak saja secara langsung begitu atau bisa menggunakan air putih. tapi botol apa yang barusan ia lihat.

Tanpa banyak kata dirampasnya botol tersebut dari tangan Lisa.

"Apa yang kau lakukan, Brengsek?"

Tak ia perdulikan lagi teriakan marah yang dilontarkan Lisa.

Secara paksa ia membuka tutup botol tersebut.

"I-ini..Ka-kau gila? BAGAIMANA MUNGKIN KAU MENEGAK OBAT PENENANG SEKALIGUS DENGAN ALKOHOLNYA?" teriak Jungkook marah.

"Dan apa ini? The winston cocktail? Jenis Alkohol yang bahkan sangat mahal dengan kadar yang cukup tinggi.. Woahh Lisa -ah kau benar-benar! Kau mau mati? Ternyata selama ini tebakanku tak salah." sindir Jungkook dengan nada penuh penekanan.

Dengan wajah dingin Lisa menatap Jungkook.

"Terus apa masalahmu? KENAPA KAU BERTERIAK MARAH PADAKU BRENGSEK?" Jerit Lisa membalasnya.

"Aku yang merasakannya.. Aku yang menjalaninya jadi jebal tutup mulutmu!" ujar Lisa datar.

Ditariknya selimutnya lalu berbaring membelakangi Jungkook memperlihatkan punggungnya pada lelaki itu. Bukti bahawa ia tidak ingin diganggu.

Jungkook menghela nafasnya pelan.

"Tidurlah,mungkin bukan sekarang waktunya. Tapi aku harap kau menjelaskan semuanya suatu saat nanti."  ucap Jungkook,seraya bangkit dari sisi ranjang dan berjalan menuju balkon.

Ditatapnya jalanan depan Apartemen Lisa.

Sepi.. bahkan kendaraan yang lewat bisa dihitung dengan jari.

"Hidup seperti apa yang kau jalani Lisa ah?" lirihnya di bawah angin malam.

"Apapun itu,Kau tak perlu tahu!"

Jungkook dengan cepat menoleh,menatap Lisa dengan penuh tanda tanya.

"Kau sudah bangun?'

"Menurutmu? Apa aku terlihat sedang tertidur?" balas Lisa skartis.

Jungkook menghela nafasnya dalam diam.

'"Aku tidak pernah mempercayai siapapun namun bisakah aku mempercayaimu?" ujar Lisa tiba-tiba. Ditatapnya Jungkook dengan tatapan yang tak bisa diartikan.

Seakan mengerti Jungkook mengulas senyum tipisnya.

"Percaya padaku dan aku akan melindungimu jika Tuhan berkenan."

Seakan terserap dalam tatapan satu sama lain,perlahan namun pasti. tanpa kata Jungkook membawa bibirnya mengecup bibir Lisa.

Tanpa nafsu,ia menyesap bibir yang selalu mengumpatinya,menerobos gua-gua hangat tersebut dan mengabsen setiap anggota didalamnya.

"Ngghhh!" erang Lisa disela-sela ciuman mereka. Seakan mengerti Jungkook pun melepaskan pagutan tersebut. 

"Maaf,Aku kehilangan kontrol." sesalnya.

Lisa menunduk dalam gelapnya malam,mencoba menyembunyikan semburat merah yang tiba-tiba membela kedua pipinya.

"Tak apa."

Keheningan menyelimuti mereka,hanya suara binatang malam yang saling bersahutan yang menemani mereka.

"Apa kau akan menginap malam ini?" tanya Lisa tiba-tiba.

"Ku rasa begitu!"

"Ngomong-ngomong kenapa kau ingin membunuh DM hyung?" tanya Jungkook sembari menoleh menatap Lisa.
Seraya menatap gelapnya langit malam Lisa menjawab pertanyaan Jungkook.

"Kenapa? Kau ingin membelanya?" 

"Tidak,aku hanya ingin tahu."

"Kau sudah berjanji akan berada disisiku,jangan ingkari itu."

"Tidak akan!"

Dalam diam Lisa merapatkan tubuhnya pada Jungkook,bersandar pada laki-laki itu.

"Aku tak ingin sakit untuk kedua kalinya,jadi jangan tinggalkan aku apapun yang terjadi."

Jungkook terdiam mendengar ucapan Lisa. 'untuk kedua kalinya?'

Perlahan tangannya terangkat mendekap Lisa.

"Tak akan,ku pastikan itu hingga akhir hayatku. Jadi bersandarlah pada,berlindunglah padaku dan percayakan semuanya padaku. Jika Tuhan berkehendak,Aku akan selalu melindungimu." ucapnya sambil mengecup pelan pucuk kepala Lisa. Membiarkan angin malam membelai mereka,merasakan kedinginan dunia bersama,melewati dengan dekapan hangat berharap hari esok akan lebih baik.

Karena sejatinya masa depan tetap ada dan harapanmu takkan hilang.

***

Bersambung..

My BAD GIRL! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang