Peluh Jaehyun berjatuhan, sudah sebulan dia hidup di negeri orang. Dengan tabungan yang ia dan Yoon Hye miliki ditambah dengan uang milik Mingyu, akhirnya mereka bisa memiliki rumah sederhana dan membangun peternakan untuk biaya hidup. Ini berat, namun Jaehyun merasa semuanya lebih berat jika ia harus dipisahkan dari Yoon Hye.
"Pulang yuk, laper gue" Ucap Mingyu, Jaehyun mengangguk lalu berjalan pulang kerumah yang hanya berjarak 50 meter dari peternakannya.
Betapa bahagianya Jaehyun ketika ia disambut oleh Yoon Hye yang ternyata sudah menunggunya sejak 10 menit yang lalu di teras karena sekarang sudah jam makan siang.
Mingyu berlalu, masuk kedalam rumah untuk membersihkan diri, sedang Jaehyun bermanja sebentar dengan Yoon Hye.
"Halo anak papa" Jaehyun mencium perut Yoon Hye yang semakin membesar, kandungannya sudah hampir memasuki bulan ke delapan.
"Mandi gih, kamu bau acem" Ledek Yoon Hye yang malah membuat Jaehyun terkekeh
"Iya sayangku" Balas Jaehyun lalu mereka berdua masuk ke dalam rumah.
☘☘☘
Sebulan yang lalu hasil tes DNA sudah keluar.
"Mama, makan ya? Nanti mama sakit. Kita nyari Yoon Hye gimana?" Chaeyeon membujuk Irene yang akhir-akhir ini sangat malas makan, ia terus kepikiran putri kandungnya yang kini hilang entah kemana.
Meski kedua belah pihak keluarga sepakat untuk tetap seperti semula, Chaeyon tetap tinggal bersama keluarga Kim dan jika Jaehyun dan Yoon Hye pulang mereka akan tetap tinggal bersama keluarga Jung.
Mereka juga sepakat untuk menikahkan dan tidak memisahkan Yoon Hye dan Jaehyun jika mereka ditemukan.
"Mama mau ada disamping Yoon Hye saat dia melahirkan, dia masih sangat muda. Mama takut" Irene kembali menitihkan air matanya, ia takut sesuatu terjadi pada putri dan calon cucunya.
"Kita pasti ketemu kok, papa kan sudah kerahkan orang yang paling terpercaya untuk cari mereka" Chaeyeon berusaha menenangkan namun ia juga kurang yakin, pasalnya saat Yoon Hye hilang dulu mereka baru bisa menemukannya setelah 8 bulan lamanya dan itu waktu yang sangat lama.
"Mama khawatir sekali, bagaimana kalau mereka hidup dalam kekurangan? Mama tidak bisa mentolerir ini, kenapa Jaehyun nekat lagi membawa Yoon Hye yang kini sedang hamil besar?" Irene sesegukan. Perkataan Irene juga menggaganggu pikiran Chaeyeon, bagaimana jika mereka hidup dalam kekurangan sedangkan Yoon Hye sebentar lagi akan melahirkan.
☘☘☘
Yoon Hye menatap keluar jendela, entah mengapa ia suka sekali melakukan itu.
"Kenapa hm?" Jaehyun memeluknya dari belakang seraya menciumi rambut Yoon Hye yang tergerai.
"Apa hasilnya udah keluar ya?" Yoon Hye tiba-tiba kepikiran, sehari sebelum ia, Jaehyun dan Mingyu pergi ia sempat melakukan tes DNA.
"Hasil apa?" Tanya Jaehyun penasaran
"Sebelum kakak datang malam itu, aku sempat tes DNA" Jawab Yoon Hye, kini Jaehyun beralih berdiri di depannya dan mencengkram dua bahu Yoon Hye, Jaehyun sepertinya salah paham ia pikir Yoon Hye tidak yakin bahwa si kembar yang berada di dalam perutnya adalah darah daging Jaehyun.
"Kenapa pakai tes DNA segala? Si kembar 100℅ anak aku!" Jaehyun sedikit menaikkan suaranya
"Bukan, aku yang tes DNA sama papa, Chaeyeon dan papa Chaeyeon" Balas Yoon Hye membuat dahi Jaehyun mengerut
"Kenapa?" Tanya Jaehyun
"Kata suster Jihyun, 18 tahun yang lalu kami tertukar dan itu adalah kesalahannya. Dia baru ungkapin semuanya waktu itu karena kasihan sama kita dan sudah gak tahan dengan bayang-bayang kesalahan. Untuk lebih valid, kita berempat tes DNA" Jelas Yoon Hye
"Jadi, kita bukan saudara kan? Kita bisa menikah kan? Kita ga perlu khawatir si kembar punya kelainan karena kita juga ga sedarah" Jaehyun bertanya dengan bertubi-tubi.
"Belum tentu, kita pergi sebelum hasilnya keluar. Bisa aja kita memang saudara kandung" Balas Yoon Hye
"Ga peduli, selama aku sama kamu, mau kita sedarah atau enggak kamu tetap milik aku" Ucap Jaehyun menghapus jarak antara mereka, menyapu bibir Yoon Hye yang selalu menjadi candunya. Ia berharap, bahwa Tes DNA hasilnya mereka bukanlah saudara kandung. Dengan begitu mereka bisa hidup bersama tanpa adanya rasa takut.
"Aku mau nengokin si kembar" Bisik Jaehyun dengan suara beratnya
"Gak ah, aku capek" Tolak Yoon Hye namun Jaehyun tetap bersikukuh
"Ayolah, aku main lembut kok" Rayu Jaehyun
"Kakak suka gitu, bilangnya lembut tapi kalau udah main suka kebablasan, katanya gak kasar kurang enak" Ucap Yoon Hye membuat Jaehyun semakin gemas. Tanpa persetujuan Jaehyun tetap menjalankan kemauannya, dan malam itu Jaehyun berhasil menengok calon bayinya.
☘☘☘
Malam sudah sangat larut, namun keduanya terjaga setelah melakukan olahraga malam.
Pinggang Yoon Hye sedikit sakit dan juga kakinya sering keram membuat Jaehyun harus memijat sang adik sampai empunya merasa baikan.
"Udah mau masuk 8 bulan ya, sebentar lagi kita bakal ketemu si kembar" Jaehyun lalu mengecup pipi Yoon Hye
"Sebenarnya aku agak takut, gimana kalau aku meninggal pas melahirkan? Terus kakak nikah sama orang lain dan anak aku disiksa sama ibu tirinya" Ucap Yoon Hye membuat Jaehyun sedikit marah
"Ga, kamu kuat! Kamu pasti bisa! Jangan ngomong kayak gitu! Jangan bikin aku takut" Tegas Jaehyun
"Aku tiba-tiba kangen mama" Yoon Hye sendu
"Aku takut kalau kita pulang kita dipisahin lagi, dan kalau itu terjadi mungkin aku akan beneran jadi gila" Jaehyun juga sendu, bahkan air matanya sudah jatuh ia mengingat saat mereka dipisahkan.
"Gapapa kok kak, aku cuman kangen sama mama aja. Kita ga perlu pulang, aku disini sama kakak udah merasa bahagia" Yoon Hye menangkup pipi Jaehyun lalu sekilas mengecup bibir kakaknya.
Jaehyun tersenyum, merengkuh Yoon Hye dalam pelukannya. Tidak apa, memulai dari nol, Jaehyun akan bekerja keras demi kelangsungan hidup mereka kedepan. Yang terpenting adalah Yoon Hye dan anak-anak mereka akan selalu berada di sisinya, itu sudah lebih dari cukup bagi Jaehyun.
☘☘☘
NB
☘☘☘
KAMU SEDANG MEMBACA
☑DON'T TOUCH MY GIRL-[Jung Jaehyun] Completed✔
RomanceTentang Jaehyun yang berusaha melepas benang merah antara ia dan adiknya~ 🔞