02

4.3K 157 152
                                    

Amanda menggeliat mendengar alarm nya berdering dengan nyaring.

"Uhuk uhuuk... " Amanda terbangun dalam kondisi mengenaskan, rambutnya berantakan dan tersedak saliva nya sendiri. Amanda panik dan langsung meneguk air mineral dari atas nakas.

Huft. Ia menghela napas sambil menyambar alarm yang masih berdering.

 "Gara-gara lu gue keselek, engga elit banget kalo gue ampe mati gara-gara keselek iler sendiri ... " gerutu Amanda pada alarm tersebut. 

Amanda melakukan ritual paginya, yaitu membersihkan kamarnya dan mandi. Setelah itu bersiap untuk berangkat ke RS. 

Hari ini Professor Frans sudah kembali dari German. Denger-denger sih abis jengukin istri keduanya. 

Duh malah julid kan ni mulut lambe. 

Professor Francis Jefferson adalah tutornya selama menjadi residen dokter Jantung di German, ia merekomendasikan Amanda untuk masuk ke RS Royal Harapan untuk membantunya karena kecerdasan dan keterampilan Amanda dalam menangani pasien. 

Namun, kadang Amanda merasa bebannya malah bertambah berkali-kali lipat ketika ia diandalkan seperti ini. 

Prof Frans memberikan beberapa pasiennya kepada Amanda untuk ditangani yang akhirnya Amanda harus kerja over shift. 

Hanya butuh 30 menit untuk bersiap-siap, Amanda hendak mengambil kunci mobilnya sebelum menepuk jidatnya. 

"Mobil gue kan abis ditabrak semalem sama si cowok sok sibuk itu!" gerutu Amanda sambil melempar kunci mobilnya kembali kedalam toples. 

Ia memutuskan untuk memesan ojek online. Amanda membuka helm dan membereskan rambutnya yang berantakan di depan lobby. 

Tidak sampai 30 menit, ia sudah sampai didepan Lobby RS Royal Harapan. Suasana di RS ramai seperti biasanya. 

"Kenapa nasib gue jadi jelek lagi sih, apa gue kualat yak ngerjain temen-temen gue terus... " gumam Amanda sambil berjalan masuk.

Amanda menyusuri lobby dengan santai, ia menangkap beberapa mata pasien maupun keluarga pasien  yang melirik dan menatapnya takjub secara terang-terangan.

"Ada apasih... " batin Amanda tidak peduli dan berjalan santai menuju ke ruangannya. 

Dari luar jendela ruangan, Amanda menahan tawa melihat ketiga temannya sedang menunduk lesu dengan tampang yang dibuat semelas mungkin seperti kain pel basah.

Nando menunduk dengan wajah datarnya. Amanda yakin dalam hati dia lagi nyanyiin lagu Indonesia Raya. 

Tarisa menunduk dengan tampang yang dibuat semelas mungkin ala ala istri yang di dzolimin suaminya kek sinetron di chanel ikan terbang. 

Nesya menunduk pasrah sambil berkomat-kamit membaca berpuluh-puluh doa untuk melindungi dirinya dari segala komentar pedas Professor Frans yang terkutuk *eh. 

Amanda terkikik pelan menahan tawanya. Ia menghembuskan napasnya pelan menenangkan dirinya. 

Teman-temannya menangkap gambaran tersebut sambil memandang Amanda kesal dan mengutuknya didalam hati. 

"Dan kamu Amanda.... " Amanda membeku.

"Mampus kan gue.... karma lagi aja teroossss. Ampuni hayati.. " batinnya. 

"Ngapain kamu ketawa-ketawa sendirian didepan pintu! Kamu engga lihat ini jam berapaa" kata Professor Frans dengan suara beratnya. 

Amanda terkejut sambil melangkah pelan dan berdiri disamping teman-temannya.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang