04

2.7K 153 79
                                    

Flashback on.
Saddam POV.

Setelah berbicara dengan Mama nya. Saddam memutuskan untuk segera menelfon sekertarisnya.

"Dion, tolong kirimkan saya data identitas Dokter Amanda Clarissa yang menangani Papa saya." titah Saddam dan memutuskan sambungan telfon sepihak.

5 menit kemudian.

Ia mengecek laptopnya dan sebuah email masuk kedalam laptopnya.
Dion mengirim sebuah file. Saddam tersenyum saat melihat file terbuka.

Foto Amanda dengan menggunakan sneli putih terpampang jelas.
Wajahnya masih terlihat lugu dan polos. Menggemaskan.
Saddan tersenyum tipis tanpa disadari.
Sepertinya foto ini diambil sudah sangat lama.
Yang Saddam lihat Amanda sekarang terlihat lebih dewasa dan ..... lebih menarik.

Amanda Clarissa Hernandez.

"Hernandez?" batin Saddam.
"Kenapa sangat familiar ya.... wajah Amanda juga terlihat familiar diingatannya."
Saddam mengernyit saat melihat tempat kuliah Amanda adalah universitas yang sama seperti dirinya.
Hanya saja jurusan mereka berbeda.
Amanda masuk ke jurusan kedokteran dan Saddam masuk ke jurusan Bisnis. Setelah itu Saddam melanjutkan S2 nya ke Inggris selama 1.5 tahun, dan Amanda melanjutkan program spesialisnya ke German selama 2 tahun. Wow. 

Saddam kembali memandangi file yang berisi biodata lengkap Amanda itu. Disana terdapat tanggal lahir, alamat, riwayat pendidikan, riwayat pekerjaan hingga riwayat kesehatan dan lain-lain. Sangat lengkap. Saddam terkejut dengan usia Amanda yang masih tergolong muda, tapi sudah menjadi Dokter Bedah.

"Tunggu, kalau usia dia baru 24 tahun. Dia seharusnya paling tidak menyebut saya dengan sebutan Kak, Bang, atau Mas... " Saddam bergumam sambil memijat keningnya.

Baru kali ini dia bertemu perempuan yang sama sekali tidak tertarik, tidak mencari perhatian atau bahkan bersikap baik sekalipun padanya.

Ia segera menghubungi Dion dan menyuruhnya datang untuk membawa mobil derek ke apartemen Amanda.

Saddam memandang foto Amanda yang berada di layar laptopnya.
Ia semakin ingin mencari tahu siapa Amanda, kenapa ia sangat merasa familiar.

Flashback off.

Amanda berjalan menyusuri lorong menuju kearah lobby.

"Pulang Pak... " sapanya pada security di lobby sambil tersenyum

"Hati-hati dok... " balas security itu tak kalah ramah.

Amanda hendak memesan ojek online untuk menuju kerumah nya.

Kemudian ia menepuk jidatnya.

"Heh pen pulang teross, inget obat Om Alviyan." gerutu Amanda pada dirinya sendiri.

Amanda hendak memesan ojek online ketika sebuah mobil Toyota Fortuner hitam berhenti tepat didepannya.

Amanda mengecek aplikasinya, kayaknya mencet aja belom kok ini udah dateng. 
Lagian dia mau pesen motor bukan mobil. 
Lah ini siapa?

Kaca mobil Toyota Fortuner hitam yang gelap itu terbuka.

"Masuk... " titah seseorang dari dalam mobil.

Yah elah.

Si botol sambel.

"Lah Pak Saddam ngapain?" tanya Amanda bingung.

"Menurut kamu?" tanyanya balik.

"Ck, ya mana saya tau pak. Saya kan baru berdiri disini... " jawab Amanda malas.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang