Alarm ponsel Amanda berbunyi nyaring, ia terbangun sambil memijat pelipisnya.
"Kayaknya baru tidur, kok udah pagi aja sih." gerutu Amanda sambil mematikan alarm di ponselnya.
Semalam setelah berjalan-jalan menyusuri pantai bersama Saddam, mereka langsung kembali ke penginapan. Dan tentu saja, mata Amanda menolak untuk terpejam, ia malah menghabiskan waktunya untuk memandang cincin pemberian Saddam yang melingkar di jari manisnya.
Amanda menghela napasnya kasar dan menenggelamkan wajahnya yang terasa panas kedalam selimut. Jantungnya berdetak tidak karuan setiap memikirkan kejadian semalam. Amanda menendang selimutnya dan terduduk ditengah ranjangnya sambil mengacak-acak rambutnya.
Gue butuh di ruqiyah nih keknya, jangan-jangan ni cincin ada jin nya.
Amanda turun dari ranjangnya dan berjalan menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Mungkin dengan mandi akan menghilangkan rasa pusing dan kehaluan isi kepalanya ini.
Ia memilih mengenakan baju sabrina dengan warna favoritnya yaitu putih. Entah kenapa sejak dulu Amanda sudah sangat menyukai warna putih yang menurutnya menggambarkan kesederhanaan, kemurnian dan kesempurnaan di mata Amanda, seakan semua warna bisa cocok dengan warna putih. Dan hal tersebut membuatnya tidak perlu repot-repot mempadu padankan pakaiannya.
Amanda memutuskan untuk keluar dari kamarnya dan mendapati Saddam yang sedang duduk di sofa dengan santai.
Sumpah, akang gendang puter balik engga nih?
Amanda secara otomatis langsung membalikkan badannya hendak kembali ke dalam kamar, namun suara bariton Saddam menahannya.
"Mau kemana?" sapa Saddam tanpa basa-basi ucapan selamat pagi. Amanda menggigit bibirnya sambil kembali memandang Saddam yang sedang merapihkan laptopnya.
"Oh engh.. itu... " Amanda menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Apa?" tanya Saddam memandang Amanda, kemudian tatapannya beralih ke tangan kiri Amanda yang terangkat ke kepala, cincin itu masih berada disana. Saddam tersenyum tipis melihatnya.
Drrrt drrrt drrrt. Nesya Putri Utami is calling....
"Ehm ituu... Nesya telfon, aku angkat dulu." kata Amanda cepat sambil mengangkat ponselnya.
SUMPAH NES, MAKASEEEEE MAKASEEE.. BARU KALI INI LU BERGUNA JADI TEMEN!
Amanda berjalan keluar kearah kolam renang dan duduk di bangku santai disana untuk mengangkat ponselnya.
"Halooooo nesss!" pekik Amanda tidak bisa menahan perasaan leganya.
"Ebuset tumben lo excited nerima telfon gue!"
"Ehm... gue kan emang selalu excited menyambut lo kali, kenapa lo telfon? Kangen yak pasti sama gue?" ujar Amanda.
"Pede anjir, gue penasaran ini temen begadang gue ngilang kemana? Gara-gara kaga ada lo, gue kudu jaga malem sama si medusa yang banyak ngeluh itu!"
"Hahaha sama sania maksudnya? sekali-sekali zheyeng gue liburan dulu!" kata Amanda cengengesan.
"Iyalah siapa lagi kalo bukan si queen wanna be itu, btw liburan kemana lo? kok engga ngajak gue sih?" tanya Nesya kesal.
"Ehm Bali.. sendiri aja, pengen me time gitu ceritanya hehe" ujar Amanda tertawa canggung, berbohong tentu saja.
"Yakin? gak sama Pak Saddam si ganteng?" goda Nesya sambil tertawa terbahak-bahak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
Romance⚠Cerita mengandung ke uwu-an yang maksimal. (16+) Hati-hati diabetes! (Watch out typo alert) Amanda Clarissa Hernandez adalah seorang dokter bedah muda cantik yang harus berurusan menghadapi seorang Abraham Saddam Erlando, CEO tampan namun memiliki...