10

2.2K 122 58
                                    

Amanda sudah menyelesaikan prakteknya tepat pukul 4 sore. 

Pasiennya menumpuk hari ini, karena jadwal Amanda yang terbagi antara di Rumah Sakit dan diluar Rumah Sakit.

"Eugh... ini badan rasanya kayak abis digebukin ade rai!", kata Amanda  sambil menyandarkan punggungnya ke kursi prakteknya. 

Amanda merubah posisinya dengan merebahkan kepalanya di meja, ia memejamkan mata beberapa saat.

Tok tok tok. 

Amanda menatap kearah pintu. Kepala Suster Rani menyembul disana sambil, ia tersenyum ramah kepada Amanda. 

"Eh suster Rani, tumben kesini." sapa Amanda sambil memperbaiki duduknya dan meneguk air mineralnya.

"Permisi dok, maaf  mengganggu. Tadi teh ada telfon dari resepsionis katanya sudah ditunggu Pak Saddam.... "

"Uhuk uhuk uhuk uhuk.... " Amanda tersedak air mineral yang sedang ia teguk.

"Eh dokter teh gapapa kan?" tanya Suster Rani ikutan panik.

"Sayagh uhukk ghaphapagh uhuk uhuk.. " kata Amanda mengibaskan lengannya diudara disela-sela batuknya.

Amanda meneguk air mineralnya perlahan sambil mencoba mengatur nafasnya. 

Sial. Denger namanya aja gue udah penyakitan.

Lagian bukannya dia lagi di London? 

"Dok, kalau udah nikah sama Pak Saddam teh jangan lupain kita-kita ya dok hehe... " katanya sambil nyengir gak berdosa

Astagfirullah. 

"Eh suster apaan sih hehe, saya mah apa atuh cuma ditugasin jadi dokter pribadinya keluarga Erlando." kata Amanda tertular dengan logat sunda.

"Yah siapa tau dok, kayak eptipi yang saya tonton.... dokter keluargaku adalah jodohku, apa dokterku jodohku yah atau jodohku dokter keluargaku? Aduh saya teh bingung pisan euy... " 

Lah dia sibuk bikin judul ftv buat gue dong. 

"Eh udah udah, saya engga ada apa-apa kok sama Pak Saddam. Saya duluan yah, sus. Udah jam 4 lewat nih saya telat." lanjut Amanda pura-pura terburu-buru menyambar b

"Eh iya dok, ini mah saya aja yang beresin. Dokter hati-hati ya dok, langgeng sama Pak Saddam yang kasep pisan.." katanya sambil nyengir tanpa berdosa.  

Amanda segera melesat pergi, beberapa perawat menyapanya dengan senyum dan tatapan yang sulit diartikan. 

Ini sih sudah dapat dipastikan bigos alias biang gosip sudah menyebarkan berita tersebut.

Sesampainya di lobby, Amanda menatap sekitar mencari Saddam ketika dua orang berpakaian rapi ala bodyguard menghampirinya. 

"Dokter Amanda Clarissa?" sapa mereka membuat Amanda mengernyit bingung. 

"Maaf anda siapa?" tanya Amanda was-was. 

Ia siap mengeluarkan segala jurus. 

Jurus teriak plus kabur maksudnya.

Gak lucu kan kalo dia tiba-tiba diangkut dan diculik kayak di film-film.

"Saya Reymon dan ini rekan saya Leo, kami berdua dikirim Pak Saddam untuk mengantar Dokter Amanda." kata pria tinggi bertubuh besar dengan wajah sedikit blasteran yang bernama Reymon, usia mereka mungkin tidak jauh berbeda dengan Saddam.

"Mari nona, Pak Saddam sudah menunggu." kali ini pria berwajah Asia disebelahnya yang bernama Leo menyapanya lebih ramah dan santai dibandingkan Reymon.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang