12

2K 107 60
                                    


Ketika cinta terasa seperti sihir, kamu menyebutnya takdir. 

Saat takdir berubah menjadi sebuah humor, kamu menyebutnya kejutan yang menyenangkan.

****

Amanda terdiam sepanjang perjalanan pulang dari Tanah Lot tadi, memikirkan segala perkataan Saddam.

Tidak ada jawaban atau tanggapan yang keluar dari bibir merah milik Amanda.  

Ia berjalan ke penginapan dalam diam dan langsung masuk kedalam kamarnya, mengunci rapat-rapat sebelum memutuskan untuk mandi. 

Saddam pun hanya diam memperhatikan sebelum ia merebahkan tubuhnya pada kursi pantai dekat kolam renang. 

Selesai mandi, Amanda duduk bersandar di kepala ranjang sambil termenung.

Rasanya tidak benar jika memang Saddam memiliki perasaan sedalam itu untuknya. Bukan kah ini semua terlalu cepat? Saddam hanya mengenalnya beberapa bulan belakangan ini. Mungkin perasaan itu hanya perasaan kagum sesaat, tidak mungkin lebih dari itu.

"ARGH.... "  Amanda mengerang sambil menjatuhkan tubuhnya ke ranjang. 

Tok tok.

"Manda.. " suara bariton Saddam terdengar dari balik pintu, Amanda mengadah terkejut.

Degh.

Mampus, gue belom siap berhadapan sama tu orang.

"Amanda Clarissa!" panggil Saddam sedikit lebih kencang sambil menggedor pintu kamarnya.

"Engh ... i-iya?" sahut Amanda dari dalam kamar. 

"Kamu baik-baik saja? Buka pintunya!" titah Saddam dari luar masih menggedor pintunya tidak sabaran.

Ebuset, jebol dah tuh pintu bentar lagi.

Amanda yang bingung segera turun dari ranjang dan membuka pintu kamarnya sebelum pintu tersebut rubuh.

Wajah Saddam yang khawatir langsung menyambutnya.  

"Kamu sakit? aku denger kamu mengerang tadi." tanya Saddam mendekatkan wajahnya dan meletakkan punggung tangannya ke dahi Amanda.

Eh dia nguping apa gimanasih... aduh, ini pake sentuh-sentuh manja gini lagi!

"Eh anu.. aku engga apa-apa kok." kata Amanda sambil melangkah mundur, menghindari sentuhan Saddam yang bisa mengejutkan jantungnya.

"Serius? Tapi tadi aku denger.... " kata Saddam bersikeras.

"Dua rius, tadi aku geser bangku berat juga ternyata hehehe... " kata Amanda memotong ucapan Saddam, tentu saja berbohong.

Saddam menghela nafas lega kemudian menatap Amanda sambil terdiam. 

Nah kan, mulai kan.... TATAP MATA OJAAAN!

Amanda menggaruk tenguknya yang tidak gatal merasa salah tingkah ditatap seperti itu.

"Hmm, itu hmm anu... kalau engga ada apa-apa lagi, aku masuk ya?" kata Amanda bergerak cepat ingin segera masuk kedalam kamar.

"Tunggu.. " Saddam menahan tangan manda. 

"Kita makan malam dulu. Ayo... " kata Saddam menyambar pergelangan tangan Amanda.

Amanda hanya bisa menuruti Saddam karena jujur perutnya juga sudah terasa lapar. Mereka berjalan beriringan menuju kearah beachfront restaurant  (restoran di pinggir pantai) di penginapan tersebut. 

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang