"Perubahan tidak akan pernah terjadi jika kita terus menunggu waktu atau orang yang tepat."
----- = -----
Amanda mengemudikan mobil BMW hitam milik Saddam masuk kedalam parkiran RS.
Awalnya Amanda menolak, namun seakan tahu, Saddam menelfon untuk mengabari kalau ia sudah di bandara dan memerintahkan agar Pak Farhan, supir pribadi Saddam yang mengantar mobil tidak pergi sebelum Amanda benar-benar berangkat dengan mobilnya.
Kejam emang si botol sambel. Gue mana tega coy.
Akhirnya Amanda menerima dan sekarang ia memilih memarkirkan mobilnya di parkiran dan bergegas berlari masuk ke RS, sebelum ada yang melihat.
"Hadeh, pagi-pagi udah lari-lari berasa jadi residen lagi... " gumam Amanda yang mulai berjalan kearah ruangannya.
Tok tok tok.
"Morni....." Amanda hendak menyapa rekan-rekannya, namun Sania berdiri disana sambil bersedekap menatap Amanda sinis. Wajah Amanda berubah menjadi datar, ia masuk dan berjalan menuju ke meja kesayangannya.
"Dateng juga lo akhirnya!" kata Sania tiba-tiba.
Amanda menatap Sania dingin. "Mau lo apa?" tanya Amanda to the point.
"Mau gue lo gak usah deket-deket Saddam! Saddam itu milik gue!" bentak Sania kepada Amanda.
"Harusnya lo bilang ke Saddam langsung, bukan ke gue. Lo salah orang." kata Amanda tetap tenang, padahal hatinya sudah membuncah ingin menampar bocah didepannya ini.
"Gak usah sok kecantikan, awas aja kalo lo masih deket-deket dia, lo akan tau akibatnya ." ancam Sania sambil berjalan menyenggol bahu Amanda dan keluar dari ruangan.
Amanda menghela napas. "Tenaga gue udah abis aja pagi-pagi diserep sama Medusa." gerutu Amanda sambil menyalakan komputernya nya.
Masa bodoh dengan ancaman itu.
Sania memang selalu melontarkan ancaman-ancaman seperti itu sejak dulu. Amanda sudah sangat hafal dan tidak mau terprovokasi oleh sifat kekanakannya.
Ia memakai jas dokternya dan segera mengecek jadwalnya untuk visit pasien.
Hari ini Amanda jaga malam bersama Nesya, Sania dan Brian sebagai anggota baru diwajibkan masuk setiap hari hingga jam 7 malam selama seminggu dengan jatah 2 hari jaga malam sebelum mendapatkan jadwal tetap. Hitung-hitung sebagai masa orientasi.
Amanda membaca beberapa laporan dengan teliti sambil membongkar bekal sandwich nya.
Brak. Suara pintu mengagetkannya.
Anjir makhluk apa lagi nih yang bakalan ganggu gue pagi-pagi?
"Mandaaaaaaa" pekik Nesya yang ternyata sudah datang. Ia bahkan sudah memakai jas putihnya.
Ternyata si dedemit.
"Anjir, tumben dateng pagi lo... " kata Amanda terkejut.
Nesya berdecak. "Ck, emangnya gue kayak lo yang telat mulu!" jawab Nesya tak terima sambil mencomot sandwich-nya.
"Gue gamau sombong, nanti kalo gue rajin prof.Frans makin cinta sama gue... " kata Amanda tak mau kalah.
"Ngeles aja lo kayak anak bimbel, ditugasin terus baru tau rasa lo! Btw ya man, gue liat lo berangkat pake mobil Pak Saddam ya? Ciehmm...." Amanda langsung membekap mulut Nesya dan membawanya pergi dari ruangan menuju cafetaria.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
Romance⚠Cerita mengandung ke uwu-an yang maksimal. (16+) Hati-hati diabetes! (Watch out typo alert) Amanda Clarissa Hernandez adalah seorang dokter bedah muda cantik yang harus berurusan menghadapi seorang Abraham Saddam Erlando, CEO tampan namun memiliki...