05

2.8K 135 56
                                    

Amanda bangun dari tidur dan memulai rutinitas seperti biasa. 

Jam menunjukkan pukul setengah 8 pagi, Amanda sudah bersarapan ria sambil menonton acara gosip.

"Yailah, cari sensasi aja itusih cewenya... " Amanda berkomentar ala ala netizen julid pada acara gosip di televisinya sambil mengunyah beberapa potong sandwich. 

Setelah merasa kenyang ia membersihkan bekas sarapannya, tidak lupa membungkus beberapa sandwich yang tersisa untuk bekalnya nanti.

Amanda bersantai sambil mengecek jadwal operasi di laptopnya. 

Ia memang masih memiliki beberapa jadwal operasi walaupun sudah bertugas menjadi dokter pribadi Om Alviyan. Namun jadwalnya tidak sepadat dulu. Hanya 1-2 operasi maksimal tiap minggunya. 

Drrt drrrt. 

Ponsel Amanda bergetar, sebuah nomor tidak dikenal menelfonnya. 

Ah paling mama minta pulsa. Males.

1 kali. Amanda menolak.

2 kali. Amanda menolak.

3 kali. Amanda mulai kesal dan memutuskan untuk mengangkat ponselnya. 

"hal...." Amanda hendak menyapa ketika seseorang memotong perkataannya.

"Saya sudah di lobby, saya tunggu sekarang." kata suara baritone tersebut datar, lalu sambungan telfon dimatikan sepihak.

Amanda mengernyitkan dahi. Karena penasaran Amanda langsung menyambar tasnya dan paper bag bekalnya, lalu berjalan ke lobby bawah. 

Ia memandang ke sekitar ketika sudah sampai di lobby. Pagi ini lobby terlihat lebih ramai daripada biasanya, khususnya ramai kaum perempuan, mulai dari yang jogging, berangkat kerja atau sekedar keluar cari sarapan terlihat berkumpul di depan lobby. 

Amanda berjalan santai sambil sedikit menerobos kerumunan.

"Gila, cowo ganteng banget... "
"Rejeki apa pagi-pagi liat cogan... "
"YaaAllah malaikat turun dari surga ternyata pagi-pagi datengnya.. "
"Gue rela deh bangun pagi kalo pemandangannya gini terus."

 
Begitulah kira-kira yang Amanda dengar saat menerjang kerumunan saat hendak keluar dari lobby. Amanda mengernyitkan tatapannya. 

Ia melihat ditengah-tengah kerumunan kaum perempuan tersebut seorang pria dengan pakaian formal rapi bersandar disebelah mobil BMW hitamnya.  Namun pria tersebut menatap perempuan disekitarnya dengan tatapan dingin dan tidak peduli. Amanda merasa familiar ..... 

Pak Saddam? 

Pak Saddam? 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tatapan mereka bertemu, Saddam menghampiri Amanda yang masih terpaku ditempatnya.

"Kamu terlambat. Ayo... " kata Saddam singkat sambil menyambar tangan Amanda. 

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang