15

2.2K 98 91
                                    

Jam menunjukkan pukul 19.00, Amanda berjalan  dampingin oleh Putri setelah mendengar pengumuman boarding pesawat.

Putri banyak bercerita mengenai pengalaman bekerja dengan Saddam dan keluarganya. 

Mereka asik berjalan sambil bercerita ketika Putri menatap kearah lain dan menunduk memberi hormat.

Amanda menoleh ke sumber suara dan mendapati Saddam yang berjalan mendekat bersama Rey. 

Tentu saja bukan hanya Amanda yang menyadari kedatangan Saddam, tatapan semua orang beralih kearah Saddam yang berjalan santai bersama Rey, mungkin semua orang terpesona akan aura ketampanan dan sikap dingin, yang terpancar dari wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tentu saja bukan hanya Amanda yang menyadari kedatangan Saddam, tatapan semua orang beralih kearah Saddam yang berjalan santai bersama Rey, mungkin semua orang terpesona akan aura ketampanan dan sikap dingin, yang terpancar dari wajahnya. 

Saddam mengangguk sekilas ketika melewati Putri, sedetik kemudian iris mata hitamnya memandang  Amanda.

"Udah makan?" tanyanya singkat.

Amanda mengangguk, "Udah, kamu abis dari mana?" tanya Amanda.

Saddam menaikkan sebelah alisnya, "Kenapa? Kamu kangen?"

YAILAH BAMBANK!

NYESEL GUE NANYA ELAH!

"Nanya doang, gausah kepedean." jawab Amanda sambil memalingkan wajahnya.

Saddam tersenyum tipis dan merangkul pundak Amanda. Melihat tingkah Amanda yang menggemaskan membuat rasa lelahnya hilang dan semakin ingin menggodanya.

"Gak usah rangkul-rangkul dam, udah kayak ketempelan jin tau engga? Berat!" gerutu Amanda.

"Emang pernah ketempelan jin?" tanya Saddam.

"Pernah.." jawab Amanda asal.

Saddam mengerutkan dahinya, "Kapan?"

"Nih, barusan... jin nya masih nanya lagi." jawab Amanda.

Saddam tersenyum menggoda, "Mana ada jin seganteng aku?" 

HOEK.

CUIH.

NARSIS ABIS NIH JIN TOMANG!

PEDE NYA UDAH MELEBIHI KEKEYI.

"Jangan merutukiku dalam hati, nanti kamu makin cinta." ujar Saddam

Amanda sudah memelototi Saddam, namun Saddam seperti tidak mempedulikannya.

Ia tersenyum tipis sambil berjalan merangkul Amanda, membuat siapapun yang melihatnya pasti tidak bisa memungkiri ketampanan Saddam dan menatap Amanda iri. 

Saddam menuntun Amanda menuju pesawat pribadi nya yang lain, Amanda mengernyit saat pramugari dan pramugara menyapa mereka berdua dengan ramah.

"Dam, ini kita engga salah pesawat?" bisik Amanda pelan.

"Kalau kita salah pesawat pramugari dan pramugara itu udah langsung ngusir kita." jawab Saddam.

"Iya juga sih.." ujar Amanda sambil duduk di kursi penumpang yang berhadapan dengan Saddam.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang