14

2K 87 48
                                    

Tour di toko cokelat tadi menghabiskan waktu yang lumayan lama, Amanda dan Saddam melanjutkan perjalanan mereka menuju pusat oleh-oleh lain yaitu The Keranjang.

Amanda mengerti kenapa pusat oleh-oleh ini diberi nama The Keranjang, karena memang bangunannya berbentuk seperti keranjang.

Amanda membeli beberapa oleh-oleh seperti pie susu, pia legong, kopi bali dan lapis legit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Amanda membeli beberapa oleh-oleh seperti pie susu, pia legong, kopi bali dan lapis legit. Memang lapis legit bukan oleh-oleh khas Bali, tapi yang ia dengar lapis legit disini enak. Sedangkan Saddam hanya mengekori sambil mengawasi Amanda, ia tidak suka karena tatapan beberapa pengunjung dan pegawai laki-laki yang menatap Amanda kagum.

"Sini.." Saddam mengulurkan tangan untuk membantu Amanda membawa keranjang.

"Aku aja, gak berat kok." kata Amanda berusaha menghindar.

"Gak usah sok kuat." ujar Saddam dengan gerakan cepat merebut keranjang tersebut.

Yaudah kalo maksa, gue sih gak nolak hehehe.

Rasain nih, gue tambahin.

Amanda menambahkan beberapa produk kopi bali lagi kedalam keranjang.

Karena kopi adalah penyelamat ketika giliran jaga malam mereka tiba.

"Kamu mau begadang seumur hidup apa gimana?" tanya Saddam heran.

"Buat temen-temen jaga malam di RS, aku gak minum kopi." jawab Amanda.

"Terus cara kamu nahan ngantuk gimana? tanya Saddam penasaran.

"Hm, ngeliatin cowok-cowok ganteng. Langsung seger!" jawab Amanda asal.

"Gak ada yang ganteng di RS, Manda." celetuk Saddam ketus.

"Ada Dokter Fadli ganteng, Dokter Hans juga... Nando juga ganteng cuma dia sadboy belom bisa move on, lagian masih gantengan Dokter Brian, masih muda lagi." kata Amanda polos.

Saddam tiba-tiba meletakkan keranjang tersebut dilantai, membuat Amanda mengernyit heran.

"Bawa sendiri, tangan aku sakit." ucapnya dingin dengan wajah datarnya sambil berlalu melewatinya berjalan menuju pintu keluar.

LAH!

KAN ELU YANG MAKSA-MAKSA BAWA KERANJANG TADI BAMBANG.

Amanda menatap punggung Saddam yang menjauh sambil menghela napas kasar.

Terpaksa ia kembali mengangkat keranjang yang terisi penuh itu dan berjalan kesal ke arah kasir.

Amanda hendak membayar namun kasir tersebut melarangnya.

Ia malah memberikan sebuah kartu kredit Platinum.

GILAK. INI KARTU KREDIT SIAPA?

"Hm mba, ini bukan punya saya." kata Amanda kikuk, karena ia tahu benar persyaratan seseorang untuk memiliki kartu kredit jenis itu dan sekarang kartu kredit itu di titip begitu saja pada dirinya.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang