Chapter. 2

26.3K 2K 108
                                    

Ch. 2

°

Karyna tahu setelah Zeugma lahir atensi Dave pada anak-anaknya akan bertambah. Atensi untuk Karyna jelas sedikit berkurang. Sedikit, tidak banyak. Karena buktinya Dave masih memiliki fetish supaya Karyna memakai jenis-jenis pakaian dalam yang terhitung aneh, seksi dan sebenarnya tidak menutupi apa pun hanya menjadi hiasan ketika ingin menambah gairah saja.

Anak kedua?

Karyna tidak berpikiran untuk mengiyakan hal itu. Dia menjaga jarak dari usia anak yang berdekatan. Proda yang kini tiga belas tahun dan Umay tiga tahun saja sudah melelahkan. Jika dia tidak menjaga, maka besar kemungkinan akan tumbuh satu anggota lagi di rumah yang hebat sekali mendebatnya.

"Kamu kemarin nemenin Proda sama Zeugma?" tanya Dave sembari menghanduki kepalanya yang basah.

Bodohnya Karyna, dia malah tidak fokus sama sekali dengan pertanyaan suaminya karena rambut basah serta tubuh Dave yang terpampang membuatnya bergairah.

Sial, kenapa mandi dulu, sih?

Jika begini kasusnya, Dave bisa mengeluh dan tak mau mandi lagi sehabis mereka bercinta nantinya. Pria itu akan marah jika Karyna kukuh untuk menyuruhnya mandi sehabis sesi mereka jika sudah mandi sebelumnya, sedangkan Karyna tak suka dengan keringat suaminya dan sisa percintaan mereka.

"Ryn?" panggil Dave.

Siapa yang akan fokus jika pria yang kini hampir memasuki usia kepala empat itu masih saja seksi bak aktor kenamaan.

"Kamu nanya apa tadi?" Karyna menanyakan kembali.

Dave menarik turun handuk di pinggangnya. Sengaja memajang tubuhnya tanpa sehelai kain di depan Karyna.

"Udah fokus belum?" tanya Dave dengan seringai dibibirnya.

"Fokus apa?" Mulutnya bertanya, tetapi matanya terus menatap kemana 'tubuh' suaminya dibawa.

Sampai Dave berada tepat di hadapan sang istri, mata Karyna bertumpu pada milik Dave. Bukan hanya bagian bawah, tapi wajah, bibir, hingga seluruh dada serta perut pria itu.

Dave menyentuh dagu istrinya. Membuat perempuan itu mendongak. "Kalo lagi ngomong sama suami itu lihat muka aku yang bener. Fokusnya jangan kemana-mana." Goda Dave seraya menyematkan elusan hangat pada bibir istrinya dengan ibu jarinya.

"Aku fokus, kok."

Dave melebarkan seringainya. "Fokus kemana?"

"Fokus ke kamu. Semua yang ada di kamu."

Sejenak, tidak ada kalimat apa pun yang keluar dari bibir keduanya. Saling tatap dan semakin sering menggulirkan tangan mereka satu sama lain, hingga menautkan bibir, adalah bahasa yang bisa mereka gunakan disaat seperti ini. Tidak peduli pembahasan mereka sebelumnya tidak diselesaikan saat ini juga. Sebab lebih terpenting adalah menikmati sesi romantis yang mereka punya.

Gerakan bibir saja sudah mengisi suara dalam ruangan itu. Gemuruh yang datangnya dalam dada mereka adalah bunyi petir menyambar sebelum hujan keringat membanjiri diri masing-masing yang sedang berpijak di bumi milik sendiri.

"Pake yang kemarin aku beliin," ucap Dave tepat di bibir Karyna.

Basahnya kecap yang terasa membuat Karyna bergerak cepat mengangguk saja. Tidak menyadari betul apa sekiranya yang siap dirinya hadapi jika memakai segala benda yang diinginkan suaminya.

Lingerie merah yang disukai Dave akhirnya menempel di tubuh sang istri tanpa balutan apa pun di dalamnya. Aksen dari tubuh Karyna sendiri sudah indah, jadi tak perlu meragukan bagaimana cocoknya lagi perempuan itu dalam balutan kain menerawang berwarna merah tersebut.

Belum apa-apa Dave sudah menunjukkan diri begitu kerasnya. Karyna selalu dibuat tersenyum olehnya karena pria itu tak pernah terlihat tertidur jika ada Karyna disisinya.

Melirik pada jam dinding. Karyna merasa lebih aman karena pada jam sepuluh malam anak-anak tidak akan ada yang menggedor pintu kamar mereka dan menganggu. Itu sudah batas maksimal bagi kedua putra mereka untuk tidur. Jika ada yang tidak bisa tidur biasanya salah satunya ke kamar yang lain. Contohnya, lebih sering pada kasus Zeugma yang tak mau tidur juga meski sudah dibacakan dongeng papinya maka dia akan berlari ke kamar Proda dan mencari teman tidur. Mudah saja bagi anak itu karena Proda tak pernah mengunci pintu kamar.

"Kenapa malah lama mikir di sana. Right here, ada yang butuh belaian kamu." Kata Dave tidak melupakan suaranya yang semakin berat.

Tahu sama tahu apa mau masing-masing, Karyna memilih memutar tubuhnya di depan lemari dengan sepatu tinggi yang sengaja dia pakai menemani lingerie merah. Dia meliukkan tubuh hingga menghadap belakang, menunjukkan tubuh sintal bagian belakang bawahnya dan memundurkan diri hingga merunduk dan sengaja menggesek miliknya sendiri dengan tangan agar Dave melihatnya.

Seperti dugaan Karyna, pria itu akan menyentuh miliknya sendiri juga. Menggerakan tangannya seraya melihat semua pergerakan nakal serta panas istrinya.

Ketika suara menggeram suaminya terdengar, Karyna tersenyum lebar. Dia menyukai desau dalam dan berat milik Dave.

"Shit." Maki Dave yang menjadi tak sabaran dan berjalan cepat kepada sang istri hingga menyeruduk tubuh Karyna, menghimpit tubuh menyenangkan perempuan itu di lemari. Dan merantangkan tungkai pemiliknya hingga beberapa jari kanan Dave memasuki tubuh Karyna dan membuatnya berganti mendesah indah.

Untuk malam ini, setidaknya mereka bisa berintimasi lagi. Harapan Karyna, sudah pasti esok harinya si kecil tidak menemukan kain transparan berwarna merah ini dan entah akan menjadikannya mainan apalagi.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
He Wants Me Extra ( II ) TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang