O1 ❀ ini tentang bangku pojok

2.9K 267 17
                                    


Chapter 1: Ini tentang bangku pojok


     Hari pertama usai pembagian rapot sisipan kedua. Shinobu terus memandang ke arah jendela luar di mana hujan tak juga berhenti sejak satu jam yang lalu. Wajar saja ini masih bulan Maret.

Sudah satu jam yang lalu pula guru tidak masuk ke kelas. Hal ini pun membuat gedung kelas 11 benar-benar rusuh. Bahkan Sanemi dan Obanai yang notabenenya anak jurusan IPS pun ikut masuk ke kelas Shinobu dan bermain truth or dare bersama. 

Puas memandangi rintik hujan, Shinobu akhirnya memalihkan pandang dan menatap sebuah bangku tunggal yang ada di pojok kelas. Jumlah siswa di MIPA 8 itu ganjil, kebetulan ada meja kursi tunggal, jadi seseorang menempati bangku pojok itu. Sendirian.

Tapi kini pemiliknya tak berada di kelas.

Shinobu tahu di mana orang itu sekarang. Mungkin ia sedang tidur diantara kumpulan soal latihan untuk olimpiade? Atau bisa saja mungkin orang itu sedang menipiskan bibir karena pesan dari orang yang dicintainya.

"Shin,"

Tidak, Shinobu tidak tahu. Shinobu juga tidak mau tahu.

Shinobu hapal betul cowok yang menempati bangku pojok itu. Tak pernah banyak bicara, namanya selalu muncul dalam peringkat tertinggi saat pembagian rapor. Tidak banyak bergerak, tapi nilai kebugaran jasmaninya cukup tinggi. Tidak banyak organisasi di sekolah, lebih sering ikut olimpiade.

Shinobu kadang bingung, di rumah orang itu makan apa?

"Shin,"

Shinobu menghela nafasnya panjang. Kalau saja Shinobu punya kesempatan lebih cewek itu ingin bertanya. Bukan hanya soal apa yang dimakannya di rumah, tapi juga kenapa cowok itu pada akhirnya memilih jadi pengecut.

Tapi,

Mari kita putar pertanyaannya.

Kalau cowok itu dapat kesempatan yang sama, apakah orang itu menggunakannya untuk memperbaiki semua sebelum Shinobu menutup hati? Sebab yang rusak masih bisa diperbaiki, tapi yang hancur tak akan pernah sama lagi.

Semua yang dulu terasa menyesakkan bagi Shinobu kini hanya sisa buih pilu. Memang pada dasarnya seorang atlet anggar harus bangkit lagi setelah dijatuhkan berkali-kali. Tapi soal hati, sepertinya tidak akan semudah itu.

"WOI SHINTA DAN JOJO! BUDEK YA LO!?"

Cewek berambut ungu kehitaman itu terlonjak begitu Rengoku menegurnya. Anak-anak geng Taman Asri Blok H seperti Mui, Gyomei, Mitsuri dan yang lainnya itu pun ikut menatap sebal pada Shinobu. Ya, cuma cewek itu yang tak fokus di sini.

"Lo yang kena," ujar Rengoku mengulangi.

"Gue pilih truth." jawab Shinobu cepat.

"Tai! Gak asik!" seru Uzui sebal, Shinobu hanya menjulurkan lidah tak peduli.

"Jangan kecewa dulu pemirsa, gue tau kok ada yang lebih asik," ujar Obanai dramatis. "Jawab pertanyaan gue. Jujur ya, hal apa yang paling lo sesali sejak masuk ke kelas sebelas? Jujur."

Saat itu juga Shinobu pun langsung tertegun.

Cewek itu mengarahkan pandang kembali pada salah satu sudut kelas. Ia melirik bangku tunggal yang kosong tanpa pemiliknya. Jangankan orang, tasnya pun tak ada.

Menyesal?

Tidak. Shinobu hanya merasa kesal. Seharusnya kalau saja Shinobu bisa lebih kuat, kalau saja Shinobu dari awal tak perlu peduli lebih. Shinobu benci ketika sebuah kisah berakhir, dan ia harus jadi pihak yang terluka. Sendirian.

"Shin—"

"Hal yang paling gue sesali sejak menginjakkan kaki di kelas sebelas adalah," Shinobu menghela nafas dalam. "Mengenali sosok Giyuu Tomioka lebih dalam."




Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


ps: hi, shinobu berawal dengan latar waktu satu tahun sebelum OSN. Yang artinya angkatan 22 masih kelas sebelas, gc kebodohan olimpiade belum ada, tanjirou dan kawan-kawan masih kelas 10, dan tentunya martabak Akabane bulum fenomenal di SMAN 1 Isekai. 

Gimana mau fenomenal, Karma masuk SMANSAKAI aja belum.

"Loh, Ja terus kelas 12nya kapan? Gue kan maunya baca pas udah kelas 12"

Iye sabar. Ntar juga ada scenenya. Kita mulai pelan-pelan supaya pembaca sekalian tidak muntah-muntah.

Hi, Shinobu!✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang