O8 ❀ drama besar olimpiade

1.1K 191 32
                                    


Chapter 8: Drama Besar Olimpiade


     "Cie elah, yang abis nganterin mbak crush nih,"

Baru saja berjalan menyusuri koridor, Tanjirou sudah mengimbangi langkah Giyuu dari parkiran sekolah. Cowok itu tersenyum lebar sambil berpose cherrybelle, sedangkan Giyuu hanya bisa menatap najis pada adik kelas laknat itu. "Apa sih,"

"Alah bisa banget ngelaknya," goda Tanjirou tersenyum semakin lebar. "Gue liat kemarin lo boncengin Kak Shinobu pulang. Hiyaaaa, kemana tuh? Terus bidadari gue gimana?"

"Bidadari lo yang mana? Lo kira cewek lo satu doang?"

"Satu lah, anjir. Gue cuma ngincer Kanao Tsuyuri. Yang lain mah cuma buat cuci mata," elak Tanjirou tak terima.

"Alah tai kotok." decih Giyuu muak. "Ngincer doang gak berani deketin. Potong tuh titit,"

"Ck, elo gak tau rasanya mengagumi dari jauh, sih. Menikung dalam doa, menjaga dalam hati." ujar Tanjirou dramatis. "Elo mah enak bisa satu kelas sama Kak Shinobu. Lah gua satu ekskul aja enggak, satu kelas juga enggak."

"Mam? Pus."

"Moga-moga aja tahun depan gue sama Kanao sama-sama masuk kelas unggulan, aamiin." 

Giyuu hanya menghela nafas lelah sambil menggelengkan kepala. Tiba di gedung kelas 11, cowok itu hendak berbelok. Tapi Tanjirou segera menahan tangan Giyuu dan membuat cowok itu menoleh paksa. "Bang, lu beneran masih ngincer Kak Shinobu?"

"Hm?" Giyuu tertegun sejenak, cowok itu menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal. "Enggak. Cuma bercandaan doang. Gue sadar diri kok,"

Tanjirou menatap Giyuu dengan sorot kecewa. Cowok itu menghela nafas panjang, lalu menyingkirkan tangannya secara mandiri. "Padahal kan kalo lo jadi sama Kak Shinobu, peluang gue deketin Kanao juga bisa muncul." cetus cowok itu sebelum berlalu pergi.

Giyuu diam di tempatnya sambil menatap tubuh Tanjirou yang semakin menjauh lalu berbelok ke gedung kelas 10. Di tangga yang mulai ramai itu, Giyuu hanya terdiam selama beberapa saat.

Giyuu suka Shinobu dari dulu, itu faktanya.

Sejak dinobatkan jadi ratu MOS dulu, Giyuu selalu suka sikap Shinobu yang berani maju ke depan dengan senyuman manisnya. Rasanya ada hangat di hati cowok itu bahkan walau Shinobu tak pernah meliriknya.

Giyuu suka Shinobu dari kelas 10, walau dulu mereka tak sekelas. Cowok itu dengan sabar menunggu rencana jagat raya untuk mempertemukannya dengan Shinobu. Saat Shinobu dekat dengan Kaneki, saat Shinobu pacaran dengan Akashi, lalu didekati cowok-cowok lain, Giyuu tetap bersabar. Sebab katanya, cinta itu butuh waktu.

Lalu setelah satu kelas di MIPA 8? Giyuu malah berusaha keras untuk menghapus perasaannya. Penantian cowok itu hanya dibalas dengan celetukan genit oleh Shinobu sebelum cewek itu pergi dengan tawa terbahak bersama Mitsuri.

Iya, Shinobu cuma bercanda.

Dan Giyuu kecewa.




***

"Pemerintah sampai gelondorin dana sampai 2 miliar cuma buat olimpiade kali ini. Sumpah, gue yakin ada sesuatu penyalahgunaan lagi. Gak tanggung emang, pemerintah kalo bikin panggung drama gak pernah perhitungan."

Giyuu menaikkan alis mendengar celotehan panjang Muichiro di ruang OSIS. Meski bukan bagian dari aktivis sekolah, ruangan ini memang sering dijadikan tempat untuk pertemuan pra-olimpiade. Baru saja Pak Erwin pergi setelah memberi pengarahan.

"Olimpiade apa? Matematika nanti?" ujar Giyuu menyahut.

"Enggak, olimpiade sains nasional. Gak mungkin juga kan kalo matem, gak terlalu disorot sama media."

"Oh, pantesan gue liat kemarin Papa pulang mukanya kaku kek sempak baru. Katanya keluarga Amane ikut turun tangan jadi panitia penyelenggara." 

"Heem, Soichiro Yagami juga jadi salah satu pihak sponsor. Gila gak lu? Padahal wewenang dia kan, di Jakarta. Jadi gak mungkin banget kalo OSN tahun depan gak ada apa-apanya,"

Tanjirou dan Armin, yang notabenenya baru ikut olimpiade tahun ini, ternganga mendengar pembicaraan dua kakak kelasnya. Empat cowok yang akan mewakili sekolah itu terduduk di ruang OSIS denagn formulir yang baru setengah terisi di depan mereka.

"Eh, Levi seriusan gak ikut olim kali ini?" ujar Giyuu pada Armin, berusaha mencarikan suasana yang sempat tegang.

"Enggak, Bang. Tabrakan jadwalnya sama lomba tilawah." jawab Armin seadanya.

Giyuu mengangguk paham. Cowok itu melirik Tanjrou yang sedari tadi tak membuka mulut, padahal anak itu kan biasanya banyak tingkah. Tau sendiri lah, anak itu kan memang biasanya overthingking. Mungkin terbawa ucapan Mui dan Giyuu tadi.

Giyuu akhirnya menghela nafas dan memutuskan untuk beranjak meninggalkan ruang OSIS dan segala kepenatannya. "Gue mampir ke kantin Mang Ibin dulu. Kalo Pak Erwin udah ngasih soal, chat langsung ke gue." ucapnya sebelum pergi.

Melihat Giyuu yang seolah memberi kesempatan, Tanjirou pun memanfaatkannya dengan baik. Cowok itu segera bangkit dan menyusul kakak kelasnya itu dengan alasan seret, mau cari es teh. Es teh Mang Ibin juaranya es teh.

"Lo katanya mau deketin Kanao, hng?" tanya Giyuu langsung sambil mengangkat satu alis. Tanjirou awalnya terdiam beberapa saat sebelum ia mengangguk. "Lo bisa manfaatin OSN tahun depan. Gue yakin peluang besar bisa ada di situ,"

"Hm?" giliran Tanjirou menaikkan alisnya. "Heureuy maneh? Sinting."

"Teu heureuy. Kalo udah dedramaan gitu juga pengawasan datanya gak terlalu ketat, alias gampang banget buat malsuin data. Lo mau percaya gak percaya ya terserah."

Tanjirou mengangkat dua alisnya kini. Apa ini kesempatan? Tapi di sisi yang sama, Giyuu juga melihat hal yang sama. 

Iya, ini kesempatan.




Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


ps: kita mulai bahas dark side nya dunia olimpiade dan pendidikan, silahkan berkonspirasi tapi jgn jauh2 y muach

ps: kita mulai bahas dark side nya dunia olimpiade dan pendidikan, silahkan berkonspirasi tapi jgn jauh2 y muach

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hi, Shinobu!✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang