10. Banquet

3 3 0
                                    


Yakin, ambil keputusan tanpa keragu-raguan,

capai hasil dalam sebuah kepastian

Pukul 20:09...

Hari penjamuan.

Rumah Dinas Walikota Bandung.

Lagi, di dalam ruangan yang bernuansa putih berpaut ornamen dengan nuansa biru. Uniknya terdapat meja saji sepanjang lebih dari sepuluh meter menopang berbagai varian jamuan. Meja bulat yang tersebar di beberapa titik. Sekumpulan orang yang datang memantaskan diri dengan berpakaian mewah ala pesta dansa.

Raihan dan Mirshal telah berada di lokasi.

Seseorang datang, dengan gaun berwarna kuning, rambut yang ditata, bergulung, bergelombang. Manik permata menjalar mengikuti gelombang rambut, berkedip. Wajahnya merona, jelas alami. Berjalan melenggang menuju kedua orang yang berdiri di dekat tiang silinder. Semua mata masih menatap lekat padanya. Mirshal terpana, sosok itu mendekatinya bukan lain dan tidak bukan adalah kawannya. Raihan hanya diam. Tak tahu apa yang ada di pikirannya.

"So beauty, Rena," tutur Mirshal.

"Really?"

"So do both of you," aku Renata.

Mirshal nampak elok dengan tuxedo silver dengan garis biru, tak lupa dasi kupu-kupu dan vest, pantofel dan rambut bob yang sedikit gondrong diatur dengan sedemikian rupa. Sedangkan Raihan ikut memakai pakaian serupa, hanya saja Raihan lebih memilih jas hitam terbuka yang menyembulkan kemeja putihnya, tanpa dasi dan vest. Ia mengubah rambut dengan belahan samping, salah satu sisi lebih bervolume dengan anak rambut sedikit menjuntai ke dahi.

./—././.—./ ——./..

Pukul 20:20 ...

Para tamu tengah memadati ruangan itu. Setelah cukup lama waktu berlalu datang orang yang ditunggu-tunggu. Bapak walikota memasuki ruangan berasamaan dengan sekumpulan yang berjaga, para wartawan telah siap untuk merekam jajak pesannya.

Ruangan nampak lengang sejenak.

Orang itu memberi salam sapaan dan hormat. Semua orang membalas. Gemuruh tepukan menggenapi wujud penghormatan.

"Pertama-tama, saya ucapkan syukur kepada semua jajaran wakil rakyat, para tamu undangan, dan rekan wartawan yang berkenan hadir di acara jamuan yang sederhana ini. Bapak Ibu wakil rakyat, Bapak Ibu staf, saya mengucapkan rasa syukur yang sedalam-dalamnya." Ia diam sejenak, orang-orang di sekelilingnya mendengarkan dengan khidmat. "Atas kerja keras, mengorbankan waktu dan tenaga ... menjadikan kota Bandung lebih baik, lebih tertata, dan lebih bersih." Ia membenahkan posisinya dan meniti catatan kembali.

Hening sejenak.

"Saya tahu semua hasil kinerja tidak luput dari persepsi dan opini masyarakat. Maka jangan pernah merasa puas dengan apa yang telah kita capai sekarang, masih banyak tugas dan wewenang kita, semoga harapan kedepannya kita bisa terus bahu membahu menjadikan Bandung sebagai kota yang unggul di berbagai lini." Pria itu menyapu pandang, akan tetapi fokusnya tertuju ke satu titik yang entah di mana?. " Sepertinya Anda semua, sudah merasa pegal dan lapar, ya?"

Gelak tawa memecah keheningan. Tepuk tangan mengiring kemudian.

"Sebagai penutup mari wujudkan kota Bandung sesuai impian kita, sesuai impian rakyat. Kemudian, sedikit bentuk silahturami, dan apresiasi kinerja kita bersama, silakan Bapak, Ibu menikmati hidangan yang sederhana ini, semoga berkenan..."Pria itu menyungging senyum, terlihat ramah.

E.N.E.R.G.Y [Action-Mystery]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang