Pukul 09 : 00 ...
Rumah Sakit
Renata yang tengah menyusuri lorong hendak memasuki ruang tempat Mirshal dirawat, melihat perawat dengan troli yang berjalan dari arah sebaliknya. Ketika perawat itu hendak membuka pintu, Renata lesat menggapai pegangan pintu lebih dulu.
"Biar aku saja yang antarkan, Sus." Perawat itu terdiam di sepersekian detik, Perawat itu sekejap terpana saat pertama melihat seorang perempuan yang berada di depannya. Seorang perempuan yang memiliki tubuh lebih tinggi darinya, rambutnya tergerai dengan anak rambut sedikit menjuntai ke depan daun telinga, menutupi matanya. Pakaian yang dikenakan perempuan di depannya juga hanya stelan blus putih dan celana bahan panjang berwarna hitam. Kemudian, perawat itu mengangguk setelah melihat raut muka Renata. Perawat itu kemudian berpaling dari Renata dan pergi meninggalkannya. Renata masih memperhatikan langkah perawat itu hingga ia berbelok, sosoknya hilang dari pandangan Renata kini.
Setelah memastikan bahwa hanya seorang diri, Renata mengayuh pegangan pintu dan membuka ambang pintu.
./-././.-./ --./..
"..." Renata tercengang. Tempat tidurnya telah lengang. Hanya tersisa selang infus yang tergolek.
"Shal?" Renata kembali berseru, sengatan rasa takut mulai menjalar di sekujur tubuhnya, membuat ia gemetar, dan langkahnya sedikit tercekat. Pandangannya tak menentu, ia menyapu ruang dengan deburan jantung yang kian mendominasi jiwanya. Renata memandang ke tempat tidur, menilik kolongnya, kemudian ke jendela yang masih tertutup gorden, ke sofa yang sama lengangnya, bolak-balik dirinya lakukan itu. seolah kehilangan sesuatu yang berharga.
"Shal!" serunya panik. Tiba-tiba seseorang dengan cepatnya keluar dari balik kamar mandi.
"Ada apa Rena?" Mirshal berlari tergopoh-gopoh dengan handuk yang masih tersampir di lehernya.
Renata yang melihat ke arahnya melongo. Ia terperangah melihat orang yang kini berada di depannya adalah orang yang sama yang sebelumnya masih terbaring lemah di atas ranjang.
"Shal, kamu nggak apa?"
"Ap-apa? Memangnya aku kenapa?" Mirshal malah balik bertanya, dan seakan asing dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh rekannya itu.
"Berhentilah bersikap seperti itu, kau jadi mirip dengan si gila itu," tegas Renata.
"Si gila? Ah, ya, dari tadi aku ingin bertanya, di mana Rai?"
Renata hanya diam memandang orang di depannya dengan gamang. Renata mengembuskan napas, ia meraup energi sekitarnya.
"Rai ditangkap, Pak Kho dan Pak Cha sedang berusaha mencarinya, mereka juga sedang menyelesaikan kasus bapak almarhum."
Mirshal mengusap dagu,"Hmmm, berapa lama aku tak sadarkan diri?"
"Sekitar 3 hari."
"Serius!"
Intonasi Mirshal membuat Renata terkesiap. "Tenang, Shal, mulai sekarang serahkan semuanya kepada Pak Kho dan Pak Cha, yang kita khawatirkan adalah di gila itu masih belum diketahui keberadaannya sampai sekarang."
"Ayo kita cari Rai segera, Rena," ajak Mirshal, matanya berserobok dengan mata Renata, Renata melihat kecemasan yang terpatri di manik mata Mirshal.
"Rena ..."
"Shal!" Mirshal terperanyak, Renata mencoba menangkap lengan Mirshal. "Kau tak apa-apa? Sebaiknya kau istirahat lagi."
"Tenang Rena, jangan khawatirkan aku, oh ya, bagaimana laporan kita tentang almarhum walikota?
KAMU SEDANG MEMBACA
E.N.E.R.G.Y [Action-Mystery]
AçãoHarta, Tahta, Wanita. Lebih dari cukup membuat seseorang lupa akan dirinya, menjadikannya sebagai pembunuh. Raihan. Memiliki kemampuan merasakan energi di sekitarnya. Raihan bergabung menjadi salah satu anggota detektif untuk menguak kasus kematian...