5. Pembunuhnya: Orang terdekat?

16 1 0
                                    


Pukul 14:00...

Hari laporan

Rumah Susun Lt.4

Suasana rumah yang porak-poranda. Perabotan rumah banyak yang jatuh serta berserakan di lantai. Seluruh ruang gelap. Hanya dengan bantuan seberkas sinar matahari yang berhasil masuk dan menyinari beberapa bagian dari sudut-sudut ruangan sehingga ruangan kini menjadi sedikit remang. Beberapa sinar flash kamera menyala sekian kalinya, pada suasana rumah, dan kepada dua tubuh yang sekarang tengah membusuk. Kholili tengah berbincang dengan salah satu petugas dari tim forensik dan polisi yang dilaporkan atas kasus tersebut untuk menyidiki lebih lanjut kematian dari kedua mayat itu.

"Laporan dari tetangga yang berada tepat di lantai bawahnya, dia baru menyadari ketika beberapa kali ia menemukan bukti berupa cairan kental berwarna hitam, berbau anyir mengalir dari dinding dekat kamar mandi. Awalnya ia menduga itu hanya hal mistis yang menghantuinya. Namun, dia juga mencurigai ada yang tidak beres terjadi pada tetangganya itu," tutur salah seorang polisi menyampaikan berita tersebut kepada Kholili dan tim forensik.

Pukul 06:00 ...

Hari sesudahnya

Rumah Sakit

Beberapa kali mata itu mengerjap mengikuti cahaya yang menerabas, memaksa masuk ke dalam sisa ruang gelap. Hal pertama yang dilihatnya adalah ruangan yang bernuansa putih, hijau dengan aroma antiseptik menyeruak ke dalam rongga hidung.

Seseorang menghampirinya."Selamat hidup kembali, putri salju." Mirshal mengatakannya dengan santai sembari menyungging senyum lebar. Mencoba mentransfusikan ketenangan pada orang yang baru saja sadar di hadapannya sekarang.

"Di mana ini?" Raihan seketika bangkit, menelungkupkan kedua tangannya ke wajahnya. Sementara Mirshal masih tersenyum, kini geliginya sampai terlihat.

"Rumah Sakit, kau tertidur seharian karena kekurangan cairan, kawan," jelas Mirshal.

"Aaahh, girls like the hell,"tukas Raihan. Raihan masih memegangi kepalanya yang masih terasa berputar dan berdengung, pening.

"Sorry, What? You mean 'menyusahkan' buddy?"

Kalimat pertanyaan Mirshal tak dihiraukan Raihan,"Apa ada sesuatu yang tidak kukethui selama aku pingsan?" Raihan menyampirkan tangannya di samping tubuhnya yang bersandar di bantal.

"Kau tahu, saat kau masuk ruang IGD, Rena, mendapat panggilan." Mirshal menjelaskan tentang sekelumit Renata yang tiba-tiba mendapat panggilan tentang kabar pembunuhan lain, kemudian Renata bergegas untuk menerima kabar lebih lanjut dan pergi menemui si pemanggil.

./—././.—./ ——./..

Pukul 18:30 ...

Sekolah Teratai. Sekolah Khusus Putri.

Di lokasi bekas TKP Raihan dan Renata berada sambil menunggu Mirshal.

Ruangan itu tidak memiliki langit-langit yang menutupi rangka atap. Beberapa rangka baja berbentuk segitiga berbaris, menumpu pada tiang lain yang secara melintang mengelilingi ruangan. Mengikat menjadi satu kesatuan yang kokoh ditambah dengan sokongan dari tiang baja yang berjajar dengan jarak tertentu di antara dinding ruangan tersebut. Keadaan di dalam ruangan tidak seperti yang diangankan. Sebagian dari ruangan menjadi gudang penyimpanan. Terdapat rangkaian alat musik tradisional yang kini bisu, tertidur dan entah sampai kapan mereka akan mendengungkan irama kembali, sebagian alat olah raga berupa matras, samsak yang kini terlapisi oleh selimut debu. Pun tumpukkan meja dan kursi yang menggunung di sisi dinding dekat pintu. Hanya lantai bagian tengah yang setidaknya masih terlihat agak bersih menurut persepsi para siswi yang bisa mereka gunakan untuk sekadar tempat berganti pakaian yang nyaman.

E.N.E.R.G.Y [Action-Mystery]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang