Pukul 06: 47
Kantor Bareskrim POLRI-Unit Kriminalitas
Kholili masuk ke kantor seperti biasanya, ia membawa secangkir kopi hitam dan menuju ke ruangannya, amat terkejut dirinya ketika melihat dua orang—Mirshal dan Renata—tertidur dengan kepala rebah di atas meja. Kholili mendekati keduanya memerhatikan masing-masing, ia melambaikan tangan, untuk sekadar memastikan mereka masih terlelap. Kholili melihat ke layar komputer di depan mereka. Lampu keyboard dan tombol power monitor masih menyala, tebersit dugaan bahwa keduanya tengah berjaga semalaman. Ia melihat cangkir kopi di dekat tangan Mirshal. Cangkir itu tergolek di atas buku catatan Mirshal, sedikit mencetak warna cokelat pekat: khas kopi.
Kholili lalu kembali menjaraki mereka dan melanjutkan langkah menuju ruangannya.
Lagi, sekarang orang yang masuk adalah Chairul, dengan tas yang berada di gendongannya ia melangkah santai sambil mendendangkan sebuah lagu dari penyanyi favoritnya: Iwan Fals. Chairul melintasi ruang jajaran staf, ia terkejut sama halnya Kholili sebelumnya, hanya saja Chairul lebih ekspresif.
"Apa yang mereka lakukan, apakah mereka berjaga di kantor?" guman Chairul terheran-heran. Ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Ia mendekati Renata, "Renata," seru Chairul. Renata masih belum tergugah hingga pada seruan yang ketiga.
"Pak Cha?" tanya Renata, matanya masih menyipit, belum terbuka sempurna selama sepersekian detik, hingga ia tersentak, "ah, maaf Pak Cha, kami ketiduran. Shal?"
"Shal, oi, bangun, shal." Renata mengguncang tubuh Mirshal beberapa kali hingga Mirshal tersadarkan.
"Kalian bergegaslah membersihkan badan, pukul tujuh kita akan briefing untuk inspeksi."
"Apa? Sepagi ini Pak?"
"Saya menghubungi kalian sejak kemarin sore."
Renata lekas mengecek ponselnya, ia melihat beberapa notif yang muncul dan itu semua dari orang yang sama yang sebelumnya mengatakan hal tersebut.
"Ah, iya maafkan kami Pak, kami segera bergegas untuk siap-siap," jamin Renata.
./-././.-./ --./..
Mirshal dan Renata yang telah berganti pakaian dan bersiap untuk mengikuti briefing segera masuk ke ruangan yang biasa mereka pergunakan untuk rapat.
Ketika masuk ke dalam ruangan, Kholili dan Chairul serta seorang yang asing tengah menempatkan posisi duduk mereka masing-masing.
Kholili membuka percakapan, "Baik, kalian silakan duduk, kita mulai briefingnya. Kami akan menelusuri daerah yang sudah dilacak oleh tim siber. Mereka akan mendeteksi pla nomor mobil yang sudah tertangkap oleh CCTV—"
"Bagaimana kalau pakai alat deteksi punya Mirshal saja Pak," papar Renata, semua mata konta tertuju ke arah Renata.
"Alat?" ulang Chairul bertanya-tanya.
"Mirshal sudah menyematkan suatu alat deteksi yang bisa mencari keberadaan Raihan secara akurat, hanya saja kami masih susah untuk mengaksesnya dengan memakai komputer kantor," tutur Renata pada semuanya.
"Tolong jelaskan pada kami, detail alat itu." Kholili mengarahkan pandangannya ke Renata dan berakhir pada orang yang berada di samping Renata: Mirshal.
Mirshal meneguk salivanya.
Kemudian ia mulai menjelaskan detail alat yang dikembangkannya dengan sedikit terbata karena perasaan gugup yang merayap di sekujur tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
E.N.E.R.G.Y [Action-Mystery]
AksiHarta, Tahta, Wanita. Lebih dari cukup membuat seseorang lupa akan dirinya, menjadikannya sebagai pembunuh. Raihan. Memiliki kemampuan merasakan energi di sekitarnya. Raihan bergabung menjadi salah satu anggota detektif untuk menguak kasus kematian...