2. Rubuhnya patung Shio

18 4 5
                                    

Pukul 09:00 ...

Sekumpulan orang telah berbaris di salah satu ruangan yang dapat menampung lima puluh hingga seratus orang, ruangan itu merupakan ruangan serbaguna yang tak banyak furnitur, hanya ditempati oleh foto presiden dan wakilnya serta patung burung garuda di antara keduanya yang terpajang di salah satu dinding, terdapat podium di bawah foto tersebut, di arah depan agak ke tepi kiri dan kanan berjajar bendera yang menggelantung di tiang-tiang. Langit-langit atap dibuat berundak-undak sedangkan lantainya terbuat dari batu pualam berwarna putih madu dengan corak cokelat seperti guratan ombak.

Di antara orang-orang yang tengah berdiri tersebut sebagian memakai seragam dengan beberapa badge, lencana, pistol yang terhunus di saku kanan dan aksesoris lain sebagai pelengkap. Sebagian yang lain hanya mengenakan kemeja, jaket kulit, dengan celana bahan bahkan ada yang memakai kaos, celana jeans dan sepatu sneakers. Sedangkan Renata, Mirshal, Raihan, dan anggota baru lainnya memakai seragam kepolisian polos lengkap dengan topi dan sepatu pantofel.

"Apa tujuannya merekrut orang-orang seperti mereka? Mereka sepertinya masih bau kencur," bisik salah satu orang kepada rekan di kirinya keheranan.

"Mungkin kantor ini telah berubah menjadi panti asuhan," timpal rekan tadi, kemudian mereka terkekeh bersama.

Renata yang berada tepat di barisan pria yang berbisik dengan jarak dua orang di depannya mendengarnya dengan jelas. Namun, Renata tak acuh dan pandangannya tetap lurus ke depan.

Seseorang berjalan dari arah pintu masuk menuju depan deretan. Tiga orang yang berdiri paling ujung memberi penghormatan, pria itu melirik dan kembali memposisikan pandangan ke arah depan.

Seseorang itu memberikan sebagian intruksi, dan informasi. Seiring dia menjelaskan tidak ada kata-kata 'Selamat bergabung' atau sejenisnya, orang itu memberi penjelasan dengan singkat, akan tetapi cukup membuat hati anak baru yang berdiri saat itu ragu untuk mempertahankan diri di tempat itu. Tiba-tiba datang tiga orang yang salah satunya memakai pakaian kepolisian lengkap dengan bintang tiga bertengger di pundak sisi kiri dan kanan jas yang dikenakannya.

"Saya adalah Kapten Detektif Satyana," berdeham pelan, "tanpa ragu saya beritahukan dalam tujuh puluh tiga tahun mengabdi pada bangsa, di antaranya selama tiga tahun tarakhir." Kata-katanya berhenti sejenak, memberikan penekanan, " POLRI telah melakukan pencegahan dan pemberantasan terhadap dua belas hingga tujuh belas aksi teroris di Indonesia, sebanyak '396 pelaku berhasil diungkap. Kami, telah merekrut sejumlah polisi dan membentuk kekuatan yang baru dan muda. Mulai sekarang kantor kepolisian Jakarta akan menjadi kekuatan baru. Maka dari itu, hari ini adalah hari bersejarah." Tutur Kapten detektif itu, dia kembali memposisikan tubuhnya. Semua orang yang sedari tadi mendengarkan dengan khidmat, bertepuk tangan dengan meriah. Setelah itu, secara bergilir disusul dengan serangkaian acara lain, penyematan badge hingga acara penutupan.

Para anggota baru dibagi kedalam beberapa tim dan setiap tim beranggotakan tiga orang yang dibina oleh ketua tim dalam menyidikan kasus.

./—././.—./ ——./..

Di suatu ruangan. Di sisi tengah terdapat meja yang disusun sedemikian rupa hingga menempati dua pertiga dari ruangan tersebut. Bangku-bangku yang mengelilingi gabungan dari beberapa meja memiliki kaki yang terbuat dari stainless steel dengan sandaran berbahan nilon. Dindingnya berwarna putih gading dan di sekeliling dinding ruangan kecuali dinding pintu masuk berdiri menjulang jajaran loker-loker tempat menaruh berkas, baju, dan senjata.

Pada gabungan meja-meja tadi duduk Raihan yang berada di paling ujung, di sisi kanannya adalah Mirshal, sementara orang yang berada di hadapannya adalah Renata, dan dua orang yang berstatus sebagai pembina sekaligus ketua tim serta asistennya duduk memunggungi pintu.

E.N.E.R.G.Y [Action-Mystery]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang