bertamu

495 73 0
                                    

Jung Chaera


"Annyeonghaseyo... Kim Mingyu is in the house yo~"

Wonwoo langsung menatap laki-laki itu dengan tatapan tajamnya.

"Jangan berisik. Ini rumahku, bukan rumahmu" balasnya

"Habisnya rumahmu terasa sepi sekali setiap kami berkunjung. Apa Ayah dan Ibumu pergi dinas lagi? Lalu kakakmu?" Tanya Mingyu.

Laki-laki itu bahkan dengan tidak tau dirinya langsung bersandar di sofa ruang tamu dan menaikan kakinya ke atas meja di depannya. Ya, sudah seperti rumahnya sendiri.

"Mereka pergi ke Jepang. Dan yah, kakakku dipindah tugaskan ke rumah sakit di Gangnam" balas Wonwoo sembari berjalan ke arah pantry. Mungkin membuatkan kami minuman.

Sementara aku masih berdiri tak jauh dari pintu masuk sembari menjinjing tas yang ku bawa tadi. Aku selalu seperti ini jika bertamu ke rumah Wonwoo. Entah ada atau tidaknya keluarga Wonwoo, aku merasa harus tetap bersikap sopan.

"Kau mau duduk atau terus berdiri disana?"

"Ah... ya, aku akan duduk" balasku

Mingyu tertawa melihat kegugupanku. Ku tebak setelah ini aku akan diejeknya habis-habisan.

"Kau sudah seperti pakaian yang dijemur saja, Chae. Kaku sekali. Haha!"

"Kau saja yang tidak tau sopan santun. Pemilik rumahnya saja belum mempersilahkanmu untuk duduk, tapi kau malah seenaknya"

Wonwoo datang dengan senampan cemilan dan tiga gelas air putih.

"Di kulkasku hanya ada ini" ucapnya

"Terimakasih" balasku canggung

Sementara Mingyu langsung mengambil setoples kue kering yang di bawa Wonwoo tadi. Benar-benar definisi seenaknya.

"Jadi, hal apa yang harus kita bahas lebih dulu?" Tanya Wonwoo to the point.

Karena awalnya kunjunganku dan Mingyu ke rumah Wonwoo adalah untuk mengerjakan tugas kelompok yang diberikan dosen kami tadi pagi. Masih jelas terekam di benakku,
Mingyu yang dengan semangatnya langsung mengajakku dan Wonwoo bergabung dalam kelompoknya. Begitupula Wonwoo yang terlihat sangat antusias karena topik yang akan kami bahas adalah topik kesukaannya. Sehingga mau tidak mau, aku mengikuti kerja kelompok ini.

Awalnya memang seperti itu, tapi berakhir dengan aku yang menjadi penonton keduanya yang tengah asik bermain game.

Kerja kelompok?

Lupakan. Hanya aku yang akan bekerja sendiri.

"Huh... ya sudah, biar aku yang kerjakan sendiri."

Karena sangat seru mereka sampai tak mendengar ucapanku sama sekali. Membuatku melanjutkan kegiatanku dengan terus menggerutu dan menyumpahi dua lelaki itu.

Aku sudah cukup fokus dengan pekerjaanku sampai akhirnya seseorang masuk dari pintu utama. Tak lupa dengan beberapa bungkus makanan di tangannya. Kehadirannya berhasil menarik perhatian kami bertiga. Terlebih, aroma lezat dari makanan yang dibawanya berhasil membuat perut kami beriga bereaksi.

"Hyung?"

"HYUNG?!"

"Wonhyun oppa?"

Laki-laki berkaca mata itu lantas terkejut melihat ada tiga kurcaci yang mengotori rumahnya.

"Wah wah wah... aku tak menyangka ada kalian berdua disini. Kebetulan aku membawa banyak makanan. Ayo makan!" Ajaknya

Mingyu dan Wonwoo yang awalnya cukup terkejut, kini kembali mengalihkan atensi mereka pada game yang mereka mainkan di layar tv.

"Setelah aku mengalahkan Wonu, Hyung"

"Itu tak akan terjadi. Rasakan ini!"

Pada akhirnya hanya aku yang beranjak dari sana dan membantu Wonhyun untuk membawa beberapa bungkus makanan ke arah pantry.

"Bagaimana kabar oppa?" Tanyaku

Laki-laki itu tersenyum manis. Dia benar-benar mirip Wonwoo. Jika saja aku bertemu dengannya lebih dulu, mungkin mencintainya akan terasa lebih indah.

"Tenang saja, mengurus pasien gangguan jiwa tidak akan membuatku gangguan jiwa juga" ujarnya

Aku terkekeh mendengar leluconnya. Sebenarnya tidak selucu itu, hanya saja aku mencoba menghargai usahanya.

"Kata Wonwoo, oppa dipindah tugaskan ke Gangnam. Bagaimana pasien disana? Lebih buruk atau lebih baik  dari Seoul?" Tanyaku

"Sebenarnya tidak lebih baik juga, karena pasien disana jauh lebih banyak." Jelasnya

Aku mengangguk paham kemudian mengambil alih pekerjaannya untuk menuangkan sup yang ia beli ke mangkuk besar.

"Biar aku saja oppa. Lebih baik oppa membersihkan diri lebih dulu, oppa pasti lelah" jelasku

Woohyun tersenyum kemudian mengusap puncak kepalaku pelan.

"Andai saja aku punya adik perempuan,  mungkin dia akan sepertimu" jelasnya

Aku hanya tersenyum untuk menanggapinya. Sembari membayangkan bagaimana jika Wonwoo menjadi seorang perempuan. Akankah dia tampan atau cantik? Hihihi~




To be continue~

Masih awal-awal ya, baru permulaan.
Tenang tenang

Trapped [JWW/KMG] (ONHOLD) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang