pesta (2)

415 57 2
                                        

Jeon Wonwoo




"Sepertinya aku salah kostum" ujar Chaera sembari mendekati kami.

Berbeda dengan orang lain yang menggunakan gaun panjang yang cukup tebal, Chaera hanya menggunakan gaun pendek tipis.

Aku masih memperhatikannya dari bawah hingga ke atas dengan gerakan kepala yang lambat. Aku rasa Mingyu juga sama terkejutnya denganku.

"Ya! Jangan memandangiku begitu. Kalian sudah seperti om-om pedofil!" Ucap Chaera sembari menyilangkan tangannya di depan dada.

"Hei! Jaga matamu!"

Aku hampir tersedak saat Mingyu tiba-tiba memukul dadaku dengan keras.

"Matamu juga, bodoh!" Kesal Chaera.

Entah ada angin apa, aku tiba-tiba membuka jas yang ku kenakan dan langsung menyampirkannya ke tubuh kecil Chaera.

"Uwooo~ Wonu gentlement" Mingyu bersorak

"Setidaknya itu bisa menghangatkanmu" balasku tanpa mempedulikan sorakan Mingyu.

"T-terimakasih, Wonwoo" balas Chaera sembari mengeratkan jasku yang ada di tubuhnya.

"Wonu oppa, aku juga kedinginan" ujar Mingyu dengan nada dibuat-buatnya.

"Mau ku pakaikan keset tebal itu, iya?" Ancamku sembari menunjuk keset tebal bertuliskan 'welcome' yang ada di dekat pintu masuk.

Ia hanya memperlihatkan deretan giginya dengan lebar.

"Ya sudah, kalian nikmatilah waktu kalian. Aku harus pergi untuk menyapa yang lain" ujar Mingyu

"Aku ikut!"

Aku dan Chaera lagi-lagi mengatakannya dengan serempak.

"Untuk apa mengikutiku? Lebih baik kalian ikut permainan itu, kelihatannya seru" ujar Mingyu menunjuk sudut ruangan sebelum kemudian pergi dari hadapan kami.

Sesungguhnya aku tak tau permainan macam apa itu, tapi melihat Chaera yang sangat ingin tahu akupun mulai mencoba untuk mengajaknya ke tempat itu.

"Kau mau coba?" Tanyaku

Chaera menatapku sebentar sebelum berkata, "Tapi kau kan tidak suka keramaian. Tidak apa-apa kita disini saja menunggu Mingyu datang"

Bagaimana ia tahu aku tidak suka keramaian? Apa sejelas itu?

"Tidak apa. Jangan menahan dirimu untukku. Ayo kita kesana" ujarku

Lagi-lagi tubuhku bergerak tanpa aku sadari, aku mengenggam tangannya dengan lembut kemudian menuntunnya ke arah yang ingin ia tuju.

Meski ini bukan skinship pertamaku dengan Chaera, tapi rasanya sangat aneh. Seperti ada sesuatu yang ingin meledak.

Setelah kami sampai di kerumunan itu, nampaknya kami agak menyesalinya. Karena game tersebut adalah pepero kiss.

"Sepertinya kita harus kembali" ujar Chaera canggung

Tapi sebelum sempat kami berbalik, pembawa acara tersebut menangkap kehadiran kami dan mencoba untuk membuat kami ikut dalam game ini.

"Eiii... kalian tidak tergiur dengan hadiahnya? Bagi pasangan yang berhasil menang, aku akan memberikan sebuah kunci emas yang akan membawa kalian keluar dari sini" jelas laki-laki bertopeng itu.

"Kunci?" Heran Chaera

"Untuk keluar dari sini? Jangan-jangan maksudnya..."

Saat itu juga aku dan Chaera saling bertatapan sesaat sebelum menganggukan kepala kami menyetujuinya.

Mau bagaimanapun ini adalah mimpiku. Semua yang ku lakukan hanya terjadi di mimpi dan tak akan diketahui siapapun kecuali aku menceritakannya. Jadi tak masalah.

"Wohooo! Kita sudah mendapatkan satu pasangan lagi. Jadi langsung saja kita mulai permainannya. Pasangan dengan sisa pepero yang paling pendek akan jadi pemenangnya. Dan kita akan mulai satu persatu" jelas si pembawa acara

Satu persatu pasanganpun memulai permainannya. Dan satu pasangan sebelum kami mendapatkan jarak terpendek yaitu 1cm.

"Woaaa! Mampukah pasangan ini mengalahkan pasangan sebelumnya dengan 1cm yang mereka peroleh?"

Aku menatap Chaera yang terlihat ragu.

"Kita pasti bisa. Kita harus menang. Kalau perlu jangan sisakan peperonya" ujarku

"T-tapi... bagaimana jika Areum melihat? Aku tak mau dianggap sebagai perusak hubungan orang"

Aku menggenggam kedua tangan Chaera dan menatapnya intens.

"Kau tak perlu khawatir. Ini ulang tahun fakultas kita, Areum tidak akan ada disini" balasku

"Tapi Wonwoo..."

"Sudah bisa kita mulai?" Tanya pembawa acara itu menyela perkataan Chaera.

Aku mengangguk lalu ia memberikanku sebatang stik cokelat yang cukup pendek.

Aku langsung menggigit ujung stik coklat itu sementara Chaera menggigit ujung stik lainnya dengan ragu.

"Kita mulai dalam hitungan ketiga ya? Satu.... dua.... tiga!!"

Aku mulai menggigit stik coklat itu, mencoba memangkas jarak wajah kami.

"Wonwoo" panggil Chaera. Ia benar-benar terlihat sangat ragu meski aku bisa melihat rona merah di pipinya.

"Biar aku yang bergerak. Kau cukup diam dan tutup matamu. Aku akan menyelesaikannya dengan cepat" ucapku berusaha meyakinkannya.

Setelah ia menutup matanya dengan rapat, aku mulai melanjutkan kegiatanku hingga kini wajah kami benar-benar dekat.

Sorakan orang-orang yang begitu keras membuatku semakin terpacu untuk memenangkan game ini. Begitu jarak bibirnya hanya tinggal beberapa centimenter saja, aku merasa Chaera mulai menjauhkan bibirnya. Dengan gemas akupun menahan tengkuknya dengan tanganku sembari terus mendekatkan bibirku padanya.

Dapat ku lihat ia membuka matanya karena terkejut dengan rengkuhan tanganku di tengkuknya.

Aku seperti orang kesetanan yang haus akan bibirnya. Setelah bibir kami bertemu. Aku bahkan terus bergerak hingga ciuman kami berubah menjadi kuluman.

"Hmpp! W-"

Chaera menahan tangannya di dadaku dan aku yang terus menekan tengkuknya.

"Woaaahhh sepertinya kita sudah tau pemenangnya. Selamat untuk pasangan ini!! Kalian bisa keluar dari sini sekarang" perkataan pembawa acara itu diikuti oleh tepukan tangan dari audiens yang menonton kami.

Tapi meski begitu, aku belum melepaskan pangutanku pada bibirnya. Justru lebih liar dari sebelumnya. Hingga beberapa kali Chaera menepuk-nepuk dadaku memberikan tanda bahwa ia perlu menarik oksigen lebih banyak.

Meski rasa bibirnya sangat manis dan membuatku candu, aku terpaksa melepaskan pangutan kami dan menuruti keinginannya.

"Maaf, aku berlebihan" ucapku

Aku mengusap sisa saliva di sudut bibirnya yang memerah karena ulahku. Sekarang bibirnya benar-benar senada dengan warna dress yang ia kenakan.

"B-bibirmu merah" balasnya canggung

"Bibirmu lebih merah, Chae" ujarku kemudian tertawa bersamaan dengannya



















"Sepertinya mimpimu sangat indah ya? Sampai kau tersenyum seperti itu."

Aku terbangun saat mendapati Woohyun bersuara tepat di samping telingaku.

"Maaf jika aku mengacaukan mimpi indahmu, tapi ini sudah jam 8 pagi" ucapnya

"Jam 8?!" Pekikku

Setengah jam lagi kelasku dimulai dan bodohnya aku baru bangun. Segera aku pergi ke lamar mandi dan bergegaa untuk pergi ke kampus.


To be continue~

NC gak ya ini? NC lah ya...
Hehe
Jangan paksa aku untuk buat yang lebih vulgar T.T

Trapped [JWW/KMG] (ONHOLD) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang