Author P.O.V
Mereka berempat pun hanya makan. Setelah selesai makan, mereka berbincang lagi, karena mereka tidak ingin saling mencurigai satu sama lain. Tiba-tiba terdengar pengumuman dari speaker.
'Perhatian! Bagi penumpang dari pesawat dengan tujuan Pennsylvania-London (aku nggak tahu kalau ini benar), diharapkan segera menuju pesawat. Terima kasih'
"Guys, itu pesawatku, sepertinya sekarang aku harus bergegas ke sana." kata Harry. Mereka pun segera pergi. Saat mereka sudah sampai di batas bagi para pengantar, mereka saling berpelukan.
"Harry, berjanjilah untuk selalu menelpon kami." Kata Taylor, sambil menangis.
"Iya, aku berjanji. Kamu juga harus berjanji agar tidak melupakan aku." Kata Harry, sambil memeluk Taylor kembali. Taylor pun menangis dengan tersedu-sedu (coba kalian bayangkan, teman terbaik kalian pindah ke tempat lain untuk selamanya. Pasti sakitnya tuh disini kan?! Aku tahu aku lebay.. Hehehe).
"Harry, ayo pergi. Nanti kita ketinggalan pesawat..." Kata ibunya Harry.
"Tay, aku harus pergi." Kata Harry dengan nada kecewa.
"Harry, aku tidak ingin kamu pergi!" Kata Taylor masih dengan air mata di pipinya. Harry pun tersenyum dan menghapus air mata Taylor dengan kedua jari ibunya.
"Aku berjanji akan kembali, tapi kamu harus berjanji untuk menunggu dan selalu tersenyum. C'mon, where's that smile?" Kata Harry sambil tersenyum dan menunjukkan lesung pipinya, melihat itu Taylor pun ikut tersenyum. Harry pun memutar badannya dan berjalan menjauh.
"HARRY!" Teriak Taylor dan berlari menghampiri Harry dan memeluknya sambil menangis (lagi), Harry berpaling untuk memeluk Taylor.
"Harry ayo kita pergi, nanti kita ketinggalan pesawat." Kata Gemma yang menghampiri Taylor dan Harry.
"Tay, aku harus pergi. Sampai jumpa :)" kata Harry dan pergi dengan Gemma.
'See you soon, Tay' bisik Harry sambil berjalan.
"Jangan lupakan aku Har! :')" kata Taylor menghapus air matanya lalu tersenyum.
Selena P.O.V
"Taylor sangat menyayanginya, lihatlah! Sedari tadi dia terus menangisinya." Kata Justin merasa kasihan.
"Tapi itu bisa membuatnya melupakan Harry, begitupun sebaliknya. Jadi rencana kita pasti berhasil!" Kataku tersenyum, dia menatapku heran.
"Kamu itu adalah saudaranya, kamu harus menghargainya." Katanya.
"Iya, tapi dia adalah orang yang terpopuler di sekolah, mereka selalu mengelu-elu kan dia, sedangkan aku selalu di keduakan. Aku kan kapten cheers!" Kataku padanya, bahkan ibuku juga selalu membandingkan aku dengan Taylor.
*Flashback*
Aku sedang duduk sambil mendengarkan lagu dari earphoneku, sekarang aku sangat bosan. Tiba-tiba aku merasakan ada yang mendekatiku, aku pun melihatnya, ternyata itu ibuku. Ibuku seperti sedang membicarakan sesuatu karena aku melihat mulutnya begerak, tapi sayangnya aku tidak mendengarnya karena aku sedang mendengar lagu dengan volume yang tinggi. Lalu..
"Ahhh! Sakit ibu!" Erangku saat ibu tiba-tiba mencabut earphone dari telingaku secara paksa.
"Selena! Kenapa kamu tidak merespon perkataan ibu?!" Katanya kesal.
"Aku sedang mendengar lagu." Kataku santai.
"Jadi kamu memilih untuk mendengar lagu dibanding untuk mendengar perkataan ibu?!" Katanya.
"Aku minta maaf bu, aku ti--"
"Kamu ini sangat berbeda Yah, kamu tidak sama seperti Taylor, dia selalu mendengar dan melaksanakan semua perintah ibunya, dia--"
"DIA YANG TERBAIK KAN BU?? IYA AKU TAHU ITU, SELALU SAJA MEMBANDINGKAN AKU DENGAN DIA. AKU DAN DIA BEDA BU! AKU SUDAH MEMINTA MAAF TAPI IBU MALAH MEMBANDINGKAN AKU DAN TAYLOR!" teriakku, ibu hanya terdiam, nafasku sudah tak beraturan sekarang dan aku juga sudah menangis.
"Selena, maafkan ibu.." kata ibu sambil menangis. Tapi aku ingin sendiri sekarang.
*EndOfFlashback*
"Iya, aku mengerti perasaanmu sekarang, aku juga minta maaf. Ayo kita pergi." Katanya sambil menarikku pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything has Changed (Taylor Swift love story)
FanfictionTaylor Alison Swift gadis yang mempunyai teman baik bernama Harry Edward Styles. Mereka berdua sering bersama hingga suatu saat mereka ditakdirkan untuk berpisah karena pekerjaan kedua orang tua mereka. Saat mereka berdua sudah dewasa takdir mempert...