🌻Part 39🌻 Falling Depper.

89 6 0
                                    


Marsya keluar dari balik pintu kamar mandi yang tersedia di ruangan Dodi. Baju yang ia kenakan malah menjadi pusat perhatian oleh Yulia dan Dodi secara bersamaan.

" Kenapa?" tanya Marsya sambil melangkah ke arah ranjang ayahnya.

Yulia yang sedang menyuapi suaminya bubur itu langsung mengubah posisi duduknya menghadap ke arah putrinya yang masih berdiri. " Kamu mau kemana?" tanya Yulia.

Kerutan di dahi Marsya nampak tersamarkan oleh poninya yang sedikit menghalangi dahinya. " Gak mau kemana-kemana bu," Marsya kini malah melangkah ke arah sofa yang semalam ia jadikan tempat tidur, duduk lalu mengalihkan pandangannya pada layar tv di hadapannya.

" Kamu gak ke sekolah nak?" tanya Dodi.

Marsya menoleh dengan santai. " Enggak yah, Marsya mau jagain ayah disini,"

Tok tok tok.

Suara pintu yang di ketuk membuat Marsya bangkit dari duduknya dan melangkah untuk membukakan pintu. " Mang Udin?"

" Iya neng," Mang Udin memberikan paper bag hitam itu pada Marsya.

Setelah melihat isi di dalamnya adalah satu stel seragam sekolahnya, kini Marsya memutar tubuhnya menatap Yulia dan Dodi bergantian.

Tanpa perlu di tegur lagi Yulia langsung bersuara. " Gak ada acara bolos hari ini," kata Yulia mengingatkan.

" Sya gak bolos Bu,"

" Terus apa?"

" Sya mau jagain ayah,"

Dodi nampak memperbaiki duduknya, ia kini menatap putrinya yang nampak merajuk dengan keputusan ibunya. " Kamu berangkat sekolah aja, ayah kan ada ibu."

Hening, hanya ada helaan nafas kasar dari Marsya yang nampak terdengar di ruangan itu. Gadis itu kembali melangkahkan kakinya untuk mengganti pakaiannya.

*******

Lelah. Itulah satu kata yang mewakili keadaan Marsya saat ini. Setelah berhasil menerobos gerbang sekolah yang hampir di tutup rapat, kini Marsya masih harus berlari melewati lapangan yang luas di tambah banyaknya anak tangga yang harus ia lewati sebelum benar-benar berada di kelasnya.

Tap Tap Tap Tap.

Marsya menghentikan langkahnya di anak tangga paling atas saat melihat teman-teman satu kelasnya yang justru sedang berbondong-bondong berjalan bersamaan ke arahnya. " Marsya," panggilan dari Friska di iringi suara langkah kakinya yang tidak beraturan.

" Lo baru berangkat?" Marsya mengangguk lalu kini menatap ke arah teman-temannya yang lain. " Kalian ngapain keluar kelas, bukannya udah masuk jam pelajaran yah?"

" Jangan bilang lo lupa?" tebak Friska tepat sasaran.

" Apa?"

Friska menepuk dahinya frustasi. Bahkan hal penting yang mempertaruhkan nilai ulangannya saja bisa Marsya lupakan. " Gila, jangan bilang lo gak bawa jas praktek kimia?"

" Gue lupa," Teriak Marsya sembari berlari menuju lokernya, siapa tau dia menyimpan jasnya di sana. Sialan, Marsya lupa hari ini ada praktek penting. Bagaimana bisa masuk ruangan kalau jasnya saja ketinggalan.

Tamatlah riwayat hidup mu Marsya.

Setelah dua jam hanya bisa berdiam diri di dalam kelas karena tidak mendapatkan izin untuk mengikuti kegiatan pembelajaran di laboratorium kimia. Kini Marsya tengah duduk di kursi taman, tangannya menggenggam coklat yang masih belum di ketahui siapa orang yang memberikannya tapi coklat ini lah yang selalu mengembalikan moodnya di saat-saat seperti ini.

Falling Deeper[COMPLETE]✓✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang