🌻Part 28🌻 Falling Depper.

50 3 0
                                    

Marsya meremas buku raportnya kecewa dan marah menjadi satu saat ini, bibirnya terkunci rapat beberapa saat karena kedua orang tuanya terus mengomel karena nilai raportnya yang hampir 70 persen pas-pasan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Marsya meremas buku raportnya kecewa dan marah menjadi satu saat ini, bibirnya terkunci rapat beberapa saat karena kedua orang tuanya terus mengomel karena nilai raportnya yang hampir 70 persen pas-pasan .

Setelah satu minggu lebih sehari dari ulangan akhir semester yang Marsya lewati kini adalah hari pengambilan raport.

" Makannya jadi anak tuh belajar, jangan main handphone terus, kalau kamu gak naik gimana?" Bentak Dodi sang Ayah.

Kini ketiganya tengah berada di ruang tamu. " Ya yang penting naik kan yah," jawab Marsya santai.

" Kamu tuh, kalau di bilangin jawab terus, mau kamu tuh apa?" Suara Dodi kini menggema di ruang tamu.

Marsya yang mendengar itu hanya menelan ludahnya getir, takut sambil menahan diri agar tidak menangis di hadapan kedua orang tuanya. " Marsya tuh mau ayah sama ibu gak sibuk," teriak Marsya lalu beranjak dari duduknya.

" Sekarang ayah nyalahin Marsya? Harusnya ayah kasih solusi dan suport Marsya bukan malah nyalahin Marsya gitu aja, ajarin Marsya kek, tanya Marsya kek kalo pulang sekolah, lesin Marsya kek, kalian gak peduli kan selama ini, pulang malem berangkat subuh, sekarang nilai Marsya jelek kalian nyalahin Marsya?" Runtuh sudah pertahanannya, semuanya sudah membeludak saat ini, cewe itu kini berlari meninggalkan kedua orang tuanya dan menaiki anak tangga dengan cepat.

Suara pintu yang di tutup dengan kasar membuat mba Sri yang tengah berdiri di tak jauh dari kamar Marsya ikut kaget mendengar suara itu. Semua ini terkesan sangat biasa di mata mba Sri, pertengkaran yang pada inti masalahnya hanyalah Marsya yang meminta sedikit waktu dari kedua orang tuanya.

Mba Sri membuka pintu kamar Marsya dengan hati-hati, mba Sri membuang nafasnya kasar saat melihat Marsya yang tengah menangis tersedu-sedu dengan tubuh yang meringkuk di atas kasur. " Non," panggil mba Sri sambil mengelus puncak kepala Marsya yang masih menenggelamkan kepalanya di atas kasur.

" Non Marsya jangan nangis terus dong, nanti setelah ini mba yakin setelah non Marsya belajar, non Marsya akan dapet nilai yang bagus, jangan terlalu di pikirin ucapan Ayah, ayah non Marsya coma lagi emosi karena cape, mba yakin ayah non Marsya sebenarnya gak bermaksud ngomong gitu sama non Marsya,"

Marsya langsung bangkit dari tempat tidurnya, berhambur memeluk tubuh mba Sri dengan erat, " Makasih mba,"  kata Marsya di sela tangisnya.

" Marsya tuh coma pengen ayah sama ibu punya waktu lebih lama sama Marsya, supaya tiap pulang sekolah Marsya gak kesepian supaya kalo Marsya di meja makan Marsya gak ngerasa sendirian, ayah sama ibu coma ada waktu kalo malem, itupun kalo ada waktu luang, ibu coma anterin susu terus balik lagi sibuk sama pekerjaannya,"

" Nanti kita bicarakan ini sama ibunya non Marsya, tapi sekarang jangan sedih-sedih lagi,"

" Marsya pengen banget makan bareng sama ayah ibu, jalan-jalan, ngobrol, nonton filem bareng."

Falling Deeper[COMPLETE]✓✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang