Chapter 02 - Saran

11.3K 1.9K 660
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Faresh ngegulingin tubuhnya ke kanan, bengong bentar, masang wajah frustasi kemudian ngegulingin tubuhnya ke kiri. Gitu aja terus selama beberapa menit belakangan ini.

Jidan Hendri Winawan yang lagi asik rebahan di samping Faresh pun seketika nendang bokong yang lebih muda karena pergerakan dari Faresh terasa cukup mengganggu.

"Sat, sakit njing." Faresh ngebalikin tubuh lalu mandang Jidan kemusuhan sedangkan yang ditatap masih pada posisi semula dengan ponsel di genggaman.

"Abisnya lo gak bisa diem."

Pemuda satu itu keliatan ngegumam pelan sebelum akhirnya beringsut mendekat, mendadak meluk tubuh Jidan yang berada di dekatnya. Fyi, mereka memang berbagi satu kasur yang sama, daripada ngemakan banyak tempat, mending sekalian beli satu ranjang yang luas biar bisa ditempatin bareng-bareng.

"Jidan, huee...gue harus apa?" Faresh ngedusel duselin wajah di pundak sempit temennya, ngebuat Jidan seketika mengernyit jijik. Dengan wajah illfeelnya, lelaki serupa tupai tersebut ngedorong kepala Faresh ke belakang sebelum akhirnya ngedaratin satu pukulan cukup keras di kepala yang lebih muda.

"Lo kesambet apaan dah? Tuyul pesugihan?"

Faresh mah bodo amat, orang dia lagi pusing sekarang.

"Ji, lo tau gak sih apa yang udah gue alami tadi pagi?" Faresh mandang Jidan melas sampai sampai yang lebih tua ngerasa hatinya mulai terenyuh.

"Gak, emang apaan?" Sepertinya Jidan mulai tertarik dengan topik pembicaraan, terbukti dari tindakan si tupai yang naruh ponsel lalu memusatkan perhatian sepenuhnya ke Faresh.

"Masa gue harus ngerawat om om sih?" Sosok dengan paras cenderung ke arah cantik tersebut ngemajuin bibir bawahnya kemudian berlagak kayak orang yang lagi nangis, mukanya udah sinetron abis.

"What the maksud?" ekspresi bingung terpasang di wajah si tembam, Jidan mulai mikir yang aneh-aneh, kayak 'apa sekarang Faresh udah jadi simpanan om om kumisan dengan perut buncit yang bahkan ngebuat dia gak bisa jongkok dengan bener pas boker?'

Dan ya, setelahnya Faresh langsung ngejelasin semua yang terjadi pada dirinya secara mendetail. Kalau Brian tau Faresh udah nyeritain sindromnya ke sembarang orang, bisa abis Faresh tuh.

"Eh bentar, little space itu apaan?" Adalah respon pertama Jidan setelah Faresh menyelesaikan dongeng panjangnya.

"Gitu aja gak tau, itu loh, sindrom yang ngebuat penderitanya bertingkah kayak anak-anak."

Jidan nganggukin kepalanya sambil ngebentuk mulut jadi huruf 'o'. Halah Faresh mah sok sokan aja padahal dia juga baru tau tadi pagi, itupun setelah dijelasin sama pemuda bertampang datar yang masih ngebuat Faresh merinding disko.

"Emangnya ada penyakit begituan?"

Faresh masang muka berpikir, pertanyaan Jidan sama kayak pertanyaan yang muncul di kepalanya setelah selesai mendengarkan penjelasan dari Brian. Sindrom ini memang langka, jadi bakal terdengar aneh di telinga orang awam kayak mereka berdua.

Little Space [Changlix] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang