Chapter 15 - Peringatan Tersirat

5.7K 1.1K 153
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Pagi ini Faresh udah bisa petakilan lagi. Tuh anak kembali pada kepribadian aslinya; hiperaktif dan banyak tingkah.

Setelah menyembulkan kepala dari pintu kamar Brian lalu menemukan sang empu yang lagi sibuk dengan laptop di hadapan, Faresh seketika ngulas lengkung lebar sembari berjalan masuk..

"Kak Brian." Faresh cengengesan kemudian duduk di samping yang lebih tua.

Brian noleh sebelum akhirnya senyum sekilas, "Udah baikan?"

"Setelah kentut kentut di kamar, kayaknya angin yang ada di perut gue udah pada keluar deh. Hehehe...makasi ya kak udah ngerokin semalem."

Pemuda tersebut menganggukkan kepala lalu lanjut fokus sama laptop, ada beberapa lowongan pekerjaan dari perusahaan yang harus dia iklankan.

"Kak."

"Kenapa, hm?" tanya Brian dengan tangan yang masih menari lincah di atas keyboard.

"Emm...itu, gue boleh izin keluar gak?"

Atensi Brian teralihkan, menatap wajah Faresh yang tengah memandangnya ragu. Oh ayolah, Faresh ngerasa gak enak kalau main pergi tanpa izin, gimanapun dirinya masih menyandang gelar sebagai male nanny nya Brian.

"Kemana?"

"Ke cafe kak, mau ketemu temen."

Brian langsung nutup laptop di hadapannya, masalah iklan bisa diurusin nanti, "Gue ikut."

━━━━━━━━━ ✎ ━━━━━━━━━━
l i t t l e  s p a c e
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

Di cafe, Reno, Faresh, Brian bahkan Jidan lagi duduk di salah satu meja yang ada. Ah ya, si tupai udah diizinin oleh Arkan buat istirahat bentar sambil ngobrol sama temen-temennya, lagipula keadaan cafe gak terlalu ramai, masih bisa dihandle sendiri lah intinya.

Beberapa menit belakangan mereka sibuk ngobrol ngalur ngidul, sesekali bakal tertawa begitu lelucon terlontar dari mulut Jidan. Tuh anak memang paling pinter mencairkan suasana. Dan tentu karena ada sang gebetan di sini ngebuat Jidan ngerasa seneng.

Namun sayang, daritadi setelah diliat liat, kok Reno ngelirik lirik ke arah Faresh terus ya? Kayaknya ada yang gak beres dan itu cukup mengganggu bagi Jidan.

"Eh sebentar, gue mau ke toilet dulu."

Faresh izin buat ke kamar kecil, menuntaskan panggilan alam dalam waktu singkat lalu berencana untuk kembali bergabung dengan temen-temennya. Tapi begitu keluar dari bilik, betapa kagetnya Faresh karena mendapati Jidan yang berdiri sembari bersandar pada tembok di dekat wastafel.

Faresh seketika menormalkan ekspresi terkejutnya lalu jalan ke sisi Jidan buat cuci tangan.

"Kenapa di sini Ji?" Faresh nanya karena si tupai cuma berdiri diem aja, gak jelas tujuan tuh anak apakah pengen pipis, boker atau mengamati design toilet cafe.

Little Space [Changlix] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang