Chapter 40 - Little Space

5.6K 761 36
                                    

"Oh, jadi gitu."

Faresh mengangguk dengan gerakan kaku.

Setelah memperjelas semuanya dengan bertanya langsung ke Brian, Faresh langsung sadar kalau dirinya hanya mengalami mimpi buruk sampai keguling lalu jatuh dari atas kasur. Tapi sungguh, mimpinya terasa nyata, Faresh bahkan gak sengaja nonjok Brian pas bangun tadi. Untung aja gak sampai berdarah meski keliatan memar samar di rahan tegas tersebut.

"Gue tadi khawatir banget pas lo nangis nangis sambil tidur, gue kira lo ketindihan."

Faresh hanya bisa ngulas senyum canggung. Diam diam sosok manis tersebut ngerasa bersyukur karena Brian gak marah.

Setelah modus minta dicium sebagai ganti obat memar, Brian kembali berkutat dengan pekerjaan, tentu Faresh masih berada di pangkuannya.

Yang lebih muda cuma bisa milin milin pakaian yang ia kenakan, punggungnya menyandar nyaman di dada Brian, sesekali mengamati apa yang tengah pemuda itu kerjakan meski Faresh gak ngerti sama sekali.

"Eh kak, bentar." Faresh langsung nahan lengan Brian ketika maniknya menangkap salah satu foto yang tertera pada resume lamaran kerja. Mata bulat Faresh memicing tajam untuk mengamati foto tersebut baik-baik, dan ya, gak salah lagi, dia cewek yang ada di mimpi tadi.

"Dia siapa kak?" Faresh bertanya sambil menolehkan kepala ke arah Brian, tangannya menunjuk layar laptop di depan sana.

Brian yang ngerasa gemes kemudian mencuri satu kecupan di bibir Faresh, "Gue kan tadi udah nunjukin ke lo, dia calon manager di kantor cabang."

Ah pantes, mungkin karena itu Faresh kepikiran. Wajah si koala mendadak cemberut, Brian mengernyitkan alis bingung ketika menyadari perubahan tersebut.

"Emangnya kenapa?"

"Dia cewek yang ada di mimpi gue kak."

Brian langsung terbahak dengan keras. Sosok berparas tampan itu lantas menurunkan laptop beserta meja kecil dari atas kasur sebelum akhirnya membalikkan tubuh Faresh supaya menghadap ke arahnya.

"Segitu takutnya ya gue suka sama orang lain?" Nada suara Brian terdengar menggoda, yang lebih tua bahkan gak segan memencet gemes hidung Faresh.

Faresh makin sewot aja, dengan gerakan rusuh dia menepis lengan Brian. Lepasnya cuma bentar doang karena sedetik setelahnya, Brian langsung melingkarkan tangan di pinggang si mungil, sedikit mendongkakkan kepala karena posisi Faresh yang berada lebih tinggi darinya.

"Ish, abisnya lo belum ngeresmiin hubungan kita kak."

Ah jangan heran, selama ini kan belum ada kata pacaran diantara mereka. Cuma pernyataan-pernyataan cinta aja. Faresh kan butuh kepastian.

Lelaki manis itu gak mau ya terjerat dalam hubungan friendzone dan kalau Brian ngephpin dirinya, siap-siap aja tendangan melayang ke kepala. Bakal kampret banget kalau Brian ngomong 'kita lebih baik jadi temen aja' setelah merenggut kesucian Faresh.

Dengan kata lain, Faresh gak menerima penolakan, apapun alasannya. Iya, Faresh memang egois, kenapa hah!?

Brian yang awalnya ketawa keci, perlahan mengulas senyum tipis, natap tepat ke manik Faresh kemudian menangkup sebelah pipi tersebut untuk dielus pelan.

"Faresh, jadi pacar gue, ya?"

Mungkin kalimat barusan bisa ngebuat siapapun ambyar jika mendengarnya, tapi berhubung Faresh lagi mode kesel, jadi siap-siap aja terjadi aksi gelut sebelum beneran official.

"Ih ih, gak ada romantis romantisnya."

Tuh kan bener.

Brian yang males berdebat lantas memilih untuk ngehela nafas, "Maaf gue gak bisa romantis, gue gak akan mencoba menjadi orang lain hanya untuk terlihat baik di mata lo Resh. Kalau gue ngebohongin diri sendiri, gue takut bakal ngebohongin lo juga. Jadi Faresha, inilah gue."

Little Space [Changlix] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang