Setelah melewati malam yang canggung, mereka pikir keadaan pagi ini bisa sedikit lebih baik. Tapi ternyata gak juga, Brian serta Faresh sama-sama enggan memulai pembicaraan.
Menghindar dari Brian, Faresh berusaha menyibukkan diri dengan melakukan hal-hal dari yang berfaedah sampai unfaedah sekalipun. Sejak tadi Faresh keliatan sibuk ngecek tempat tidurnya supaya gak ada sehelai rambut yang terjatuh. Gila memang.
Setelah sprai kasurnya udah super kenceng dan bersih, Faresh mulai mencari hal lain untuk dilakukan. Menelisik ke sekitar, pilihan lantas jatuh pada plafon kamar yang dihiasi sarang laba-laba di beberapa sisi. Untungnya di sini ada sapu lidi, jadi Faresh gak perlu keluar dari kamar.
Pandangan si koala mengedar untuk mencari pijakan supaya tangannya bisa sampai ke langit langit kamar. Gak lama, sepasang manik jernih tersebut langsung terfokus pada meja kayu kecil yang terletak di tengah tengah kamar.
Lelaki manis tersebut lantas ngambil sapu lidi serta meja kecil yang tadi dia lihat lalu mulai melancarkan aksi bersih bersihnya.
Srak srak...
Debu debu langsung berjatuhan bersamaan dengan sarang laba laba yang mulai menghilang.
"A-ah mata gue, mata gue!"
Karena bego, Faresh malah ngebersihin plafon sambil ngedongkakin kepala, auto kelilipan lah. Bergerak rusuh, si koala bahkan gak sadar kalau tindakannya itu ngebuat pijakan jadi goyang, dan seperti yang udah diperkirakan, hal yang terjadi selanjutnya adalah-
Brukk!
-tubuh Faresh jatuh dengan kepala yang ngebentur tembok.
"Aaaaa kepala gue!!."
Mungkin karena efek kesakitan yang menjalar ke seluruh tubuh, bukannya megangin kepala, Faresh malah langsung meremas kakinya sendiri.
Suara gedebuk disertai dengan erangan kesakitan dari pemuda mungil tersebut ngebuat Brian langsung masuk ke kamar dengan tergesa, wajah paniknya nampak cukup ketara.
"Resh, lo kenapa?" Brian masih sempat berseru heboh sebelum akhirnya ngehampirin Faresh yang udah guling-guling di atas lantai.
"Gue...gue akkhh!!"
Gak perlu heran, Faresh memang suka berlebihan.
━━━━━━━━━ ✎ ━━━━━━━━━━
l i t t l e s p a c e
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━"Makanya, lain kali kalau ngebersihin langit-langit kamar tuh pakai kacamata."
Faresh baru tau sisi Brian yang ini, cerewet dan banyak omong. Bahkan sejak lima menit belakangan, bibir sexy tersebut gak henti hentinya ngoceh sambil ngomelin Faresh gara-gara insiden tadi.
Faresh duduk di samping ranjang dengan Brian yang berlutut di hadapannya, sibuk ngebalut kaki si manis menggunakan perban karena area tersebut sedikit terluka. Ternyata selain kepala yang kebentur dan berpotensi mengembalikan otak Faresh yang sempat hilang, kaki lelaki manis tersebut juga turut menjadi korban.
Faresh kira cuma keseleo biasa, eh taunya tumit kaki tersebut mendapat luka sobek yang lumayan lebar gara-gara kesenggol paku meja. Ya, mungkin setelah ini Faresh bakal susah jalan.
━━━━━━━━━ ✎ ━━━━━━━━━━
l i t t l e s p a c e
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━"Kak, anterin ke dapur dong."
"Kak, ambilin minum dong."
"Kak, gue mau ngubah posisi jadi roll depan, bantuin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Space [Changlix] ✔
Fiksi Penggemar[SUDAH TERBIT] Di sisa libur semesteran, Faresha Sehan Narendra memutuskan untuk melamar pekerjaan sebagai seorang male nanny. Cukup sederhana, ia hanya perlu mengasuh balita sambil menunggu perkuliahan kembali berlangsung. Menemukan lowongan di sal...