#BAB 7 : DETEKTIF RESEK ✔

149 48 25
                                    

Terkadang orang yang berlaku bodoh justru dia adalah orang yang pintar, hanya saja dia kini sedang berpura-pura bodoh untuk membuatmu tertawa.
*
*
*
*
*
Happy Reading😚

Setelah usai berganti pakaian, aku memilih untuk duduk di atas kasur. Otak yang padahal jarang berpikir rumit, mulai mencari jawaban tentang siapa yang berani menerorku selama ini. Pada detik berikutnya, kepala menoleh ke arah benda pipih yang tergeletak di atas nakas, sepintas aku teringat pada seorang detektif muda dari pihak kepolisian, Reyhan namanya. Dia berdalih akan menyelidiki dan menyelesaikan kasus ini dengan cepat. Sebelum pembunuh berantai itu mulai beraksi lagi, tetapi nyatanya ....

Sempat terpikir untuk menelponnya dan menceritakan kejadian tadi siang. Tangan kanan refleks mengambil benda persegi berlapis cat hitam. Setelah teraih, jari telunjuk mulai mengulir layar ke bawah—berusaha mencari nomor telpon Reyhan di daftar kontak.

"Halo, Mbak Lovely ada apa telpon saya?" Terdengar sapaan dari seberang sebelum aku sempat bicara.

"Halo, gue mau buat laporan. Ada yang neror gue lagi," sahutku sembari memusatkan perhatian ke kuku jari yang mulai aku mainkan.

"Neror gimana mbak?"

"Hey! Jangan panggil gue pakai sebutan 'Mbak', emang lo kira gue setua apa?"

"Hahaha ... iya deh, gue panggil mbak, karena lo ingetin gue sama nenek-nenek di sebelah rumah gue."

"What's? Resek lo, gue nggak jadi bikin laporan!!" Tanpa basa-basi lagi aku langsung menutup telponnya.

Emosiku langsung naik ke ubun-ubun. Padahal pekerjaannya detektif, tetapi kalau bicara asal jeplak. Berani-beraninya dia menyamakan seorang Lovely Anandira dengan nenek-nenek. Sebenarnya dia tidak tahu apa pura-pura pikun, kalau aku ini seorang selebgram. Seumur-umur cuman Reyhan, orang pertama yang menyamakan aku dengan seorang nenek-nenek, padahal usiaku sekarang masih dua puluh dua tahun. Memang ada nenek-nenek berusia dua puluh dua tahun. Andai saja dia ada di sini sekarang, bisa dipastikan mukanya akan hancur terkena cakaran maut. Tampangnya saja yang imut, tetapi prilakunya minus seratus delapan puluh derajat.

Tringgg ... Tringg ....

Bunyi singkat itu menandakan ada panggilan masuk. Saat aku melihat layar ponsel, ternyata si detektif resek itu yang menelpon. Merasa masih kesal, kutolak panggilannya akan tetapi, ternyata dia manusia yang tidak kenal lelah. Reyhan terus menelpon sampai para jemari lelah menolak setiap panggilannya, kuputuskan untuk mencoba mengangkat panggilannya itu, siapa tahu penting.

"Apaan lagi sih, mau ngehina gue lagi?" tanyaku menyindir.

"Marah ya, sorry gue cuma bercanda, Vel."

Astaga ini manusia satu nyebelinnya sampai ke ulu hati, memang ada cewek yang tidak marah jika disamakan dengan seorang nenek-nenek. Ditambah nada bicaranya yang dibuat-buat membuat siapa pun berpikir dua kali untuk melanjutkan pembicaraan tidak bermanfaat ini.

l WILL KILL YOU { TAMAT }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang