Tuhan memberikan kita sebuah misteri untuk kita pecahkan dan jika kamu telah salah jalan maka kehancuran yang nantinya akan datang
*
*
*
*
*
Happy Reading🤗Kata orang dunia ini begitu luas, tetapi tidak dengan kenyataan. Tahu'kah kalian jika dunia akan menjadi tempat yang sempit untuk orang yang hanya terus berputar pada poros takdir. Saat aku berjalan ke arah meja kasir untuk memesan kopi, tanpa sengaja aku bertabrakkan dengan seorang barista yang tengah membawa nampan dengan gelas di atasnya.
Brak!
“Auww ... aduh, hati-hati dong mas! Jadi basah nih, untung bukan kopi panas.” Sudah suasana hati lagi rusak, malah ada seorang barista tidak becus menabrak. Spontan, aku mengusap-usap baju dengan tujuan membersihkan sisa-sisa ampas kopi yang menempel di permukaan kain.
“Anu ... maaf’in saya mbak, saya nggak sengaja,” tutur pria itu dengan sopan. Namun, sedikit terdengar gugup. Mungkin takut aku aduin ke meneggernya kalau kerjanya tidak becus.
“Makanya, lain kali hati-hati. Jalan tuh, sambil lihat ke depan bukan ....” Suara omelanku yang mungkin bisa saja terdengar sampai seluruh penjuru, mendadak berhenti. Ketika kepalaku mendongak ke atas dan menatap dengan intens, siapa sosok barista ini.
Wajahnya terlihat sangat familiyar, cukup tampan dan rupawan bak seorang idol K-pop. Tubuh proporsional dengan tinggi yang di atas rata-rata, bahkan aku yang pakai sepatu snekers dengan hak tiga centi saja cuman bisa menyamai tinggi dagunya. Terukir segores senyuman tipis di wajah putihnya, membuat aku teringat akan sosoknya yang menyelamatkan nyawaku beberapa hari yang lalu.
Aku merentangkan salah satu jari telunjuk ke arahnya. “Kailed, kan?”
“Iya, Tapi mbaknya kok, kenal saya?” tanya Kailed terlihat terkejud saat melihatku. Apa mungkin dia pikir aku mirip orang SKSD?
“Lo lupa? Gue Lovely, cewek yang lo selamatin kemarin,” jawabku. Mataku membulat menatapnya. Entah kenapa, rasanya senang dapat bertemu kembali denganya, setelah tragedi itu. Mungkin, ini saat yang tepat untuk membalas pertolongannya.
“Vi, what heppen? Kok, baju lo basah?” tanya Auriel yang kebingungan sembari memasang ekspresi bodoh. Rumput yang bergoyang saja juga akan tahu, setelah melihat bajuku yang terdapat bekas siraman air kopi.
Tingkah Auriel yang konyol dan polos inilah yang membuat aku terkadang merasa gatal untuk mengerjainya. “Itu, tadi kena hujan, atapnya bocor. Makanya baju gue basah.”
“Hah! Masak sih? perasaan enggak hujan.” Mendengar respon Auriel, membuat aku, Chaca, dan Kailed terkekeh geli sementara yang ditertawakan baru menyadari kalau sedang dikerjaiin. Auriel melipat kedua tangannya di atas perut sembari mengerucutkan bibir. Pupil matanya berotasi ke arahku, dan di detik berikutnya terdengar gusaran napas darinya.
“Kebiasaan lo Vi, ngerjain gue terus,” gerutu Auriel terlihat sebal.
“Habis lo jadi anak dungunya suka kelewatan sih,” sahut gue yang masih saja tertawa melihat ekspresi Auriel.
KAMU SEDANG MEMBACA
l WILL KILL YOU { TAMAT }
Mistero / ThrillerCover edit by : Canva+painters {Kalau ada tanda ✔ artinya itu sudah revisi} Rank: 1#pembunuhanberantai (26 April 2021) 2#fakeboy (17 April 2021) [Punya darah rendah, baca ini deh biar jadi darah tinggi. Selalu positif thingking sama orang, baca ini...