Lelah adalah ketika kamu mengharapkan pelangi tetapi, Tuhan malah memberikan hujan.
*
*
*
*
Happy Reading 😊Knop pintu mulai terputar, benda datar yang terbuat dari kayu jati mulai terbuka lebar. Terlihat ada sebuah kardus mie instan tergeletak di lantai, kepala bergerak spontan menoleh ke kanan dan kiri---memperhatikan setiap sudut--- mencari pengirim paket-sayangnya, netra tidak mampu menemukan kurir dari paket misterius ini.
Tubuh mulai membungkuk, terlihat ada sepucuk surat tertempel di bagian atas. Aku hanya bisa meneguk ludah sesaat, tidak ada kenangan bagus tentang surat tanpa nama pengirimnya akhir-akhir ini. Jemari tangan meraih sepucuk surat yang ditulis di permukaan kertas HVS putih dan seperti biasa tinta merah menjadi media utama penulisan setiap kata. Tuh, tintanya saja sudah merah pasti isi paketnya barang tidak benar nanti.
To : Lovely
Hadiah ini adalah bentuk awal dari permainan ronde 2, temuin gue sebelum nasib lo akan sama dengan orang yang ada di dalam kardus ini.
Tubuhku langsung mati rasa, belum puaskah orang ini mempermainkan hidup orang lain. Aku melirik ke arah kardus, pikiran negatif terus terbesit satu persatu, dengan terburu-buru kedua tangan bergerak membuka solatip yang membalut beberapa bagian kardus. Namun, saat kardus itu sudah terbuka. Terlihat ada beberapa potongan patung plastik menyerupai tubuh manusia dipenuhi lumuran darah, dan buruknya ada kepala manekin yang dirancang menyerupai kepala Chaca, Auriel dan tentu saja aku sendiri. Aku yang ketakutan spontan berteriak histeris membuat beberapa tetangga langsung berhamburan keluar dari kamar apartemen mereka.
"Lovely, kamu kenapa? kok, teriak-teriak?"
"Ada apa sih, Mbak, ngangguin tetangga aja?"
Setidaknya itulah lontaran pertanyaan tetanggaku yang tampak bingung. "Pak, Bu, tolongin saya."
"Vi, lo kenapa?" Aku langsung menoleh ke pemilik suara berat itu. "Lo kenapa teriak-teriak?" tanyanya.
"Kai, itu," tujukku ke arah kardus.
Kailed menoleh ke arah kardus, dan dia terlihat ikut terkejud saat mengetahui apa isi kardus itu. Tetanggaku yang penasaran tingkat akut, juga ikut mendekat dan melihat isi kardus itu. Mereka yang semulanya terlihat marah dan kesal sekarang malah melontarkan tatapan ngeri. Mereka cuman bagian nonton doang, saja ngeri. Apalagi aku yang hudip dalam bayangan teror pembunuh sialan ini.
"Mbak, tahu siapa yang ngirim paket ini?" Aku cuman menggelengkan kepala.
"Coba laporin ke Polisi Mbak," saran Bu Dedes, salah satu tetanggaku.
Aku hanya mengangguk dalam diam, jujur aku tidak yakin dengan kinerja Polisi apalagi Reyhan. Sudah satu bulan kasus ini berjalan tetapi, masih tidak ada kemajuan. Binggung, sters, takut, semua merasuk menjadi satu menyerupai gado-gado. Kailed membantuku berdiri, dia juga yang menyingkirkan paket mengerikan tadi, padahal kusuruh dia untuk membuangnya. Namun, dia bilang, "Siapa tahu paket ini bisa jadi bukti atau petunjuk untuk menemukan pembunuh berantai itu."
*******
Pernah enggak, kalian bayangin jadi aku? Satu hari saja, jangan lama-lama. Bayangin betapa tersiksanya jiwa dan raga selama satu bulan, diteror, dikejar psikopat, Chaca diculik, orang yang paling kalian sayang malah marah sama kalian, pekerjaan kalian terganggu. Sudah begitu, detektif yang ditugasin buat selidikin kasus kalian malah kelakuannya tidak jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
l WILL KILL YOU { TAMAT }
Mistero / ThrillerCover edit by : Canva+painters {Kalau ada tanda ✔ artinya itu sudah revisi} Rank: 1#pembunuhanberantai (26 April 2021) 2#fakeboy (17 April 2021) [Punya darah rendah, baca ini deh biar jadi darah tinggi. Selalu positif thingking sama orang, baca ini...