Sekarang aku tahu bedanya orang bodoh dengan orang yang berpura-pura bodoh.
*
*
*
Happy Reading 😉Di sinilah aku, berdiri kokoh dengan hati rapuh. Berusaha menghapus jejak air mata agar tidak terlihat lemah, masih setia melangkahkan kaki ke arah sebuah bangunan rumah megah yang baru saja aku tinggalkan satu jam lalu. Napas berat berembus cepat dari mulut kala tubuh ini telah berdiri di depan pintu. Benda datar ini ternyata tidak dikunci, memudahkan aku untuk masuk ke dalam. Kedua mata berotasi ke kanan dan kiri tanpa henti, memperhatikan dengan seksama setiap sudut atas rumah. Sinar infrared berkedip sempurna, membuat pekerjaanku menjadi lebih mudah. Kedua kaki kembali tergerak ke arah gudang.
Gudang terlihat begitu berantakan, banyak tetesan darah di permukaan lantai. Aku merasa semakin lemah saat kepingan memori kejadian tadi terus terlintas di otak. Namun, aku tidak boleh terus menjadi lemah apalagi sampai goyah, karena sedikit saja hal itu terjadi. Maka, sama saja dengan memberikan seratus kesempatan untuk pembunuh berantai itu. Tubuh kembali bergerak ke arah sudut gudang, terlihat di sana ada sebuah tangga besi yang disandarkan pada permukaan dinding. Kedua tangan membawa benda itu ke setiap sudut rumah---tempat CCTV terpasang--- aku lepas setiap kamera CCTV lalu, mengambil memori card-Nya.
Sekarang hanya tinggal satu kamera lagi yang belum dilepas, kamar Auriel. Namun, betapa terkejudnya aku saat sampai di kamar Auriel. Kamar yang selalu rapi dan bersih malah terlihat seperti kapal Titanic yang terbelah dua. Bantal berserakan di sudut dinding, kosmetik tidak tertata di meja rias dan malah tumpah ke mana-mana, banyak pecahan kaca entah itu pecahan gelas atau vas bunga. Ada noda darah di lantai dan terakhir terdapat obat penenang yang berserakan di lantai.
Tangga yang semula ada digenggaman tangan langsung terjatuh ke lantai. Sementara tangan kanan, memilih bergerak otomatis menutup mulut, saat menyakisan pemandangan ini. "Rel, apa yang sebenernya terjadi?" Tangan kanan beralih memunggut obat yang seharusnya sudah tidak dia konsumsi lagi. "Kenapa lo minum obat ini lagi sih, Rel?"
Tidak bisa dipungkiri kalau aku sekarang begitu hancur, air mata yang tertahan sempurna di pelupuk mata kini tumpah ruah membasari permukaan pipi. Tangan kembali memunggut tangga besi dan membenarkan posisinya di tempat kamera CCTV berada. Setelah semua memori card diambil, kuletakkan kembali kamera CCTV pada tempatnya lalu, tak lupa mengembalikan tangga ke gudang sebelum pergi.
******
"Eros keluar lo!" pintaku mirip penagih hutang.
Coba saja, aku tidak membutuhkan kemampuan spesies manusia semacan Eros. Mana sudi seorang Lovely Anandaira yang notabene adalah seorang selebgram dan beauty vlogger paling cantik datang malam-malam ke rumah buaya datar. Tangan masih setia mengedor-ngedor pintu dengan kerasnya sambil meneriaki nama pemilik rumah. Satu menit berlalu dan akhirnya usahaku membuahkan hasil. Pintu perlahan terbuka menampilakan Eros dengan pakaian santai, kaus hitam berpadu celana pendek kain berwarna hitam. Sesekali cowok satu ini menguap, sepertinya dia mau tidur hanya saja gagal karena ulahku.
"Eh, bidadari." Eros memberi jeda dengan seulas senyuaman bodoh, "Tumben ke sini pasti kangen ya, sama gue."
Haduh, gombalan anak SD dipakai untuk merayuku mana ampuh. Tersipu tidak mau muntah iya. Bibir berusaha tersenyum semanis gula agar cowok satu ini tidak membantah permintaanku nanti. "Eros lo'kan, ganteng." Eros mengangguk tenggil sambil senyum-senyum percaya diri. Aku mulai mendekat dan menatap lekat kedua matanya. "Bantuin gue dong, tapi jangan kasih tahu siapa-siapa soal ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
l WILL KILL YOU { TAMAT }
Misteri / ThrillerCover edit by : Canva+painters {Kalau ada tanda ✔ artinya itu sudah revisi} Rank: 1#pembunuhanberantai (26 April 2021) 2#fakeboy (17 April 2021) [Punya darah rendah, baca ini deh biar jadi darah tinggi. Selalu positif thingking sama orang, baca ini...