Ckitt...Tin...tin...tin...
Dini hari ini terdengar suara gesekan rem dan beberapa klakson mobil yang sedikit menganggu aktivitas di jalan tersebut. Hingga membuat beberapa pengendara menghentikan laju mobilnya barang sebentar untuk menyaksikan bagaimana tubuh seseorang yang jatuh terpental beberapa meter setelah tertabrak sebuah truk besar pengangkut peti kemas.
Donghae merasakan sakit di beberapa bagian tubuhnya akibat gesekan aspal. Bisa ia rasakan sesuatu mengalir dari dahinya dan bisa ia simpulkan jika itu darah. Apakah dirinya yang tertabrak mobil itu hanya mengalami luka ringan? Bukan, bukan Donghae korbannya. Ia selamat dari maut.
Saat kesadarannya sudah mulai kembali pemuda itu mengedarkan pandangannya berusaha melihat sekitarnya.
“Kau tidak apa nak?” tanya seorang pria paruh baya yang berlari tergopoh mendekatinya.
Donghae menggelengkan kepalanya, sebelum dibantu oleh pria tersebut untuk duduk.
“Kau terluka juga nak. Mari kita ke rumah sakit!” ujar pria tersebut.
Mendengar perkataan orang tersebut, Donghae kembali ke alam sadarnya. Matanya melotot saat mengingat sesuatu.
“Astaga Hyukie!" racaunya.
Ya ia mengingatnya. Dimana ia melihat Hyukjae dan ia ingin menghampirinya. Tapi suara klakson dan sinar terang lampu mengganggunya sebelum akhirnya ia merasakan ada seseorang mendorongnya lalu terdengar suara tubuh yang terbentur bodi mobil truk dan suara bedebum yang terdengar.
“Hyukie...” racaunya. Matanya mengedar berusaha mencari keberadaan sang kembaran.
“Orang yang menolongmu ada disana nak. Dia terluka begitu parah.”
Mengabaikan suara orang tersebut, Donghae segera berlari menghampiri tubuh Hyukjae yang berada sedikit jauh darinya. Ia mendorong beberapa orang yang menghalangi langkahnya.
“Minggir!” ujarnya seraya mendorong seorang pria dewasa yang berjongkok di dekat tubuh Hyukjae.
“Hyukie..” lirihnya saat melihat bagaimana tubuh kurus saudaranya itu terbaring dengan darah dimana-mana. Mata Hyukjae tertutup rapat.
Hyukjae lah yang menolong Donghae. Ia rela menggantikan tubuhnya untuk tertabrak mobil truk tersebut demi menyelamatkan sang kakak. Tadi ia ditengah kesakitannya ia sempat melihat Donghae tersenyum dan hendak menghampirinya, naas ada sebuah mobil yang melaju ke arah Donghae dan anak itu tidak mampu untuk menghindar hingga akhirnya dengan mengabaikan rasa sakit kepala yang teramat sangat, Hyukjae berlari secepat mungkin demi menyelamatkan sang kakak. Naas, pada akhirnya ia terpental beberapa meter.
Mengabaikan rasa sakit pada tubuhnya sendiri Donghae mendekati tubuh Hyukjae dan memangku kepala sang kembaran.
“Hyukie..hiks..hiks..buka matamu Hyuk. Kumohon!” tangis Donghae pecah. Air matanya mengalir deras membasahi wajah Hyukjae yang penuh darah.
“Ya Kim Hyukjae hikss buka matamu. Jangan seperti ini!” racaunya. Bahkan ia sampai menepuk-nepuk pipi Hyukjae. Mengabaikan bau anyir darah di sekitarnya, Donghae memeluk tubuh Hyukjae erat. Ia mendekatkan bibirnya ke telinga Hyukjae seraya mengucapkan kata-kata maaf.
“Hyukie hiks.. Kumohon buka matamu. Jangan tinggalkan aku hiks.. Aku belum minta maaf padamu Hyuk...” ujarnya diiringi tangisan pilu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Life Conspiracy [Completed]
Hayran KurguTentang mereka yang terjebak dalam sebuah konspirasi kehidupan. Menjadikannya terus bertanya mengapa hidup mereka seperti ini. Hingga akhirnya terungkaplah sebuah konspirasi yang tidak pernah mereka duga sebelumnya.