Afraid

402 48 10
                                    

Day 7

Sudah seminggu Rowoon tinggal bersama dengan Hyeyoon, semakin hari Rowoon semakin mengenal sifat dan karakter Hyeyoon begitu juga dengan kebiasaan gadis itu. Yang Rowoon tau bahwa gadis itu tidak pernah keluar rumah terkecuali jika hendak menjemur pakaian, selalu keluar kamar jika merasa lapar, ingin mandi, dan ingin buang air, setelah itu masuk kembali ke dalam kamarnya.

Rowoon yang memang banyak bicara dan cenderung tidak bisa diam merasa bosan ketika tinggal di sana. Bagaimana tidak, tempat tinggal yang dia tempati saat ini sama sekali tidak memiliki tv untuk sekedar hiburan. bahkan ketika ia mencoba mengajak tuan rumah bicara tak pernah di sahuti, sekedar tanya pun tak di jawab.

Sejak malam itu ketika Rowoon melanggar perjanjian yang dia sepakati, Hyeyoon tak pernah lagi berbicara dengannya. Hyeyoon seperti tidak menganggap kehadiran Rowoon, dan yang bisa dia lakukan hanya meminta maaf.

.......

09.45

Hyeyoon melihat pria tinggi itu tengah tiduran di sofa sambil memainkan Handphone. Hyeyoon mengerti mungkin pria itu merasa bosan tinggal di kosannya, dan tak seharusnya ia bersikap seperti ini kepada Rowoon, mendiamkannya karena satu kesalahan yang pria itu langgar.

Merasa seperti ada yang memperhatikan, Rowoon pun menengok dan mendapati Hyeyoon yang tengah berdiri melihat ke arahnya, sontak saja Rowoon langsung berdiri dan menghampiri gadis itu.

"Hyeyoon, sungguh aku tidak bermaksud untuk lancang, aku hanya tidak tega melihat mu tidur diluar dan kedinginan. Ku mohon maafkan aku" lagi-lagi Rowoon berusaha membujuk Hyeyoon agar gadis itu mau memaafkannya.

Drrttt...
Drrttt...

"siapa?" Hyeyoon mengangkat handphonenya yang berdering

"Astaga!! Kamu tidak menyimpan nomorku?. Hari ini pihak penerbit ingin bertemu langsung dengan mu" suara seorang pria di serbang sana terdengar memerintah Hyeyoon

"Aku tidak mau"

Hyeyoon jelas akan menolak untuk bertemu dan berinteraksi dengan oranglain.

"Kamu tak tau berterimakasih, aku sudah membantumu untuk menemukan tempat tinggal dan sudah meminjamkan uang padamu, aku juga sudah memberikan mu pekerjaan. jadi Sekarang bantulah aku sedikit, hanya datang dan temui penerbit itu apa susahnya" suara pria itu seperti mengintimidasi Hyeyoon

"Jika aku tidak mau bagaimana?" Kini suara Hyeyoon meninggi, bukankah seseorang bisa merasa emosi jika dirinya tertekan

"Aku tidak menerima penolakan! Akan aku kirimkan alamatnya lewat pesan" Sambungan itu terputus

Ingin rasanya Hyeyoon menangis saat ini, dia tak tau harus bersikap seperti apa. berinteraksi dengan Rowoon saja membuatnya merasa canggung, apalagi dengan oranglain.

Rowoon menyadari perubahan raut wajah Hyeyoon yang nampak cemas dan bingung tidak seperti yang di lihatnya tadi, kini gadis itu beberapa kali menghembuskan nafasnya dengan kasar.

"Ada apa?" Tanya Rowoon

"Aku akan keluar sebentar" ucap Hyeyoon bergegas pergi, mau tidak mau dia harus menuruti permintaan pria tadi. Hyeyoon mengambil tas kecil dan memakai masker untuk menutupi wajahnya, setelah itu tubuhnya menghilang dari balik pintu.

Rowoon di buat kebingungan, pria itu terkejut dengan fakta bahwa untuk pertama kalinya dia melihat Hyeyoon keluar rumah bukan untuk menjemur pakaian melainkan pergi yang benar-benar pergi. Ada rasa khawatir yang terbesit di hati Rowoon mengingat wajah Hyeyoon sebelum ia pergi tadi.

After Meet You (Rowoon-Hyeyoon), Completed ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang