Hari yang di tunggu Hyunjin pun datang dimana ia akan melihat Taehyung dalam keadaan hancur dan semua orang tidak ada yang berpihak padanya.
Yaitu Rapat pertemuan para pemegang saham saham disana tapi yang ada seperti pertemuan keluarga karena sebagian besar disana adalah salah satu keluarga besar mereka
"Hari ini sangat cerah yaa" ujar Hyunjin ketika sampai di depan gedung perusahaan pada sekretarisnya
"Wahh firasat ku mengatakan jika aku mendapatkan keberuntungan hari ini" ia melompat lompat kegirangan menuju ruangan rapat, dia berharap akan melihat Taehyung yang sudah luka luka di dalam bahkan lebih beruntung lagi jika ia tidak datang
"Hahaha"ia hanya tertawa tawa sendirian saat akan membuka pintu ruangan itu.
Betapa terkejutnya ia saat melihat Taehyung yang berada di sana dengan baik baik saja.
Hyunjin sekarang terasa di sambar dengan sebuah petir lalu masuk dalam badai besar. Yah dia benar, telah memasukan dirinya sendiri ke dalam masalah yang akan mengombang ambingkannya seperti badai
Terlihat di dalam sana Taehyung sudah duduk di samping kursi utama tempat Ayahnya sedang memainkan ponselnya,lalu menghadap ke arah Hyunjin
"Hai kau datang kukira kau sudah mati" sebutnya
Taehyung mengembalikan lontaran kata Hyunjin saat pertama kali memulai permainanya dengan dirinya."Haa itu.. hmm yaiyalah masak aku mati" jawab Hyunjin dengan tergagap gagap melihat Taehyung
Kemudian Taehyung mengembalikan pandangannya pada ponsel kembali seolah tidak terjadi apa apa. Hyunjin dengan kaku berlalu masuk dan duduk di tempatnya yang agak berdekatan dengan kursi Taehyung
"Apa apaan ini padahal aku jelas melihat Ayahnya marah bahkan aku juga jadi korban disana tapi sekarang dia terlihat baik baik saja lalu mengapa dia tidak mengatakan hal sedikitpun ini menyiksaku.." gelisah Hyunjin yang sedang berperang dengan pikirannya sendiri
Beberapa saat kemudian Hyunbin lalu semua keluarga besar mereka datang satu persatu mereka memulai rapat tentang pendapatan dari cabang siapa yang paling rendah hasilnya masuk ke pusat.
Hyunjin yang sedari tadi sudah gelisah mulai mengigit gigit kuku jarinya seperti orang ketakutan ia sudah tau nasibnya karena disaat seperti ini orang selalu mendengarkan penjelasan juga pendapat dari Taehyung
Jika Hyunjin tertuding hari ini dan menjatuhkan nilai sahamnya dia akan benar benar mati sesudah ini oleh kedua orang tuanya.
Karena hyunjin disuruh untuk selalu dekat dengan Taehyung agar membantu nya dalam hal hal masalah perusahaan.
Taehyung kemudian mengutarakan segala pendapatnya dari segala sisi untuk pemajuan bisnis ia memang terkenal sangat memahami hal ini sampai sampai banyak yang lelah untuk melawan pendapat darinya.
Rapat itu mulai menuju inti yang sudah ditunggu Hyunjin sedari tadi ia tidak memperdulikan hal yang lain yang penting namanya tidak tersebut nanti
"Dari segala aspek yang sudah saya lihat dalam kemajuan dari peningkatan pendapatan saham ada sebuah cabang yang selalu mengerogoti pendapatan yang masuk dan dipakai dengan keterangan yang tidak jelas dalam data perusahaan" ujar Taehyung dengan tegas di depan tempat presentasi biasanya
"Udahlah mampus nasib juga" ujar Hyunjin dalam hati sambil mengalihkan pandangannya
"Cabang dari pak minho memiliki keturunan pesat sehingga kami kekurangan sedikit kepercayaan maka dana perusahaan akan dibatasi dan saham juga dikurangi pada cabang ini" sebut Taehyung yang sontak membuat semua orang melihat ke arah Hyunjin yang mewakili Ayahnya disana
Hyunjin tidak dapat membalas pendapat dari Taehyung dan hanya menerima nasibnya lagi memang dia yang salah memulai semua ini
Rapat berakhir semua orang telah meninggalkan ruangan itu yang tersisa hanya Hyunjin yang sedang memohon pada Taehyung untuk memaafkannya.
"Tae kita kan dulu berteman sedari kecil jadi tolong maafkan aku, aku tidak akan bermain main dengan mu lagi" ujar Hyunjin yang sudah dalam keadaan berlutut di hadapannya
Taehyung tidak mendengarkan perkataannya sedari tadi hanya menatap layar ponselnya
"Dasar bodoh" ucap Taehyung meninggalkan Hyunjin yang harga dirinya sudah hancur di tambah diinjak injak oleh taehyungSudah beberapa menit berlalu Hyunjin masih terduduk dilantai ruangan itu sambil mengacak ngacak rambutnya jika sekarang ia pergi dan mengatakan hal ini kepada orang tuanya ia pasti sudah tidak berbentuk lagi padahal nilainya juga jelek akan dianggap apa lagi dia.
"Apa yang harus kulakukan, apa yang harus kulakukan..." ujarnya sambil memukul mukul kepala nya sendirian seperti orang stres
Kemudian ponsel hyunjin berbunyi ia melihat nomor yang tidak dikenal menelponnya
"Halo.. siapa ?" Ujarnya saat mengangkat nomor itu
"Kau kalah yaa aku juga sudah menebak nya karena dari awal itu rencana yang bodoh" Hyunjin terkejut dengan yang barusan di dengarnya lalu melihat nomor itu lagi memang ia tidak mengenalinya sedikitpun"Siapa orang ini kenapa di tahu masalahku lagian aku tidak membicarakan hal ini dengan siapapun" benak Hyunjin
"Apa maksudmu?" Ia terpaksa membalas perkataan orang itu karena tidak ada pilihan lain
"Kau ingin kubantu?" sebutnya yang membuat Hyunjin terdiam.
Aku sambung besok lagi yaa
Follow sama vote ceritaku
Byee bye
borahae 💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Blind Affection ✓ [END]
FanfictionI think we dreaming because there's nothing good happen in our life so we hope that someday like a dream everything could be happen. But the end it still keep be dream . . . Hasil dari dirumah aja yang sudah terlalu lama :) Highest Rank: #2 : ment...