Untuk kali pertama dalam sejarah hidupnya, Nia melihat Ken berkutat di depan wastafel dapur, sibuk mencuci sesuatu.
"Wah, dalam rangka apa, nih, lo sampai cuci piring segala," cetus Nia, tapi saat dilihat dari dekat, ternyata bukan piring yang sedang Ken cuci, melainkan sebuah kotak bekal.
"Sejak kapan lo suka bawa bekal?" tanyanya lagi sambil membuka pintu kulkas.
"Ini dikasih," jawab Ken singkat.
Kepala Nia yang tadinya terhalang pintu kulkas, langsung muncul kembali.
"Dikasih temen lo," imbuh Ken, seolah paham dengan apa yang akan ditanyakan Nia selanjutnya.
"Temen gue?" ulang Nia.
Setelah menyelesaikan kegiatannya, Ken berbalik menghadap Nia sepenuhnya.
"Anaknya tante Iren, dia temen lo juga, kan?"
Kedua mata Nia langsung melebar, "Cindy yang lo maksud?" setelah menyebutnya, Nia teringat pada isi chat Ken dengan teman-temannya yang sempat dia baca beberapa waktu lalu.
"Jangan-jangan cewek yang lagi lo incer itu Cindy yang itu? Cindy Claudia? Anaknya om Rudi sama tante Iren?" tanya Nia lebih detail. Dia sampai kembali menutup pintu kulkas, saking penasarannya.
Ken mengangguk. "Dunia ternyata sesempit itu."
"Wah, berarti sekarang kalian udah deket dong?" goda Nia sambil bolak-balik melirik kotak bekal yang Ken cuci tadi.
Ken sengaja menghembuskan napasnya dengan kasar. "Yang ngasih emang Cindy, tapi itu titipan dari tante Iren. Cindy anaknya cuek banget, susah dideketinnya," keluhnya.
Nia tertawa geli. "Kalau soal itu, gue nggak kaget, sih. Dia memang rada jutek," ujarnya lalu kembali membuka pintu kulkas, mengambil sebotol minuman dingin dari sana.
"Beda banget sama tante Iren," komentar Ken sambil berjalan menjauh, hendak meninggalkan dapur.
"Ya jelas, orang bukan anak kandungnya," timpal Nia.
Ken berbalik, menghadap kakaknya yang kini menduduki salah satu kursi di meja makan. "Gelap banget bercandaan lo," ucapnya tak percaya.
"Ya udah kalau nggak percaya," sahut Nia santai.
"Jadi dia beneran?" tanya Ken masih tidak percaya.
"Iya, Ken."
Ken menarik kursi dan duduk di sebelah Nia. "Terus nyokap aslinya dimana?"
Nia terdiam sebentar, lalu menjawab dengan suara yang lebih pelan. "Udah meninggal."
Ken sangat terkejut saat mendengarnya.
"Ken, lo inget nggak, waktu mama meninggal, keluarga kita bener-bener ngerasa kehilangan," kenang Nia setelah sekian detik ruang dapurnya hanya diisi keheningan, karena Ken hanya diam saja.
"Waktu itu kita sedih banget, sampai-sampai milih buat pindah rumah, cari suasana baru," lanjut Nia.
Setelah mendengar ucapan Nia, Ken jadi tersadar, kalau kehadiran Cindy telah berdampak banyak dalam hidupnya. Buktinya, sekarang Ken sudah tidak begitu sedih saat disinggung perihal kepergian mamanya.
"Tapi Cindy, udah ngalamin hal itu waktu masih kecil."
Ken tersentak. "Maksud lo, nyokapnya meninggal waktu dia masih kecil?"
Nia mengangguk. "Cindy pernah cerita, kalau orang tua kandungnya udah cerai sejak dia kecil. Cindy ikut sama nyokapnya, sampai nyokapnya meninggal waktu dia umur sembilan tahun," jelasnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Unperfect Princess
Teen FictionTebak semua teka-teki dalam cerita ini dan temukan tokoh antagonis yang sebenarnya! Rank #1 puimek (21/07/20) #6 nanon (06/09/20) #4 jane (03/10/20) #23 ceritasma (03/12/20) #24 coldgirl (8/05/21) Ps: mohon maaf kalau chapter awal tulisan masih belu...