Samantha Lee POV
.
.
.
Aku dan Jaehyun pergi ke lorong, penghubung antara kastil dan rumah Doyoung menggunakan worm hole.
Brak.
Pintu cermin yang ada di ruangan Jess terbuka, dan aku melihat tangga menuju ke bawah dengan keadaan gelap dan mencekam.
Lantas karena itu putaran memori yang menyeramkan kembali melintas di benakku, rasa ragu menerpa hingga Jaehyun menggenggam erat tanganku. Ia meyakinkanku untuk berani, karena inilah satu-satunya cara agar semua ini cepat berakhir.
Kami masuk kedalam lorong yang gelap itu. Saat aku menapakkan kaki di tangga terakhir, tiba-tiba obor yang terdapat di sepanjang lorong menyala. Disana kami dikejutkan dengan beberapa wanita yang duduk tertunduk di lantai.
Sontak kami pun terperanjat kaget, pakaian mereka serba hitam. Batinku sudah merasakan sesuatu yang buruk akan segera terjadi, karena suasana di dalam lorong begitu dingin meskipun terdapat api obor yang menyala disana.
"S-siapa mereka?" tanyaku pada Jaehyun yang sama-sama terdiam.
Jaehyun menempelkan telunjuknya di depan bibir, memastikan diriku untuk tidak menimbulkan suara.
Mereka arwah para pelayan? Pikirku yang melihat busana para wanita itu sama seperti Julia.
Sementara mereka yang duduk di sepanjang lorong masih terdiam, mematung dengan tangan yang bertaut seperti sedang berdoa.
Aku dan Jaehyun memberanikan diri untuk melangkah ke depan, memastikan mereka tak terganggu dengan kehadiran kami.
Dengan menyorotkan mataku ke area sekitar, aku berusaha mencari benda kecil yang disebut kalung itu. Aku sama sekali tidak ingat, di lorong bagian mana Emily menjatuhkannya.
"I-itu dia!" sahut Jaehyun ketika melihat benda yang memantulkan cahaya di lantai.
Aku pun menyipitkan mataku untuk meneliti kemana arah pandangan Jaehyun.
Ya, itu kalung Emily. Tergeletak di samping seorang pelayan yang sedang tertunduk di ujung sana.
Aku menelan ludah kasar, dan dengan hati-hati aku mengulurkan lenganku untuk mengambilnya.
GRABBB...
"Akhhh.." rintihku ketika ada yang memegang lenganku dengan erat.
Arwah pelayan itu menampakkan wajahnya di hadapanku dengan tatapan yang begitu marah. "Kau bukan Azazil!"
Aku menjerit dan berusaha melepaskan tangan mengerikan itu dari lenganku.
"Sam!!!" Jaehyun berteriak.
Ketika cengkramannya terlepas, aku menolehkan pandanganku ke arah Jaehyun. Dan tiba-tiba di sekitar kami para pelayan itu berdiri dengan raut wajah menakutkan.
Ptss.
Api obor yang menyala tiba-tiba padam seketika. Tubuhku begitu gemetar karena tak menemukan Jaehyun di sekitarku.
Mataku terbelalak di kegelapan. "J-Jaehyun?"
Dia tak merespon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Skizofrenia Lee ✔️ [COMPLETED]
FanficSatu-satunya pria astral yang Sam percayai dalam hidupnya ialah teman khayalan. Semua terlihat abu-abu dengan stigma kutukan yang Ia dapat dari orang-orang di sekitarnya "Skizofrenia Lee". Sebutan gila masih terbiasa didengar oleh gadis yatim-piatu...