Flashback
.
.
.
"I'm bored," gumam Mark.
"Bisa-bisanya lo ngomong gitu Mark," ujar Taeyong merespon.
Mark mendengus kesal dan mencoba menekan tombol walkie talkie yang diberikan Paman Hyeon.
"Mr. Mark pada Sam-ganti. Rasanya Emily mulai kelaparan-ganti."
Emily sontak membulatkan matanya dan langsung merebut walkie talkie yang dipegang Mark.
"Bohong-ganti," sahut Emily.
"Yongie juga lapar-ganti," ujar Taeyong yang merebut walkie talkie itu.
Sontak Emily mendengus dan mencoba merebut walkie talkie itu kembali.
Hap.
"Mark!" pekik Emily yang melihat Mark merebutnya lebih dulu.
"Okey I'm done," ucap Mark.
Segera Mark mematikan alat itu dan beranjak dari posisi duduk menjadi berdiri. Walkie talkie itu disimpan diatas meja, lalu Mark mengitari area itu untuk melihat-lihat.
"Gila, orang yang namanya Christ itu pasti kaya raya punya rumah segede gini." Ujar Mark berkeliling.
"Malah gue serem kalau punya rumah kayak gini," sahut Taeyong.
Mark melihat sebuah lukisan keluarga Christ yang begitu besar di dinding dekat perapian. Ia meraba lukisan itu dan melihat ada yang aneh. Saat ia menyentuh pakaian Christopher, ada bagian yang menonjol pada kancing bajunya-masalahnya tidak hanya satu, tapi semua. Seperti gambar tiga dimensi. Mark mencoba melihatnya lebih dekat dan terperanjat saat kancing ketiga lepas dari tempatnya.
"Oh Shit, apa ini?" ujar Mark.
Lantas Emily dan Taeyong pun bergegas menuju arah Mark yang masih membatu, menatap kancing itu. Dirasanya benda itu bukan hanya kancing biasa, karena di belakangnya berbentuk seperti potongan puzzle.
"I'm scared right now," pekik Mark.
"Ini seperti kunci," gumam Taeyong yang merebut benda itu dari Mark.
Emily menyorotkan matanya ke sekitar, di ruangan itu terdapat empat pintu yang lain. Dan ketika Emily mendekati salah satu pintu, di bawah lubang kunci itu terdapat bentuk yang sama seperti kancing dari baju Christopher yang ada dalam lukisan. Emily kaget melihat kesamaan ini, hanya saja ia tak bisa menarik benda tersebut dari pintu. Dia beranggapan bahwa hanya satu pintu yang dapat terbuka dengan kunci kancing yang Mark temukan.
"Mark, dimana kamu menemukannya?" tanya Emily menghampiri Mark.
"Dari sana," ujar Mark menunjuk ke arah lubang kecil di baju milik Christ.
"Oke, lubang ke tiga-berarti itu kunci pintu ketiga," gumam Emily.
"What?" pekik Mark yang tidak mengerti.
Emily menghela napas, "Itu kunci, dan di semua pintu itu ada kancingnya-tapi hanya satu kancing yang cocok."
Mark ber-oh menanggapi penjelasan Emily. Mark pun menunjuk pintu Timur, di samping lorong menuju ke bagian basement.
"No, menurutku bukan. Karena lukisan itu di sini, maka pintu yang ketiga itu ada di Barat," sahut Emily.
Saat mencoba menarik kancing di pintu yang ada di Barat, Emily kaget karena kancing itu tertempel pada pintu. Sementara Mark yang mencoba melepas kancing di pintu bagian Timur berdecak kagum karena kancingnya terlepas begitu ia tarik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Skizofrenia Lee ✔️ [COMPLETED]
Fiksi PenggemarSatu-satunya pria astral yang Sam percayai dalam hidupnya ialah teman khayalan. Semua terlihat abu-abu dengan stigma kutukan yang Ia dapat dari orang-orang di sekitarnya "Skizofrenia Lee". Sebutan gila masih terbiasa didengar oleh gadis yatim-piatu...