29 - The Trap

159 40 25
                                    

Taeyong dan Paman Yul masih berada di dalam kastil, tepatnya di halaman belakang.

"Ck, Si brengsek itu sembunyi dimana sih?" desis Doyoung yang mengedarkan pandangan matanya ke arah sekitar.

Paman Yul sedikit tersenyum mendengar pernyataan itu. "Kalau yang kamu bicarakan itu tiba-tiba ada, memangnya kamu berani?"

Dengan sombong Doyoung menepuk-nepuk paha dan betisnya yang berotot. "Paman lihat ini? Biasanya aku gunakan untuk menendang samsak ketika latihan Taekwondo. Tapi kali ini Si brengsek itu yang akan jadi samsaknya."

Sontak pernyataan itu membuat Paman Yul terkekeh, ia menghembuskan napasnya dengan kasar dan menolehkan pandangannya ke atas langit. "Kamu mengingatkan Paman dulu," ujarnya.

"Umh, maksud Paman?" tanya Doyoung penasaran.

.

"Woah, benarkah? Aku tidak percaya," ujar Doyoung sembari menutup mulutnya yang menganga.

Ia tercekat, ketika mengetahui bahwa dulunya Paman Yul adalah mantan salah satu anggota gengster ternama di Seoul. Ia memutuskan hengkang pada akhirnya karena terganggu oleh kemampuan cenayangnya itu.

Paman Yul hanya tertawa melihat ekspresi Doyoung yang begitu tidak percaya. Ya dia mengerti, perawakan tubuhnya bukanlah terbilang proporsi tubuh yang kekar ataupun besar seperti anggota-anggota gengster yang lain.

"Asal kamu tahu, Paman hanya mengandalkan kecerdasan ketika melawan musuh-musuh Paman saat menjadi anggota gengster, tidak perlu dengan memamerkan otot ataupun keahlian Paman dalam bela diri."

Doyoung terhenyak mendengar penjelasan pria paruh baya di depannya itu. Ia seperti terkagum-kagum karena pikirannya baru saja terbuka luas.

"Wah...kapan-kapan ajari aku!" sahut Doyoung antusias.

Tapi tunggu.

"Paman?" tanya Doyoung yang melihat sorot mata Paman Yul meneliti sesuatu disana.

Paman Yul menunjuk seseorang ke ujung pandangannya. "I-itu adikmu?"

Pertanyaan itu sontak membuat Doyoung terperanjat kaget. Dan dengan segera menyusuri arah pandangan Paman Yul.

"Jess?!"

Terlihat Jess dengan gaun putihnya menunjukkan ekspresi sedih. Dia mengucapkan sesuatu tetapi tidak bisa terdengar oleh Doyoung dan Paman Yul. Sesekali Jess mengisyaratkan dengan menempatkan kedua lengannya seperti tanda silang. Lalu kembali ia menangis dan berlari pergi dari tempatnya.

"Jess!" Doyoung seketika berlari mengejar adiknya yang semakin menjauh.

"Doyoung! Tunggu dulu!" Paman Yul yang sedikit khawatir segera menyusul Doyoung yang berlari begitu kencang.

Sampai di pintu kastil, Doyoung menolehkan pandangannya ke arah kanan dan kiri. Mencari adiknya yang lari entah kemana.

"Jess!" Sahutnya ketika melihat Jesslyn berdiri di salah satu pintu dengan tangisannya. Kembali ia mengatakan sesuatu tanpa bersuara.

Doyoung mengernyit heran. "A-apa yang kamu coba katakan?"

"Hey! Jess, tunggu!"

Jess kembali berlari, mengarah ke pintu basemant di ruangan tengah kastil. Sementara Paman Hyeon yang larinya tidak secepat Doyoung begitu terengah, berusaha menghentikan langkah Doyoung untuk mengikuti Adiknya itu.

"Doyoung! Tunggu!" ujar Paman Yul yang melihat Doyoung turun ke bawah.

Doyoung mengitari basement yang gelap. "K-kemana dia?!"

Skizofrenia Lee ✔️ [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang