Buntu. Itulah yang sedang mereka rasakan saat ini. Entah apa lagi yang harus mereka lakukan agar semua ini berakhir.
Sam dan Jaehyun hendak kembali lagi ke dunia nyata. Mereka memutuskan untuk mencari dahulu Mark dan Emily yang menghilang entah dimana.
"HEI!!!" teriak seseorang di ujung lorong.
Sam dan Jaehyun begitu kaget ketika melihat seseorang itu di hadapan mereka. Julia.
Tatapannya begitu tegas. Ia membawa beberapa iblis di belakangnya. Sontak membuat Sam dan Jaehyun terpojok.
"Bawa dia!" titah Julia pada gerombolan iblis itu.
"Jae!!!" teriak Sam ketika dengan cepat bayangan iblis itu menyandera Jaehyun.
Hkkk.
Julia mendorong dan mencekik Sam sampai punggungnya berhimpitan dengan dinding begitu keras.
"Kembalikan kunci itu!" desis Julia di hadapan Sam.
Dengan berani Sam menatap mata Julia yang begitu marah. Anehnya, ia juga menunjukkan kesedihan dalam sorot matanya itu.
"Akhh."
Julia menguatkan cengkraman di leher Sam karena ia tak menjawab. Sam terbatuk-batuk karena merasakan napasnya yang begitu sesak.
"K—enapa?"
Julia menyipitkan kedua matanya. "Kenapa kau bilang? Karena kalian mempersulit semuanya!"
"Lepaskan dia!" teriak Jaehyun di belakang sana.
Dengan refleks sorot mata Sam mengarah ke arah Jaehyun yang sepertinya sudah pasrah dalam cengkraman iblis.
"Mempersulit? Bukannya kamu yang mempersulit adikmu untuk hidup?!" tegas Sam yang menatap geram kedua manik Julia.
"Jeffioku tak akan kesulitan jika kamu tidak ikut campur! Sebentar lagi aku akan mengembalikan raganya kembali. Dan kalian mengacaukannya!" Julia makin mempererat cengkramannya. "Selama ini kau menjadi penjaganya, tapi kenapa kau selalu ikut campur dengan kehidupannya ini hah?!"
"Apa ketika raganya kembali —ia akan mengang–gapmu sebagai Kakaknya? Setelah ia kamu jadikan tumbal?" ujar Sam yang mulai kehabisan napas.
Ia terhentak dengan perkataan Sam.
Julia menatap Jaehyun di belakang sana, sorot matanya menunjukkan rasa bersalah. Sam merasa inilah kesempatannya untuk menyadarkan kembali Julia.
"Selama ini dia tinggal bersamaku! Aku yang lebih tau tentangnya. Ia tak punya keluarga, apalagi teman. Ia tersiksa!"
"Dan apakah nanti ia akan bahagia memiliki seorang saudari sepertimu?" tanya Sam yang mulai menurunkan nada bicaranya.
Perlahan cengkraman Julia mulai mengendur. Nampaknya ia ragu karena perkataan Sam.
"Non! Lui sta mentendo Julia!" geram salah satu iblis.
Julia menoleh kembali ke arah Sam, lalu cekikannya itu kembali erat dan mendorong Sam hingga menempel ke dinding.
"K-kau harus —tanyakan sendiri —pada adik—mu!" ujar Sam terbata.
"Shut up!!!" teriak Julia menginterupsi.
Julia menatap Sam dengan nanar. Dan dengan perlahan melirik ke arah adiknya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Skizofrenia Lee ✔️ [COMPLETED]
Fiksi PenggemarSatu-satunya pria astral yang Sam percayai dalam hidupnya ialah teman khayalan. Semua terlihat abu-abu dengan stigma kutukan yang Ia dapat dari orang-orang di sekitarnya "Skizofrenia Lee". Sebutan gila masih terbiasa didengar oleh gadis yatim-piatu...